Kader Minta Kandidat Ketua Golkar Sulsel Tak Asal Klaim Dukungan
Kamis, 23 Juli 2020 - 15:17 WIB
Sekretaris Golkar Kabupaten Jeneponto, Suharto. Foto: Dokumen pribadi
MAKASSAR - Perebutan suara dukungan bakal calon Ketua DPD I Golkar Sulsel jelang pelaksanaan Musda ke X akhir Juli mendatang kian dinamis.
Beberapa calon yang sudah deklarasi memperebutkan posisi Ketua Golkar Sulsel itu, mulai mengklaim dukungan pemilik suara dari beberapa DPD II kabupaten dan kota.
Apalagi setelah terbitnya penetapan Mahkamah Partai yang bunyinya mengembalikan status Hoist Bachtiar dan Andi Iskandar Zulkarnain Latief sebagai Plt Ketua Golkar Kabupaten Gowa dan Sinjai.
Sekretaris Golkar Kabupaten Jeneponto, Suharto menilai, sikap kandidat mengklaim dukungan terlalu berlebihan, karena tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
"Itu calon jangan suka klaim-klaim suara bos. Jangan sampai dukungan suaranya hanya besar di media sementara faktanya di lapangan tidak seberapa. Pelan-pelan saja jangan terlalu berambisi. Ini pemilihan ketua partai bos," sindir Suharto dalam keterangannya, Kamis (23/7/2020).
Menurut Suharto, mengklaim dukungan suara juga harus rasional, jangan terlalu mengikuti nafsu politik untuk kemudian berambisi menjadi pimpinan partai.
Sebab kata Suharto, tidak semua DPD II juga mendukung calon tertentu hanya karena adanya rekomendasi dari DPP. Menurut dia, surat rekomendasi dari DPP, tidak serta merta menjadi alat untuk mengabaikan kriteria dalam konstitusi keorganisasian.
Beberapa calon yang sudah deklarasi memperebutkan posisi Ketua Golkar Sulsel itu, mulai mengklaim dukungan pemilik suara dari beberapa DPD II kabupaten dan kota.
Apalagi setelah terbitnya penetapan Mahkamah Partai yang bunyinya mengembalikan status Hoist Bachtiar dan Andi Iskandar Zulkarnain Latief sebagai Plt Ketua Golkar Kabupaten Gowa dan Sinjai.
Sekretaris Golkar Kabupaten Jeneponto, Suharto menilai, sikap kandidat mengklaim dukungan terlalu berlebihan, karena tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
"Itu calon jangan suka klaim-klaim suara bos. Jangan sampai dukungan suaranya hanya besar di media sementara faktanya di lapangan tidak seberapa. Pelan-pelan saja jangan terlalu berambisi. Ini pemilihan ketua partai bos," sindir Suharto dalam keterangannya, Kamis (23/7/2020).
Menurut Suharto, mengklaim dukungan suara juga harus rasional, jangan terlalu mengikuti nafsu politik untuk kemudian berambisi menjadi pimpinan partai.
Sebab kata Suharto, tidak semua DPD II juga mendukung calon tertentu hanya karena adanya rekomendasi dari DPP. Menurut dia, surat rekomendasi dari DPP, tidak serta merta menjadi alat untuk mengabaikan kriteria dalam konstitusi keorganisasian.
tulis komentar anda