Kisah Karamah Syekh Abdul Wahab Rokan Munculkan Ratusan Nasi Bungkus di Besilam
Sabtu, 02 September 2023 - 06:24 WIB
Perkampungan itu semakin berkembang dan diberilah nama Kampung Babussalam yang berarti pintu keselamatan. Masyarakat umum sering menyebutnya Bassilam atau Besilam.
Kampung Basilam atau Babussalam dibangun Syekh Abdul Wahab pada 1811-1926. Demikian nama pesantren dan masjidnya serta kegiatan tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah dipimpin Syeikh Abdul Wahab yang kemudian dikenal dengan sebutan Suluk Bassilam.
Sebagai seorang ulama sufi, Syekh Abdul Wahab Rokan cukup dikeramatkan penduduk setempat. Sejumlah cerita keramat tentang beliau cukup populer di kalangan masyarakat Langkat.
Di antara karomah beliau yang paling populer adalah ketika diadakannya gotong-royong membangun anak sungai di Kampung Babussalam. Nasi bungkus yang rencananya akan dibagikan kepada peserta gotong-royong ternyata kurang.
Nasi yang tersedia hanya 40 bungkus, sementara para pekerja berjumlah ratusan.Melihat itu, Syekh Abdul Wahab menyuruh petugas mengumpulkan kembali nasi yang sudah sempat dibagikan dalam sebuah bakul.
Kemudian ia menutupi bakul itu dengan selendangnya dan berdoa. Beberapa saat setelah itu, para petugas kemudian membagikan kembali nasi bungkus itu, dan ternyata jumlahnya berlebih.
Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan juga dikenal bisa mendorong perahu-perahu dengan mudah, padahal perahu-perahu itu sangatlah berat dan tak mampu didorong oleh seorang saja.
Kisah lain, pada saat masa masa penjajahan, Belanda mencurigai Syeikh Abdul Wahab karena tidak pernah kekurangan uang. Lantas Belanda menuduhnya telah membuat uang palsu.
Karena merasa tersinggung, Syekh Abdul Wahab meninggalkan Kampung Babussalam dan pindah ke Sumujung, Malaysia. Pada saat hijrah itulah beliau menyempatkan waktu mengembangkan tarekat Naqsyabandiyah di Malaysia.
Kampung Basilam atau Babussalam dibangun Syekh Abdul Wahab pada 1811-1926. Demikian nama pesantren dan masjidnya serta kegiatan tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah dipimpin Syeikh Abdul Wahab yang kemudian dikenal dengan sebutan Suluk Bassilam.
Sebagai seorang ulama sufi, Syekh Abdul Wahab Rokan cukup dikeramatkan penduduk setempat. Sejumlah cerita keramat tentang beliau cukup populer di kalangan masyarakat Langkat.
Di antara karomah beliau yang paling populer adalah ketika diadakannya gotong-royong membangun anak sungai di Kampung Babussalam. Nasi bungkus yang rencananya akan dibagikan kepada peserta gotong-royong ternyata kurang.
Nasi yang tersedia hanya 40 bungkus, sementara para pekerja berjumlah ratusan.Melihat itu, Syekh Abdul Wahab menyuruh petugas mengumpulkan kembali nasi yang sudah sempat dibagikan dalam sebuah bakul.
Kemudian ia menutupi bakul itu dengan selendangnya dan berdoa. Beberapa saat setelah itu, para petugas kemudian membagikan kembali nasi bungkus itu, dan ternyata jumlahnya berlebih.
Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan juga dikenal bisa mendorong perahu-perahu dengan mudah, padahal perahu-perahu itu sangatlah berat dan tak mampu didorong oleh seorang saja.
Kisah lain, pada saat masa masa penjajahan, Belanda mencurigai Syeikh Abdul Wahab karena tidak pernah kekurangan uang. Lantas Belanda menuduhnya telah membuat uang palsu.
Karena merasa tersinggung, Syekh Abdul Wahab meninggalkan Kampung Babussalam dan pindah ke Sumujung, Malaysia. Pada saat hijrah itulah beliau menyempatkan waktu mengembangkan tarekat Naqsyabandiyah di Malaysia.
tulis komentar anda