Kronologi Risma Bersujud di Kaki Guru SLB, Berawal dari Janji Hibah Lahan
Selasa, 21 Februari 2023 - 15:33 WIB
BANDUNG - Peristiwa mengejutkan terjadi saat kunjungan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, di Balai Wyata Guna di Jalan Pajajaran, Kota Bandung. Risma mendadak bersujud di hadapan staf pengajar SLB Wyata Guna, usai ditagih janji soal hibah lahan.
Risma tiba-tiba sujud setelah salah seorang guru Sekolah Luar Biasa (SLB) membahas kondisi SLB Negeri A Pajajaran di sekitar Kafe Wyata Guna.
Para pengajar itu menagih janji Menteri Sosial yang rencananya akan menghibahkan lahan seluas 1.600 meter persegi di kawasan Balai Wyata Guna. Momen tersebut terjadi saat Risma dan staf pengajar melakukan diskusi santai.
Asalnya diskusi berjalan santai, namun Risma terus dituntut agar merealisasikan janjinya tersebut. Perbincangan pun berlangsung alot, sampai akhirnya Risma menerangkan agar pihak sekolah jangan hanya memikirkan lahan hibah saja, tetapi juga pekerjaan yang akan dijalani para siswa disabilitas setelah lulus.
Kata Risma, kawasan Wyataguna ini diharapkan bisa dimanfaatkan seluruhnya oleh para disabilitas.
Setelah Risma memberikan penjelasan ihwal hibah lahan, masih ada staf pengajar yang menyanggah pernyataan Risma. Seorang pengajar perempuan yang juga penyandang tunanetra berbicara dari belakang kerumunan, jika perjuangan yang mereka lakukan bukan untuk kepentingan mereka.
“Kami juga bukan untuk kepentingan pribadi bu. Makanya bu, kata saya kita berbagi. Tapi tolong direalisasikan,” timpal pengajar itu, Rabu (21/2/2023).
Risma tiba-tiba sujud setelah salah seorang guru Sekolah Luar Biasa (SLB) membahas kondisi SLB Negeri A Pajajaran di sekitar Kafe Wyata Guna.
Para pengajar itu menagih janji Menteri Sosial yang rencananya akan menghibahkan lahan seluas 1.600 meter persegi di kawasan Balai Wyata Guna. Momen tersebut terjadi saat Risma dan staf pengajar melakukan diskusi santai.
Asalnya diskusi berjalan santai, namun Risma terus dituntut agar merealisasikan janjinya tersebut. Perbincangan pun berlangsung alot, sampai akhirnya Risma menerangkan agar pihak sekolah jangan hanya memikirkan lahan hibah saja, tetapi juga pekerjaan yang akan dijalani para siswa disabilitas setelah lulus.
Kata Risma, kawasan Wyataguna ini diharapkan bisa dimanfaatkan seluruhnya oleh para disabilitas.
Setelah Risma memberikan penjelasan ihwal hibah lahan, masih ada staf pengajar yang menyanggah pernyataan Risma. Seorang pengajar perempuan yang juga penyandang tunanetra berbicara dari belakang kerumunan, jika perjuangan yang mereka lakukan bukan untuk kepentingan mereka.
“Kami juga bukan untuk kepentingan pribadi bu. Makanya bu, kata saya kita berbagi. Tapi tolong direalisasikan,” timpal pengajar itu, Rabu (21/2/2023).
tulis komentar anda