Lempeng Bumi Terus Aktif, BMKG Sebut Gempa Bantul Bakal Terus Terjadi
Sabtu, 01 Juli 2023 - 16:22 WIB
BANTUL - Pemicu gempa bumi magnitudo 6,0 di Bantul, DIY karena adanya tumbukan lempeng Samudra Indo-Australia atau Samudra Hindia di bawah lempeng Eurasia yang ada di bawah Pulau Jawa. Gempa yang sebelumnya disebut magnitudo 6,4 ini bakal terus terjadi karena lempeng masih aktif.
"Nah itu maka ada energi yang terlepas akibat tumbukan tadi dipicu oleh adanya bagian yang patah dari proses tumbukan tadi," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorawati Karnawati ketika mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X meninjau beberapa kerusakan akibat gempa di Gunungkidul dan Bantul, Sabtu (1/6/2023).
Namun, lanjutnya, karena bebatuannya yang cukup terjal maka gempa-gempa susulan ini relatif jumlahnya. Saat ini, gempa susulan sudah tidak banyak, semakin jarang dan kekuatannya semakin melemah.
Tren gempa susulan setelah gempa kemarin memang terus mengalami penurunan dan semakin jarang. Di mana selang waktunya semakin jarang dan kekuatannya semakin melemah sampai terendah 2,8 itu. Gempa itu tidak dirasakan oleh manusia, hanya dirasakan oleh alat saja.
"Sehingga semakin stabil lah bahasa mudahnya. Kita catat tadi terakhir masih 47 kali (gempa susulan)," ungkapnya.
Dwikorawati menjelaskan, gempa lain bisa saja terjadi karena potensi zona subduksi selatan laut jawa yang saat ini terus saja aktif.
Beberapa kejadian gempa tidak hanya di wilayah selatan DIY, Tetap di beberapa titik itu terus terjadi.
"Nah itu maka ada energi yang terlepas akibat tumbukan tadi dipicu oleh adanya bagian yang patah dari proses tumbukan tadi," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorawati Karnawati ketika mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X meninjau beberapa kerusakan akibat gempa di Gunungkidul dan Bantul, Sabtu (1/6/2023).
Namun, lanjutnya, karena bebatuannya yang cukup terjal maka gempa-gempa susulan ini relatif jumlahnya. Saat ini, gempa susulan sudah tidak banyak, semakin jarang dan kekuatannya semakin melemah.
Tren gempa susulan setelah gempa kemarin memang terus mengalami penurunan dan semakin jarang. Di mana selang waktunya semakin jarang dan kekuatannya semakin melemah sampai terendah 2,8 itu. Gempa itu tidak dirasakan oleh manusia, hanya dirasakan oleh alat saja.
"Sehingga semakin stabil lah bahasa mudahnya. Kita catat tadi terakhir masih 47 kali (gempa susulan)," ungkapnya.
Dwikorawati menjelaskan, gempa lain bisa saja terjadi karena potensi zona subduksi selatan laut jawa yang saat ini terus saja aktif.
Beberapa kejadian gempa tidak hanya di wilayah selatan DIY, Tetap di beberapa titik itu terus terjadi.
tulis komentar anda