Ponpes di Jateng Diminta Perketat Protokol Kesehatan COVID-19

Kamis, 16 Juli 2020 - 11:32 WIB
Gubernur meninjau aktivitas belajar siswa SMP Birrul Ummah Tegalrejo Magelang,Kamis (16/7/2020). Foto/Ist
MAGELANG - Pengasuh pondok pesantren di seluruh Jawa Tengah mengetatkan protokol kesehatan dan jangan sampai pondok pesantren menjadi salah satu klaster penyebar virus COVID-19 .

Hal itu disampaikan Ganjar saat meresmikan gedung SMP Birrul Ummah Tegalrejo Magelang, Kamis (16/7/2020). Hadir dalam kesempatan itu, sejumlah pengasuh pondok pesantren dan lembaga keagamaan lain di Kabupaten Magelang. (BACA JUGA: Depresi, Pasien RS Ananda Purwokerto Nekat Terjun dari Lantai II)

"Kemarin saya diundang rapat oleh pak Presiden. Ada dua hal yang dibahas, pertama soal covid-19, kedua soal ekonomi. Nah yang soal covid ini, intinya Presiden mengingatkan bahwa belum selesai, sehingga protokol kesehatan harus dilaksanakan dengan disiplin," kata Ganjar.

Ia menerangkan, sudah banyak pondok pesantren yang melakukan aktivitasnya di Jawa Tengah. Sejumlah santri dari berbagai daerah sudah masuk ke Jateng untuk menuntut ilmu di pondok-pondok pesantren itu.

"Saya kemarin mendapat pesan dari beberapa anak NU muda di berbagai negara. Intinya mereka meminta agar ada upaya pencegahan penularan Covid-19 di pondok pesantren. Mereka tidak rela, Romo Kyai dan Ibu Nyai pengasuh pondok pesantren meninggal karena covid," terangnya.



Oleh sebab itu, pihaknya meminta seluruh pengasuh pondok pesantren memperketat protokol kesehatan. Semua aktivitas santri harus disiplin, termasuk pakai masker, jaga jarak dan rajin cuci tangan pakai sabun.

"Persoalannya banyak pondok pesantren yang airnya tidak mengalir, kalau wudhu atau mandi di kolam. Ini yang harus dibenahi, termasuk saat santri mengaji atau tidur," jelasnya. (BACA JUGA: Jelang Kurban Waspada Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia!)

Dalam kesempatan itu, Yayasan Birrul Ummah Tegalrejo mendapat bantuan Rp60 juta. Sebelumnya, pihak yayasan juga mendapat bantuan Rp100 juta yang telah digunakan untuk membantun empat ruang kelas sekolah.

"Kami memiliki SMP berbasis pesantren yang kami dirikan pada 2017 lalu. Alhamdulillah dengan gotong royong masyarakat dan bantuan dari pemerintah ini, kami bisa membangun ruang kelas untuk belajar mengajar para santri," jelasnya.

Zainul juga memastikan, bahwa kegiatan belajar mengajar di yayasannya semuanya menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Kami berusaha agar santri disiplin, baik di dalam pondok maupun di sekolah," pungkasnya.
(vit)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More