Sang Panca Wilwatikta, Jabatan Menteri yang Bikin Karut-marut Majapahit
Jum'at, 27 Oktober 2023 - 09:50 WIB
Pada awal berdirinya, Kerajaan Majapahit telah membuat sistem pemerintahan. Di antaranya membuat jabatan-jabatan strategis, untuk memudahkan kerja raja dalam memimpin kerajaan.
Sayangnya, jabatan-jabatan strategis tersebut justru menjadi momok di internal Kerajaan Majapahit, karena menjadi perebutan sejumlah bangsawan untuk bisa mengisi jabatan strategis tersebut, hingga memicu banyak pergolakan.
Kakawin Nagarakretagama menjelaskan, adanya jabatan Sang Panca Wilwatikta yang mempunyai hubungan sangat dekat dengan istana. Pada pupuh karangan Mpu Prapanca ini, dijelaskan Sang Panca Wilwatikta adalah lima orang pembesar dalam pemerintahan Majapahit, menjadi pembantu utama sang prabu dalam urusan pemerintahan.
Di antara lima pembesar tersebut, jabatan patih adalah yang tertinggi. Nagarakretagama pupuh 10/2 menyebutnya amátya ring sanágara: patih seluruh negara. Sebagaimana dijelaskan Slamet Muljana pada "Tafsir Sejarah Nagarakretagama", sebutan itu hanya diperuntukkan bagi patih Majapahit untuk membedakannya dengan patih-patih di negara bawahan, seperti Daha, Kahuripan, Wengker, Matahun, dan sebagainya.
Kakawin Nagarakretagama juga menyinggung bahwa para patih negara bawahan dan para pembesar lainnya seperti demung berkumpul di kepatihan Majapahit, yang dipimpin oleh patih Gajah Mada. Jadi, seluk-beluk pemerintahan seluruh negara ditentukan oleh patih Majapahit.
Para patih dan pembesar negara bawahan menerima perintah dari patih Majapahit, dan memberikan laporan tentang keadaan negara-negara bawahan kepada sang patih. Demikianlah patih negara bawahan, biasa disebut dengan patih saja, melaksanakan pemerintahan di negara bawahan, sedangkan patih seluruh negara memberikan perintah dan arahan tentang bagaimana menjalankan negara bawahan atau di daerah.
Sayangnya, jabatan-jabatan strategis tersebut justru menjadi momok di internal Kerajaan Majapahit, karena menjadi perebutan sejumlah bangsawan untuk bisa mengisi jabatan strategis tersebut, hingga memicu banyak pergolakan.
Kakawin Nagarakretagama menjelaskan, adanya jabatan Sang Panca Wilwatikta yang mempunyai hubungan sangat dekat dengan istana. Pada pupuh karangan Mpu Prapanca ini, dijelaskan Sang Panca Wilwatikta adalah lima orang pembesar dalam pemerintahan Majapahit, menjadi pembantu utama sang prabu dalam urusan pemerintahan.
Di antara lima pembesar tersebut, jabatan patih adalah yang tertinggi. Nagarakretagama pupuh 10/2 menyebutnya amátya ring sanágara: patih seluruh negara. Sebagaimana dijelaskan Slamet Muljana pada "Tafsir Sejarah Nagarakretagama", sebutan itu hanya diperuntukkan bagi patih Majapahit untuk membedakannya dengan patih-patih di negara bawahan, seperti Daha, Kahuripan, Wengker, Matahun, dan sebagainya.
Kakawin Nagarakretagama juga menyinggung bahwa para patih negara bawahan dan para pembesar lainnya seperti demung berkumpul di kepatihan Majapahit, yang dipimpin oleh patih Gajah Mada. Jadi, seluk-beluk pemerintahan seluruh negara ditentukan oleh patih Majapahit.
Para patih dan pembesar negara bawahan menerima perintah dari patih Majapahit, dan memberikan laporan tentang keadaan negara-negara bawahan kepada sang patih. Demikianlah patih negara bawahan, biasa disebut dengan patih saja, melaksanakan pemerintahan di negara bawahan, sedangkan patih seluruh negara memberikan perintah dan arahan tentang bagaimana menjalankan negara bawahan atau di daerah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda