Kadin Jabar Sebut UMKM Kunci Mempercepat Pemulihan Ekonomi
Kamis, 23 Juli 2020 - 14:05 WIB
BANDUNG - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat menyebut kunci pemulihan ekonomi ada di usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Bergeraknya sektor ini diprediksi akan mempercepat proses pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
" UMKM adalah kunci semua ini. Bagaimana UMKM bisa bergerak lagi dan dioptimalkan sehingga ekonomi bisa tumbuh," kata Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Kelembagaan & Kemitraan Kadin Jabar Tb Raditya Indrajaya, Kamis (23/7/2020). (BISA DIKLIK: 15.000 Pengusaha Konstruksi Terancam, Kadin Jabar Minta Ini ke OJK )
Raditya mengemukakan, pemilihan ekonomi yang dimulai dari UMKM perlu dilakukan secepat mungkin. Apalagi, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan 1/2020 hanya 2,7%. Pada triwulan 2 diprediksi bakal makin berat. Kondisi ini diprediksi bakal terus terjadi hingga akhir tahun. (BACA JUGA: Menggeliat Kembali, Jabar Gelar Ekraf Film Festival 2020 saat Pandemi )
Di Jawa Barat, ujar Raditya, terdapat sekitar 5 juta pelaku usaha yang masuk kategori UMKM. Mereka bisa dioptimalkan untuk menggerakkan ekonomi. Namun, mereka perlu dibantu untuk menstimulasi usahanya. Baik dalam bentuk pembinaan atau pembiayaan.
"UMKM ini kan seperti rumput. Sekarang sedang mengering, tapi kalau dikasih hujan sekali, bisa tumbuh lagi. Ini mereka harus di support. Mereka perlu disuntik modal kerja, karena tidak sedikit yang bertransformasi karena pandemi ini. Sementara modal mereka tergerus saat PSBB kemarin," ujar dia.
Peluang pemberdayaan UMKM di Jabar, tutur Raditya, bisa diambil oleh bank bjb. BUMD ini bisa menjadi generator utama. Program pemerintah yang berkaitan dengan UMKM bisa diambil bank bjb, kemudian direalisasikan di Jawa Barat. Apalagi, secara market, pangsa UMKM pun masih cukup besar.
Raditya menuturkan, kendati begitu, para pelaku usaha dan perbankan, tidak bisa berjalan sendiri. Mereka harus didukung oleh regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau lembaga terkait lainnya.
"Tapi memang OJK harus merelaksasi kebijakan nya. Karena banyak sekali pelaku usaha yang terkena relaksasi debitur, kredit macet, atau kendala lainnya. Sehingga sekarang mereka tidak bisa lagi mengakses modal usaha, terus mereka bisa dapat modal dari mana," tutur Raditya.
Dia mengungkapkan, menggerakkan sektor UMKM akan memberi dampak bagi sektor lainnya seperti usaha besar. Karena usaha besar menjadi pemegang bahan baku. Bila semua sektor itu bergerak, maka peredaran uang di masyarakat akan naik.
"Jadi jangan hanya untuk kesehatan , ekonomi juga penting. Karena kalau ekonomi tidak jalan, masyarakat setres dan akan berpengaruh ke daya tahan tubuh," ungkap dia.
Lihat Juga: Perkuat Industri Kreatif dan UMKM, Airin-Ade Hadirkan Program Kreasi serta Community Center
" UMKM adalah kunci semua ini. Bagaimana UMKM bisa bergerak lagi dan dioptimalkan sehingga ekonomi bisa tumbuh," kata Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Kelembagaan & Kemitraan Kadin Jabar Tb Raditya Indrajaya, Kamis (23/7/2020). (BISA DIKLIK: 15.000 Pengusaha Konstruksi Terancam, Kadin Jabar Minta Ini ke OJK )
Raditya mengemukakan, pemilihan ekonomi yang dimulai dari UMKM perlu dilakukan secepat mungkin. Apalagi, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan 1/2020 hanya 2,7%. Pada triwulan 2 diprediksi bakal makin berat. Kondisi ini diprediksi bakal terus terjadi hingga akhir tahun. (BACA JUGA: Menggeliat Kembali, Jabar Gelar Ekraf Film Festival 2020 saat Pandemi )
Di Jawa Barat, ujar Raditya, terdapat sekitar 5 juta pelaku usaha yang masuk kategori UMKM. Mereka bisa dioptimalkan untuk menggerakkan ekonomi. Namun, mereka perlu dibantu untuk menstimulasi usahanya. Baik dalam bentuk pembinaan atau pembiayaan.
"UMKM ini kan seperti rumput. Sekarang sedang mengering, tapi kalau dikasih hujan sekali, bisa tumbuh lagi. Ini mereka harus di support. Mereka perlu disuntik modal kerja, karena tidak sedikit yang bertransformasi karena pandemi ini. Sementara modal mereka tergerus saat PSBB kemarin," ujar dia.
Peluang pemberdayaan UMKM di Jabar, tutur Raditya, bisa diambil oleh bank bjb. BUMD ini bisa menjadi generator utama. Program pemerintah yang berkaitan dengan UMKM bisa diambil bank bjb, kemudian direalisasikan di Jawa Barat. Apalagi, secara market, pangsa UMKM pun masih cukup besar.
Raditya menuturkan, kendati begitu, para pelaku usaha dan perbankan, tidak bisa berjalan sendiri. Mereka harus didukung oleh regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau lembaga terkait lainnya.
"Tapi memang OJK harus merelaksasi kebijakan nya. Karena banyak sekali pelaku usaha yang terkena relaksasi debitur, kredit macet, atau kendala lainnya. Sehingga sekarang mereka tidak bisa lagi mengakses modal usaha, terus mereka bisa dapat modal dari mana," tutur Raditya.
Dia mengungkapkan, menggerakkan sektor UMKM akan memberi dampak bagi sektor lainnya seperti usaha besar. Karena usaha besar menjadi pemegang bahan baku. Bila semua sektor itu bergerak, maka peredaran uang di masyarakat akan naik.
"Jadi jangan hanya untuk kesehatan , ekonomi juga penting. Karena kalau ekonomi tidak jalan, masyarakat setres dan akan berpengaruh ke daya tahan tubuh," ungkap dia.
Lihat Juga: Perkuat Industri Kreatif dan UMKM, Airin-Ade Hadirkan Program Kreasi serta Community Center
(awd)
tulis komentar anda