Akademisi Bali Dukung Pembangunan Tersus LNG Sidakarya, Ini Alasannya
Jum'at, 14 April 2023 - 21:21 WIB
DENPASAR - Pembangunan Terminal Khusus (Tersus) LNG Sidakarya, Denpasar, Bali mendapat dukungan dari berbagai kalangan di Bali. Salah satunya akademisi Universitas Udayana Prof Ida Ayu Giriantari.
Menurutnya, kemandirian energi di Bali bukan berarti Bali ingin merdeka. Bali sangat membutuhkan energi bersih untuk mendukung sektor pariwisata yang sudah mulai pulih dari pandemi Covid-19. Saat ini kondisinya bahkan sudah terlihat normal, sehingga permintaan suplai energi sangat meningkat.
"Suplai energi Bali sampai sekarang dipasok dari Jawa lewat jalur laut, dengan kebijakan energi bersih (dari LNG) di Serangan, Sidakarya akan membuat suplai energi resilient, ketahanan energi Bali semakin tangguh," kata Guru Besar Elektro Universitas Udayana Bali ini.
Giriantari mengatakan, Bali yang mengandalkan pariwisata sebagai basis ekonomi daerah sangat terdampak jika suplai listrik terganggu. Hal ini pernah dialami Bali saat terjadinya black out beberapa waktu. Apalagi banyak event internasional digelar di Pulau Dewata.
Sebagai daerah wisata, kata Giriantari, maka kebutuhan energi bersih sangat mendesak di Bali. "Kami ingin emisi kita tekan. Target nasional zero emisi 2060 Bali target 15 tahun lebih awal atau 2045," katanya.
Untuk merealisasikannya, Giriantari menyebut perlu ada infrastruktur pembangkit listrik dari gas yang ramah lingkungan. Sebab, akan ada pengalihan dari PLTD yang mahal dan besar emisinya.
Karena itulah Prof Giriantari berharap pemerintah pusat mendukung proyek PLTG Sidakarya yang menyediakan solusi energi bersih di Bali.
Sebelumnya rencana pembangunan Tersus LNG Sidakarya terhambat dengan adanya surat dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Panjaitan yang meminta kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar tidak memberikan rekomendasi atas proyek tersebut.
Padahal proyek ini sudah melalui kajian yang matang dan mendapatkan dukungan penuh dari Pemprov Bali dan Desa Adat di sekitar lokasi.
Wakil Desa Adat Sidakarya I Ketut Loka bingung dengan surat Menko Marvest Luhut Panjaitan. "Kami berharap terwujud penataan Pantai Sidakarya, Intaran, dan Serangan dengan adanya pembangunan Tersus LNG. Karena ini harapan warga yang sudah lama diinginkan," katanya.
Menurut Ketut Loka, pembangunan Tersus LNG akan membuat warga Sidakarya bisa mengakses pantai, terutama untuk ritual adat dan agama seperti Melasti, Larung dengan penataan pantai.
Pernyataan Ketut Loka sudah disampaikan kepada Pimpinan DPRD Bali pada Rabu (12/4/2023). Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama (dari Fraksi PDIP) dan Wakil Ketua I Nyoman Sugawa Korry (Fraksi Golkar) menyatakan sepakat dengan wakil desa adat. Pimpinan DPRD Bali akan memperjuangkan bersama Gubernur Wayan Koster, termasuk jika harus mendesak kepada pemerintah pusat.
Menurutnya, kemandirian energi di Bali bukan berarti Bali ingin merdeka. Bali sangat membutuhkan energi bersih untuk mendukung sektor pariwisata yang sudah mulai pulih dari pandemi Covid-19. Saat ini kondisinya bahkan sudah terlihat normal, sehingga permintaan suplai energi sangat meningkat.
"Suplai energi Bali sampai sekarang dipasok dari Jawa lewat jalur laut, dengan kebijakan energi bersih (dari LNG) di Serangan, Sidakarya akan membuat suplai energi resilient, ketahanan energi Bali semakin tangguh," kata Guru Besar Elektro Universitas Udayana Bali ini.
Giriantari mengatakan, Bali yang mengandalkan pariwisata sebagai basis ekonomi daerah sangat terdampak jika suplai listrik terganggu. Hal ini pernah dialami Bali saat terjadinya black out beberapa waktu. Apalagi banyak event internasional digelar di Pulau Dewata.
Sebagai daerah wisata, kata Giriantari, maka kebutuhan energi bersih sangat mendesak di Bali. "Kami ingin emisi kita tekan. Target nasional zero emisi 2060 Bali target 15 tahun lebih awal atau 2045," katanya.
Untuk merealisasikannya, Giriantari menyebut perlu ada infrastruktur pembangkit listrik dari gas yang ramah lingkungan. Sebab, akan ada pengalihan dari PLTD yang mahal dan besar emisinya.
Karena itulah Prof Giriantari berharap pemerintah pusat mendukung proyek PLTG Sidakarya yang menyediakan solusi energi bersih di Bali.
Sebelumnya rencana pembangunan Tersus LNG Sidakarya terhambat dengan adanya surat dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Panjaitan yang meminta kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar tidak memberikan rekomendasi atas proyek tersebut.
Padahal proyek ini sudah melalui kajian yang matang dan mendapatkan dukungan penuh dari Pemprov Bali dan Desa Adat di sekitar lokasi.
Wakil Desa Adat Sidakarya I Ketut Loka bingung dengan surat Menko Marvest Luhut Panjaitan. "Kami berharap terwujud penataan Pantai Sidakarya, Intaran, dan Serangan dengan adanya pembangunan Tersus LNG. Karena ini harapan warga yang sudah lama diinginkan," katanya.
Menurut Ketut Loka, pembangunan Tersus LNG akan membuat warga Sidakarya bisa mengakses pantai, terutama untuk ritual adat dan agama seperti Melasti, Larung dengan penataan pantai.
Pernyataan Ketut Loka sudah disampaikan kepada Pimpinan DPRD Bali pada Rabu (12/4/2023). Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama (dari Fraksi PDIP) dan Wakil Ketua I Nyoman Sugawa Korry (Fraksi Golkar) menyatakan sepakat dengan wakil desa adat. Pimpinan DPRD Bali akan memperjuangkan bersama Gubernur Wayan Koster, termasuk jika harus mendesak kepada pemerintah pusat.
(nag)
tulis komentar anda