Hunian Tetap KIP Trenggalek Diresmikan, Singkatan Nama Khofifah Indar Parawansa?
Selasa, 24 Januari 2023 - 11:41 WIB
TRENGGALEK - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) melakukan percepatan pembangunan hunian tetap (huntap) bagi korban bencana tanah longsor di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek pada 18 Oktober 2022 lalu.
Huntap tersebut diberi nama KIP. KIP sendiri bukan kepanjangan dari nama Khofifah Indar Parawansa, melainkan Kampung Indar Permai. Huntap KIP diresmikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada Senin (23/1/2023). Total pembangunan huntap sebanyak 29 unit dengan anggaran mencapai Rp1,45 miliar.
Biaya pembangunan masing-masing huntap yakni Rp50 juta. Saat ini, sebanyak 25 unit rumah telah didirikan di lahan relokasi. Sementara empat rumah dibangun di lahan milik sendiri. Dana tersebut bersumber dari dana Belanja Tidak Terduga (BTT) APBD Pemprov Jatim Tahun 2022.
Khofifah mengatakan, di depan lokasi huntap masih ada lahan yang bisa digunakan sebagai sarana penguatan ekonomi masyarakat sekitar.
“Jadi berdasarkan diskusi ini akan digunakan sebagai kandang komunal atau kandang bersama. Baik bagi mereka yang ada di huntap ini maupun masyarakat yang ada di Kampung Sumurup ini,” katanya.
Baca juga: Simak Ramalan BI Soal Ekonomi Jawa Timur di 2023
Khofifah menyampaikan bahwa, berdirinya huntap milik warga terdampak bencana tanah longsor ini merupakan sinergitas dan kolaborasi berbagai jajaran pemerintah. Menurutnya, ada daerah terdampak dan berisiko terjadi tanah bergerak atau longsor maupun banjir.
"Itu kejadian di sangat banyak daerah. Maka ada beberapa solusi yang bisa segera kita lakukan. Kebetulan saja Pak Bupati menyampaikan dan Pemprov di sini memiliki lahan maka bisa langsung digunakan untuk relokasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menambahkan, masih ada tugas yang harus dilakukan oleh Pemkab Trenggalek. Yakni mencari lahan dan mendirikan huntap untuk sisa dari rumah warga terdampak yang masih belum direlokasi. Pihaknya sedang upayakan untuk mencari lahan dengan sinergi bersama Baznas.
"Kemarin ada donasi senilai kurang lebih Rp891 juta. Itu nantinya sebagian akan kita belikan tanah. Tentunya tidak dengan mengurangi jumlah hutan di Trenggalek,” ujarnya.
Salah seorang warga yang terdampak longsor dan tanah gerak, Wiwin (27) mengaku sangat terbantu dengan adanya huntap. Wiwin yang tinggal bersama suami dan dua orang anaknya menyatakan sempat tertekan dan kebingungan ketika bencana terjadi, terutama karena ia tidak tahu di mana tempat mengungsi yang aman.
"Rasanya tidak karu-karuan ketika ada bencana alam itu. Apalagi saya tidak tahu harus mengungsi ke mana. Tapi lalu ibu gubernur datang mengunjungi dan memberi tempat relokasi yang aman. Sekarang dengan adanya rumah ini kami juga bisa lebih tenang di sini bersama dua orang anak," katanya.
Huntap tersebut diberi nama KIP. KIP sendiri bukan kepanjangan dari nama Khofifah Indar Parawansa, melainkan Kampung Indar Permai. Huntap KIP diresmikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada Senin (23/1/2023). Total pembangunan huntap sebanyak 29 unit dengan anggaran mencapai Rp1,45 miliar.
Biaya pembangunan masing-masing huntap yakni Rp50 juta. Saat ini, sebanyak 25 unit rumah telah didirikan di lahan relokasi. Sementara empat rumah dibangun di lahan milik sendiri. Dana tersebut bersumber dari dana Belanja Tidak Terduga (BTT) APBD Pemprov Jatim Tahun 2022.
Khofifah mengatakan, di depan lokasi huntap masih ada lahan yang bisa digunakan sebagai sarana penguatan ekonomi masyarakat sekitar.
“Jadi berdasarkan diskusi ini akan digunakan sebagai kandang komunal atau kandang bersama. Baik bagi mereka yang ada di huntap ini maupun masyarakat yang ada di Kampung Sumurup ini,” katanya.
Baca juga: Simak Ramalan BI Soal Ekonomi Jawa Timur di 2023
Khofifah menyampaikan bahwa, berdirinya huntap milik warga terdampak bencana tanah longsor ini merupakan sinergitas dan kolaborasi berbagai jajaran pemerintah. Menurutnya, ada daerah terdampak dan berisiko terjadi tanah bergerak atau longsor maupun banjir.
"Itu kejadian di sangat banyak daerah. Maka ada beberapa solusi yang bisa segera kita lakukan. Kebetulan saja Pak Bupati menyampaikan dan Pemprov di sini memiliki lahan maka bisa langsung digunakan untuk relokasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menambahkan, masih ada tugas yang harus dilakukan oleh Pemkab Trenggalek. Yakni mencari lahan dan mendirikan huntap untuk sisa dari rumah warga terdampak yang masih belum direlokasi. Pihaknya sedang upayakan untuk mencari lahan dengan sinergi bersama Baznas.
"Kemarin ada donasi senilai kurang lebih Rp891 juta. Itu nantinya sebagian akan kita belikan tanah. Tentunya tidak dengan mengurangi jumlah hutan di Trenggalek,” ujarnya.
Salah seorang warga yang terdampak longsor dan tanah gerak, Wiwin (27) mengaku sangat terbantu dengan adanya huntap. Wiwin yang tinggal bersama suami dan dua orang anaknya menyatakan sempat tertekan dan kebingungan ketika bencana terjadi, terutama karena ia tidak tahu di mana tempat mengungsi yang aman.
"Rasanya tidak karu-karuan ketika ada bencana alam itu. Apalagi saya tidak tahu harus mengungsi ke mana. Tapi lalu ibu gubernur datang mengunjungi dan memberi tempat relokasi yang aman. Sekarang dengan adanya rumah ini kami juga bisa lebih tenang di sini bersama dua orang anak," katanya.
(msd)
tulis komentar anda