Kisah Runtuhnya Kekuasaan Amangkurat III dan Tragedi Raden Ayu Lembah
Sabtu, 03 Juni 2023 - 05:00 WIB
Perang saudara yang terjadi antara 1704-1708 ini, dimulai dengan pemberontakan yang dilakukan putra Pengeran Puger, yakni Raden Suryokusumo terhadap Amangkurat III.
Akibat peristiwa itu, keluarga Pangeran Puger ditahan. Tetapi atas nasihat Patih Sumabrata, kerabat dan keluarga Pangeran Puger yang ditahan dibebaskan.
Masih di tahun 1704, Amangkurat III akhirnya memerintahkan pasukannya untuk membunuh Pangeran Puger. Rencana ini gagal, karena Pangeran Puger sudah terlebih dahulu mengungsi ke Semarang.
Pada 1705, bersama dengan VOC, pasukan Pangeran Puger melakukan serangan dan berhasil menduduki Kartasura, pada 11 September 1705.
Tentu saja, bantuan VOC tidak gratis. VOC sengaja membantu Pangeran Puger karena punya maksud ingin menguasai wilayah Madura bagian timur. Setelah Kartasura ditaklukan, Amangkurat III hidup dalam pelarian sebagai buronan.
Dalam pelariannya, Amangkurat III membawa semua bende-bende Mataram atau pusaka-pusaka Keraton Kartasura. Pertama-tama, dia kabur ke Ponorogo, lalu ke Madiun, Malang, Blitar dan menyingkir ke wilayah Kediri.
Penangkapan Amangkurat III
Ekspedisi penangkapan Amangkurat III pun dibentuk VOC, pada 19 Juni 1707. Pasukan VOC ini dipimpin Herman de Wilde. Mereka akhirnya menangkap Amangkurat III di Surabaya, pada 1708.
Amangkurat III lalu diseret ke Batavia. Meski telah ditangkap, Amangkurat III tidak pernah mau menyerahkan pusara Keraton Kartasura, kepada Pangeran Puger. Dari Batavia, Amangkurat III dihukum dibuang ke Srilangka. Dia mangkat di sana, pada 1734.
Menurut Babad Tanah Jawi, jatuhnya pemerintahan Amangkurat III yang singkat ini akibat kutukan Amangkurat I yang menyatakan, keturunannya tidak ada yang menjadi raja kecuali satu orang, itupun hanya sebentar.
Akibat peristiwa itu, keluarga Pangeran Puger ditahan. Tetapi atas nasihat Patih Sumabrata, kerabat dan keluarga Pangeran Puger yang ditahan dibebaskan.
Masih di tahun 1704, Amangkurat III akhirnya memerintahkan pasukannya untuk membunuh Pangeran Puger. Rencana ini gagal, karena Pangeran Puger sudah terlebih dahulu mengungsi ke Semarang.
Pada 1705, bersama dengan VOC, pasukan Pangeran Puger melakukan serangan dan berhasil menduduki Kartasura, pada 11 September 1705.
Tentu saja, bantuan VOC tidak gratis. VOC sengaja membantu Pangeran Puger karena punya maksud ingin menguasai wilayah Madura bagian timur. Setelah Kartasura ditaklukan, Amangkurat III hidup dalam pelarian sebagai buronan.
Dalam pelariannya, Amangkurat III membawa semua bende-bende Mataram atau pusaka-pusaka Keraton Kartasura. Pertama-tama, dia kabur ke Ponorogo, lalu ke Madiun, Malang, Blitar dan menyingkir ke wilayah Kediri.
Penangkapan Amangkurat III
Ekspedisi penangkapan Amangkurat III pun dibentuk VOC, pada 19 Juni 1707. Pasukan VOC ini dipimpin Herman de Wilde. Mereka akhirnya menangkap Amangkurat III di Surabaya, pada 1708.
Amangkurat III lalu diseret ke Batavia. Meski telah ditangkap, Amangkurat III tidak pernah mau menyerahkan pusara Keraton Kartasura, kepada Pangeran Puger. Dari Batavia, Amangkurat III dihukum dibuang ke Srilangka. Dia mangkat di sana, pada 1734.
Menurut Babad Tanah Jawi, jatuhnya pemerintahan Amangkurat III yang singkat ini akibat kutukan Amangkurat I yang menyatakan, keturunannya tidak ada yang menjadi raja kecuali satu orang, itupun hanya sebentar.
tulis komentar anda