Survei CPCS: Elektabilitas Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Turun Disalip Prabowo
Senin, 17 April 2023 - 14:39 WIB
Setelah dipastikan Piala Dunia U-20 batal, partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) menggulirkan usulan untuk bergabung membentuk koalisi besar. Prabowo menjadi capres terkuat dalam pengelompokan baru itu.
Masih terjadi tarik-menarik apakah PDIP akan bergabung juga dalam koalisi besar, atau akan mengusung capres sendiri tanpa koalisi. Meskipun menjadi capres terkuat dari PDIP, tetapi elite partai masih enggan mengungkapkan arah dukungan terhadap Ganjar.
"Dinamika soal koalisi besar dan kemungkinan PDIP untuk bergabung berpengaruh terhadap tren elektabilitas Prabowo dan Ganjar ke depan,” Hatta menerangkan.
Artinya, lanjut Hatta, peluang persaingan elekktabilitas antara kedua figur tersebut masih terbuka lebar. Hiruk-pikuk soal koalisi besar pun menenggelamkan nama Anies.
"Sikap diam Anies terhadap tim Israel dalam Piala Dunia U-20, dan masih belum solidnya partai-partai pengusung dalam Koalisi Perubahan, membuat elektabilitas Anies cenderung stagnan," jelas Hatta.
Di luar tiga besar dalam bursa capres, sejumlah nama diperkirakan akan bersaing untuk memperebutkan tiket calon wakil presiden. Urutan teratas masih diduduki oleh Ridwan Kamil (4,4 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4,1 persen), dan Sandiaga Uno (3,9 persen).
"Elektabilitas RK turun, mengingat peluang cawapres pun menipis seiring mengerucutnya poros koalisi yang ada," ungkap Hatta.
Sementara itu AHY masih harus berjuang untuk bisa mendampingi Anies, sedangkan Sandi berencana pindah dari Gerindra ke PPP untuk memperbesar peluang.
Berikutnya ada nama-nama seperti Erick Thohir (2,8 persen), Puan Maharani (2,3 persen), dan Khofifah Indar Parawansa (2,0 persen). Lalu Airlangga Hartarto (1,4 persen), Andika Perkasa (1,1 persen), Mahfud MD (1,0 persen), dan Yenny Wahid (1,0 persen).
"Erick, Airlangga, dan Mahfud mengalami peningkatan elektabilitas, sedangkan lainnya turun atau stagnan," pungkas Hatta.
Masih terjadi tarik-menarik apakah PDIP akan bergabung juga dalam koalisi besar, atau akan mengusung capres sendiri tanpa koalisi. Meskipun menjadi capres terkuat dari PDIP, tetapi elite partai masih enggan mengungkapkan arah dukungan terhadap Ganjar.
"Dinamika soal koalisi besar dan kemungkinan PDIP untuk bergabung berpengaruh terhadap tren elektabilitas Prabowo dan Ganjar ke depan,” Hatta menerangkan.
Artinya, lanjut Hatta, peluang persaingan elekktabilitas antara kedua figur tersebut masih terbuka lebar. Hiruk-pikuk soal koalisi besar pun menenggelamkan nama Anies.
"Sikap diam Anies terhadap tim Israel dalam Piala Dunia U-20, dan masih belum solidnya partai-partai pengusung dalam Koalisi Perubahan, membuat elektabilitas Anies cenderung stagnan," jelas Hatta.
Di luar tiga besar dalam bursa capres, sejumlah nama diperkirakan akan bersaing untuk memperebutkan tiket calon wakil presiden. Urutan teratas masih diduduki oleh Ridwan Kamil (4,4 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4,1 persen), dan Sandiaga Uno (3,9 persen).
"Elektabilitas RK turun, mengingat peluang cawapres pun menipis seiring mengerucutnya poros koalisi yang ada," ungkap Hatta.
Sementara itu AHY masih harus berjuang untuk bisa mendampingi Anies, sedangkan Sandi berencana pindah dari Gerindra ke PPP untuk memperbesar peluang.
Berikutnya ada nama-nama seperti Erick Thohir (2,8 persen), Puan Maharani (2,3 persen), dan Khofifah Indar Parawansa (2,0 persen). Lalu Airlangga Hartarto (1,4 persen), Andika Perkasa (1,1 persen), Mahfud MD (1,0 persen), dan Yenny Wahid (1,0 persen).
"Erick, Airlangga, dan Mahfud mengalami peningkatan elektabilitas, sedangkan lainnya turun atau stagnan," pungkas Hatta.
tulis komentar anda