Misteri Dusun Pandak, Tempat Pelarian Raden Wijaya dari Kejaran Pasukan Singasari Kediri

Jum'at, 25 Agustus 2023 - 06:30 WIB
Kerajaan Singasari merupakan kerajaan bercorak Hindu Buddha di Jawa Timur yang berdiri sekitar tahun 1222 M. Foto/Istimewa/AI
Raden Wijaya dan pasukannya melarikan diri dari serangan Jayakatwang usai kegagalan merebut istana Tumapel atau yang dikenal dengan Singasari. Raden Wijaya mengarah ke utara dari ibu kota kerajaan atas saran Lembu Sores, salah satu pengikutnya.

Ketika pelarian itulah, Raden Wijaya singgah di sebuah dusun bernama Dusun Pandak. Konon Raden Wijaya singgah di Dusun Pandak. Di situ ia diterima dan dijamu oleh ketua desa yang bernama Macan Kuping dengan buah kelapa muda dan si patih.

Raden Wijaya terharu menerima sambutan ramah tamah itu. Kemudian ia bermaksud melanjutkan perjalanannya sebagaimana dikutip dari ”Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit”.



Di situlah salah satu pasukan andalannya bernama Gadjah Pagon terlalu letih akibat lukanya pada paha, tidak dapat ikut serta. Ia ditinggalkan di Dusun Pandak, disembunyikan di tengah ladang. Makan minumnya dijaga setiap hari oleh para penghuni desa.



Raden Wijaya meninggalkan dusun Pandak menuju Dataran. Dari situ lalu naik perahu menuju Madura. Pada Kakawin Pararaton, Dusun Pandak tidak disebut, yang disebut ialah Datar.

Dalam hal ini boleh dikatakan ada persesuaian berita antara Pararaton dan Kidung Panji Wijayakrama.



Lempengan tembaga di gunung Butak di daerah Majakerta dikeluarkan raja Kertarajasa Jayawardhana, yakni nama abiseka Raden Wijaya, pada tahun Saka 1216 atau tahun Masehi 1294 sebagian telah diterjemahkan oleh ahli bahasa kuno Belanda Dr. Brandes.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More