Data Terbaru: Wilayah Berstatus Zona Merah, Kuning dan Hijau di Sulsel

Jum'at, 24 Juli 2020 - 07:17 WIB
Analisis dwi mingguan yang dilakukan oleh gugus tugas berdasarkan indikator zonasi, menempatkan beberapa kabupaten/kota masuk zona merah, kuning dan hijau. Foto : SINDOnews/Ilustrasi
MAKASSAR - Analisis dwi mingguan yang dilakukan oleh gugus tugas berdasarkan indikator zonasi, menempatkan beberapa kabupaten/kota masuk zona merah, kuning dan hijau. Untuk wilayah zona merah masih diduduki oleh kota Makassar, Kabupaten Maros, Gowa, Takalar, Jeneponto dan Parepare.

Sementara wilayah dengan zona hijau baru Kabupaten Wajo dan Toraja Utara. Adapun zona kuning dengan risiko rendah atau zona kuning adalah Enrekang, Bone dan Barru. Selain kabupaten yang tersebut sebelumnya termasuk katogeri wilayah berisiko sedang atau zona orange.

"Perubahan peta risiko berdasarkan zonasi itu sangat dinamis berdasarkan indikator epidemiologi, sistem layanan kesehatan dan surveilans. Dengan begitu di zona manapun berada, protokol kesehatan harus tetap menjadi top prioritas dalam beraktivitas," ungkap Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel,Prof Ridwan Amiruddin kepada SINDOnews

.

Dia menguraikan, jika didasari data Gugus Tugas COVID-19 Sulsel mencatat ada penambahan 129 kasus baru terkonfirmasi positif, kemarin. Sementara penambahan angka kesembuhan lebih banyak yakni 310 orang. Baca : Kelompok Anak di Sulsel Rentan Terpapar COVID-19



Dengan begitu, akumulasi kasus positif di Sulsel hingga tanggal 23 Juli 2020 dilaporkan telah mencapai 8.619 orang. Dimana 5.347 diantaranya telah dinyatakan sembuh, 287 meninggal, dan 2.985 orang masih sementara dirawat.

"Gambaran laju insidensi Covid-19 hingga sekarang relatif masih tinggi untuk wilayah Sulawesi Selatan. Pekan ini masih di kisaran 80 per 100.000 penduduk. Hal ini juga paralel atau terkonfirmasi dari positivity rate (PR) sampel sebesar 15%," beber Ridwan.

Kata Dia, besaran laju insidensi maupun positivity itu menempatkan Sulsel selalu muncul dengan kasus baru hampir dua kali lebih besar dari laju insidensi nasional. "Begitu juga dari positivity rate Sulsel masih lima kali lebih besar dari standar nasional," sambungnya.

Hal ini turut menggambarkan bahwa penularan melalui transmisi lokal terus terjadi. Sumber penularan yang tidak jelas tanpa cluster terutama di wilayah merah pusat epicentrum bergerak ke wilayah baru dan komunitas baru. Sehingga fluktuasi kasus harian terus terjadi bergantian antar daerah di Sulsel.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More