Pemberian Gelar Bapak Pembangunan Adalah Operasi Intelijen untuk Hentikan Kekuasaan Soeharto

Sabtu, 11 Februari 2023 - 03:15 WIB
Bersama Ali Moertopo, ia memutar akal bagaimana Soeharto bersedia meletakkan jabatan dengan kesadarannya sendiri.

Munculah gagasan mencoba cara Jawa, yaitu memangku Pak Harto agar puas menjadi tokoh senior sekaligus bapak bangsa.

Yoga juga sudah menyiapkan jawaban jika nantinya timbul pertanyaan dari Soeharto, siapa yang layak jadi penggantinya, yakni generasi peralihan dari angkatan 45.

Cara Jawa memangku Soeharto adalah dengan menggulirkan pemberian gelar Bapak Pembangunan. Gelar dimaknai sebagai puncak prestasi, pengabdian dan sekaligus penghargaan rakyat.

“Tentu saja ini adalah sebuah operasi yang sangat-sangat rahasia dan peka karena menyangkut masalah perasaan yang berkelindan dengan kekuasaan”.

Operasi pemberian gelar Bapak Pembangunan berhasil diwujudkan, namun misi menghentikan Soeharto melanjutkan kepemimpinan gagal. Di luar rencana, ada sejumlah pihak yang memanfaatkan situasi itu.

Pak Harto tetap maju kembali sebagai Presiden Indonesia periode 1983-1988. Dua tahun pemerintahan berjalan, apa yang dicemaskan Yoga Sugomo semakin terlihat indikasinya.

Yoga memutuskan tidak lagi memakai cara Jawa. Dalam sebuah pertemuan rutin di bulan Mei tahun 1985, ia terang-terangan menyarankan Soeharto untuk berjiwa besar, legowo lengser keprabon dan tidak maju lagi pada pemilu berikutnya (1988).

Yoga beralasan pada tahun 1988 Pak Harto sudah berkuasa 22 tahun dan usianya sudah menginjak 67 tahun. Periode 1983-1988 juga merupakan puncak kepemimpinan Pak Harto.

Termasuk alasan jaringan informasi yang semakin melemah serta bisnis keluarga yang terus membesar sekaligus berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial, juga disampaikan.

Yoga mengatakan siap mendukung dan mengamankan siapapun kader yang ditunjuk Pak Harto sebagai pengganti. Lantas apa jawaban Soeharto? Soeharto hanya diam. Ia memilih tidak menanggapi.

Yang bereaksi justru Benny Moerdani dan Sudharmono yang langsung menolak tegas jalan pikiran Yoga. Malam itu terjadi perdebatan keras dan Pak Harto tidak mengambil sikap. Isyarat berbeda justru terlihat dari Ibu Tien Soeharto, meski tidak ditampakkan terbuka.

“Ibu Tien Soeharto yang diam-diam mengamati, kemudian melintas di ruang pertemuan tersebut, seraya memberi isyarat cenderung mendukung usul Yoga,” begitu yang tertulis dalam Jenderal Yoga Loyalis di Balik Layar.

Upaya Yoga kembali gagal. Sejak peristiwa itu ia memutuskan tidak akan menemui Soeharto lagi jika tidak dipanggil. Hubungannya dengan Soeharto dan Benny Moerdani juga berubah dingin.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More