Curhat Bu Nyai se-Jatim ke Gus Muhaimin, Mulai Urusan Pendidikan hingga Dapur

Jum'at, 24 Februari 2023 - 13:17 WIB
Perwakilan ibu nyai (istri para kiai) se-Jawa Timur menyampaikan berbagai aspirasi keumatan yang ada di lingkungan pesantren kepada Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin). (Ist)
SURABAYA - Perwakilan ibu nyai (istri para kiai) se-Jawa Timur menyampaikan berbagai aspirasi keumatan yang ada di lingkungan pesantren kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin).

Selain menyampaikan aspirasi, mereka juga memberikan mandat kepada Gus Muhaimin untuk maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Aspirasi dan dukungan itu disampaikan dalam forum Mandat 99 Bu Nyai untuk Indonesia "Budal Gus" di Ponpes Terpadu Al Yasini Pasuruan, Kamis (23/2/2023).

Dari 99 Bu Nyai tersebut di antaranya Bu Nyai Zulfa, Probolinggo; Nyai Imamah, Pasuruan; Nyai Ulfatul Hasna, Sumenep; Ning Nyai Hj. Zumrotul Masruroh, Madiun; Nyai Marzuki Mustamar, Malang; Nyai Zulaiha, Banyuwangi; Nyai Idamatul Choiriyah, Trenggalek; Nyai Aminah Tohir, Sidoarjo dan Ning Ainul, Suci, Gresik.



Nyai Ucik Nurul Hidayati, Pengasuh Pondok Pesantren Putri Al-Islahiyah Pasuruan mengatakan bahwa Gus Muhaimin sudah saatnya memimpin negeri ini. “Gus Muhaimin adalah dhuriyah dari muasis Nahdlatul Ulama (NU) jalur Mbah Kiai Bisri Syansuri. Beliau juga Panglima Santri,” katanya.

Dikatakan Nyai Ucik, perjuangan Gus Muhaimin selama ini sudah nyata untuk kepentingan pesantren. “Tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional yang sebelumnya tidak ada, itu perjuangan Gus Muhaimin. Pesantren kini ada undang-undangnya. Selama ini nggak ada, alhamdulillah, itu diperhatikan Gus Muhaimin,” tuturnya.

Nyai Zulfa Badri dari Ponpes Al Mashduqiyah Probolonggo berharap jalinan komunikasi antara ulama dan umara terus diintensifkan. Sebab, tantangan mendidik anak saat ini kian kompleks. “Dengan sinergi ulama umarah di pondok pesantren bisa mengubah mental dan akhlak anak-anak kita.

Anak TPQ saja kalau bicara sekarang miris, ketika ada ustadzah menegur, mereka mengeluarkan kata maaf: binatang. Perlu ada sapaan intens umaro ulama. Saya yakin dikomando Panglima Santri bisa berubah,” katanya.

Nyai Zulfa juga menyampaikan aspirasi agar ada keterwakilan para ibu nyai sebagai pembimbing ibadah haji. “Tolong aturan soal pembimbing haji dilonggarkan. Kami ini bukan ASN jadi gugur kesempatan menjadi pembimbing haji. Mudah-mudahan Allah SWT menyertai hajat Gus Muhaimin,” harapnya.

Nyai Idamatul Choiriyah dari Kabupaten Trenggalek menyampaikan banyaknya tantangan yang dihadapi pesantren saat ini sehingga diperlukan penguatan pengasuh pesantren.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content