Pemprov Jatim Kejar Penurunan Stunting 14% di 2024
Selasa, 14 Maret 2023 - 10:13 WIB
SURABAYA - Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak menekankan pentingnya penguatan pada tiga unsur yang berkontribusi langsung pada keadaan stunting di lapangan. Yakni kader PKK, penyuluh KB, dan bidan.
Hal ini penting memaksimalkan usaha mencapai target penurunan stunting ke angka 14% pada tahun 2024 mendatang. "Kita juga harus fokus memberikan apresiasi dan penguatan kepada unsur kader PKK, penyuluh KB, dan bidan," ujar Arumi saat menjadi narasumber di Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Kemitraan Tingkat Provinsi Jawa Timur 2023 di Surabaya, Senin (13/3/2023).
Arumi menilai, penguatan pada tiga unsur tersebut menjadi penting, mengingat merekalah yang bersinggungan secara langsung dengan keluarga. Sehingga, jika setiap unsur dapat meningkatkan kinerja, target penurunan 14% akan mudah dicapai.
"Harapannya unsur-unsur ini kerjanya bisa lebih serentak, lebih terstruktur, dan juga bisa menampung aspirasi ataupun pengalaman pembelajaran yang sudah didapat," pungkasnya.
Baca juga: Dorong Inovasi, Menteri PANRB Luncurkan Kompetisi Pelayanan Publik
Selain itu, setiap orang juga harus dapat mengidentifikasi masalah yang ada. Terutama akan perilaku keluarga yang meskipun paham tentang bahaya stunting, masih tidak bisa menerima jika anak-anaknya diklaim stunting.
"Mereka sebetulnya paham, tetapi mereka sulit menerima kalau anaknya tergolong stunting. Jadi biasanya responnya berbagai macam, salah satunya adalah tidak kembali ke fasilitas kesehatan karena takut. Hal yang seperti ini yang harus dihindari," terangnya.
Pemerintah sendiri, menurut Arumi telah mengusung berbagai program strategis untuk mempercepat penurunan stunting. Mulai dari penurunan SK Gubernur terkait Tim Percepatan Penurunan Stunting, program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) untuk penguatan pola asuh, maupun program Cegah Perkawinan Anak (Cepak).
Hal ini penting memaksimalkan usaha mencapai target penurunan stunting ke angka 14% pada tahun 2024 mendatang. "Kita juga harus fokus memberikan apresiasi dan penguatan kepada unsur kader PKK, penyuluh KB, dan bidan," ujar Arumi saat menjadi narasumber di Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Kemitraan Tingkat Provinsi Jawa Timur 2023 di Surabaya, Senin (13/3/2023).
Arumi menilai, penguatan pada tiga unsur tersebut menjadi penting, mengingat merekalah yang bersinggungan secara langsung dengan keluarga. Sehingga, jika setiap unsur dapat meningkatkan kinerja, target penurunan 14% akan mudah dicapai.
"Harapannya unsur-unsur ini kerjanya bisa lebih serentak, lebih terstruktur, dan juga bisa menampung aspirasi ataupun pengalaman pembelajaran yang sudah didapat," pungkasnya.
Baca juga: Dorong Inovasi, Menteri PANRB Luncurkan Kompetisi Pelayanan Publik
Selain itu, setiap orang juga harus dapat mengidentifikasi masalah yang ada. Terutama akan perilaku keluarga yang meskipun paham tentang bahaya stunting, masih tidak bisa menerima jika anak-anaknya diklaim stunting.
"Mereka sebetulnya paham, tetapi mereka sulit menerima kalau anaknya tergolong stunting. Jadi biasanya responnya berbagai macam, salah satunya adalah tidak kembali ke fasilitas kesehatan karena takut. Hal yang seperti ini yang harus dihindari," terangnya.
Pemerintah sendiri, menurut Arumi telah mengusung berbagai program strategis untuk mempercepat penurunan stunting. Mulai dari penurunan SK Gubernur terkait Tim Percepatan Penurunan Stunting, program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) untuk penguatan pola asuh, maupun program Cegah Perkawinan Anak (Cepak).
Lihat Juga :
tulis komentar anda