Waspadai Dampak Negatif Televisi
A
A
A
SEMARANG - Televisi merupakan media favorit masyarakat di Indonesia saat ini. Setidaknya, lebih dari 60% masyarakat menonton berbagai acara yang ditayangkan oleh media audio visual tersebut.
Meski demikian, media televisi juga memiliki banyak dampak negatif yang dapat mempengaruhi kehidupan. Untuk itu, masyarakat diminta waspada dan tidak menelan mentah-mentah apa yang ditayangkan dalam media layar kaca itu. Hal tersebut dikatakan Head Corporate Secretary iNews TV Driantama saat memberikan materi dalam acara Media Literasi, Edukasi Tontonan TV yang Baik yang diselenggarakan oleh MNC Mediadi Universitas Negeri Semarang (Unnes) kemarin.
Televisi tidak hanya menawarkan hiburan, pendidikan, dan informasi, namun kadang banyak tayangan yang tidak kurang sesuai bagi masyarakat. “Dampak negatif itu sangat berbahaya khususnya untuk anakanak dan kalangan remaja. Tidak hanya itu, masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah juga sering menjadi korban dari dampak buruk televisi,” papar Driantama.
Kehadiran media televisi harus diwaspadai khususnya terhadap perkembangan anakanak dan remaja. Sebab, kalangan itu sering terangsang meniru apa pun yang ditayangkan televisi tanpa mampu memilah mana tayangan yang dapat dikonsumsi, mana yang tidak. “Di sinilah peran orang tua sangat penting untuk memberikan pendampingan.
Filter dari keluarga dapat menekan dampak negatif dari tayangan televisi terhadap anak-anak, seperti mengajarinya jangan menelan mentah-mentah informasi yang ada, jangan meniru jika ada acara tidakbaik, janganmudahpercaya dan sebagainya,” tandasnya. Salah satu cara mengurangi dampak negatif televisi bagi anak dengan mengurangi durasi menonton televisi.
Untuk anak usia 3–7 tahun, dalam sehari harus dibatasi menonton 30 menit saja. “Sementara untuk orang dewasa, lebih baik menonton tayangan televisi dua jam saja dalam sehari,” ucap Driantama. Selain memberikan materi tentang edukasi menonton televisi yang baik, dalam acara tersebut juga dihadirkan dua pembicara lain, yakni Adjie Soertmadjie sebagai Head Corporate Secretary RCTI dan Abdul Hakim selaku Wakil Redaktur Pelaksana KORAN SINDO.
Dalam kesempatan itu, kedua pembicara itu memberikan materi seputar jurnalistik kepada ratusan mahasiswa yang hadir. Salah satu mahasiswa, Elisabet Wara Larasati, 20, mengaku senang dengan acara yang diselenggarakan oleh MNC Media tersebut. Menurutnya, kegiatan yang diselenggarakan itu memberikan banyak informasi dan pengalaman menarik terkait televisi dan jurnalistik.
“Acaranya sangat bermanfaat khususnya bagi kami mahasiswa. Kami jadi tahu bahwa sebenarnya dalam acara televisi yang sehari-hari kami saksikan itu dapat memberikan dampak negatif. Kami juga diberi tahu bagaimana cara menekan dampak negatif itu,” paparnya. Selain itu, materi jurnalistik yang diberikan juga sangat menarik. Sebagai mahasiswi Fakultas Ekonomi, dia belum pernah mendapatkan materi tentang jurnalistik saat kuliah.
Andika prabowo
Meski demikian, media televisi juga memiliki banyak dampak negatif yang dapat mempengaruhi kehidupan. Untuk itu, masyarakat diminta waspada dan tidak menelan mentah-mentah apa yang ditayangkan dalam media layar kaca itu. Hal tersebut dikatakan Head Corporate Secretary iNews TV Driantama saat memberikan materi dalam acara Media Literasi, Edukasi Tontonan TV yang Baik yang diselenggarakan oleh MNC Mediadi Universitas Negeri Semarang (Unnes) kemarin.
Televisi tidak hanya menawarkan hiburan, pendidikan, dan informasi, namun kadang banyak tayangan yang tidak kurang sesuai bagi masyarakat. “Dampak negatif itu sangat berbahaya khususnya untuk anakanak dan kalangan remaja. Tidak hanya itu, masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah juga sering menjadi korban dari dampak buruk televisi,” papar Driantama.
Kehadiran media televisi harus diwaspadai khususnya terhadap perkembangan anakanak dan remaja. Sebab, kalangan itu sering terangsang meniru apa pun yang ditayangkan televisi tanpa mampu memilah mana tayangan yang dapat dikonsumsi, mana yang tidak. “Di sinilah peran orang tua sangat penting untuk memberikan pendampingan.
Filter dari keluarga dapat menekan dampak negatif dari tayangan televisi terhadap anak-anak, seperti mengajarinya jangan menelan mentah-mentah informasi yang ada, jangan meniru jika ada acara tidakbaik, janganmudahpercaya dan sebagainya,” tandasnya. Salah satu cara mengurangi dampak negatif televisi bagi anak dengan mengurangi durasi menonton televisi.
Untuk anak usia 3–7 tahun, dalam sehari harus dibatasi menonton 30 menit saja. “Sementara untuk orang dewasa, lebih baik menonton tayangan televisi dua jam saja dalam sehari,” ucap Driantama. Selain memberikan materi tentang edukasi menonton televisi yang baik, dalam acara tersebut juga dihadirkan dua pembicara lain, yakni Adjie Soertmadjie sebagai Head Corporate Secretary RCTI dan Abdul Hakim selaku Wakil Redaktur Pelaksana KORAN SINDO.
Dalam kesempatan itu, kedua pembicara itu memberikan materi seputar jurnalistik kepada ratusan mahasiswa yang hadir. Salah satu mahasiswa, Elisabet Wara Larasati, 20, mengaku senang dengan acara yang diselenggarakan oleh MNC Media tersebut. Menurutnya, kegiatan yang diselenggarakan itu memberikan banyak informasi dan pengalaman menarik terkait televisi dan jurnalistik.
“Acaranya sangat bermanfaat khususnya bagi kami mahasiswa. Kami jadi tahu bahwa sebenarnya dalam acara televisi yang sehari-hari kami saksikan itu dapat memberikan dampak negatif. Kami juga diberi tahu bagaimana cara menekan dampak negatif itu,” paparnya. Selain itu, materi jurnalistik yang diberikan juga sangat menarik. Sebagai mahasiswi Fakultas Ekonomi, dia belum pernah mendapatkan materi tentang jurnalistik saat kuliah.
Andika prabowo
(bbg)