Waduk Jatigede Segera Digenangi
A
A
A
SUMEDANG - Pembangunan Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang memasuki babak akhir. Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede.
PLTA berkapasitas 2 x 55 Me gawatt (MW) ini untuk men dukung program pemerintah menam bah kapasitas pembangkit listrik dengan energi ter barukan. Pemerintah men canangkan program menggenjot produksi listrik sebesar 35.000 MW.
“Soal pembebas an lahan su dah tidak ada masalah. Dari total luas lahan PLTA Jatigede 147 hektare (ha), telah berhasil dibe bas kan seluas 137 ha. Sisanya akan dikebut untuk segera dibe baskan. Dana sudah siap, sisanya tinggal pembayaran,” kata Gubernur Jabar Ahmad Heryawan saat acara groundbreaking PLTA Jatigede, di Jatigede, Kabu paten Sumedang, kemarin.
Dia mengemukakan, Pemprov Jabar telah melalui perjuang an panjang agar bisa memberikan uang ganti rugi dan kerohiman layak bagi warga yang terkena dampak pembangunan Waduk Jatigede. Seusai tawar menawar dengan pemerintah pusat, dihasilkan sebuah ke sepa kat an yang menguntungkan bagi masyarakat.
“Jika kelak akan ada kekurang an dari kesepakatan ganti rugi, kami siap menerima komplain dari masyarakat. Masalah ini dipastikan agar segera di selesaikan bersama-sama hingga tuntas. Ini hak masyarakat, ting gal pencairan dan penya lurannya saja,” ujar Gubernur.
Aher menargetkan penun tasan pembangunan dan peng operasian PLTA Jatigede pada 2019 karena permasalahan pem bebasan lahan sudah tun tas. Terkait penggenangan air, pihaknya menar getkan akan dilakukan Juni tahun ini atau selambat-lam batnya bergeser maksimal satu bulan, Juli. Jika pengairan bisa di laksanakan pada Juli, Waduk Jatigede bisa beroperasi secara penuh pada Oktober.
“Saat ini kan dilakukan grundbreaking pembangunan PLTA. Kami berharap, peng gena ngan Waduk Jatigede pun bisa dilakukan pada Juli nanti.” “Proses pembangunan PLTA mem butuhkan waktu cukup lama, 43 bulan. Jatigede punya manfaat yang sangat besar. Selain ketenagalistrikan, kehadiran waduk ini juga diperuntukan untuk air minum dan irigasi,” tutur Aher.
Dalam kesempatan tersebut, dilakukan dialog melalui vdeoconference dengan Presiden Jo kowi dan Menteri Energi Sum ber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said yang sedang berada di Kabupaten Bantul, Yog yakarta. Jokowi mengeluhkan lamanya proses pembangun an PLTA tersebut. “Lama banget, kalau bisa lebih cepat lagi. Nanti saya akan lihat ke Jatigede jika berkunjung ke Jabar,” kata Jokowi.
Dia mengaku sangat fokus mengembangkan energi baru dan terbarukan seperti angin, geothermal, hydropower, tumbuh an nabati, dan bio massa. Hal ini dilakukan demi mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil (minyak bumi). Selama 70 tahun Indonesia merdeka, ujar Presiden, total produksi listrik yang dihasilkan baru mencapai 50.000 MW. Melihat kondisi itu, banyak yang menyangsikan saat dirinya mem buat program 35.000 MW dalam lima tahun.
“Banyak keluhan dari ma sya rakat soal defisit listrik. Pem bangunan hotel dan ka was an industri kerap tersendat ka rena menung gu pasokan listrik. Ini bukan proyek ambisius, ini teren cana secara detail. Di-backup lewat regulasi supaya lebih sederhana. Saya pantau dan awasi, kita selesaikan di la pang an,” ujar Presiden.
Sementara itu, Menteri ESDM Sudirman Said menga takan, pihaknya melakukan program pembangunan ketenaga listrikan secara besar-besaran dengan target 35.000 MW di 2019. Hal ini dilakukan karena ke depan, kebutuhan listrik akan terus meningkat. “Jika ti dak bergegas maka akan terjadi ancaman krisis listrik,” kata Sudirman.
Dia menargetkan 18.000 MW diproduksi oleh PLN, sedang kan sisanya oleh swasta me lalui skema independentpo- werproducer. Kementerian ESDM ikut mendukung melalui regulasi Permen Nomor 1/2015 tentang kemudahan perizinan, sedangkan Permen Nomor 2/ - 2015 tentang pemberian in tensif bagi swasta. Terdapat pula Permen Nomor 3/2015 tentang prosedur pembelian listrik oleh PLN. Permen ini merupakan terobosan yang ditunggu-tunggu investor listrik. Tapi PLN diminta untuk menerapkan syarat ketat dalam memilih investor .
Irigasi untuk 95.000 Ha Sawah
Pembangunan Waduk Jatigede, kata Gubernur Jabar Ahmad Heryawan sangat berman faat bagi masyarakat sekitar. Baik dari sisi pasokan listrik yang lebih optimal maupun pengairan atau irigasi. “Man faatnya terhadap masyarakat sangat banyak, itu bisa mengairi 95.000 hektare sawah. Artinya, ini akan meningkatkan indeks panen di Jawa Barat,” kata Aher.
Saat ini, indeks panen padi di wilayah utara Jabar hanya mencapai 1,8 kali. Padahal, produksi padi bisa meningkat lebih dari 30%. Menurut Gubernur, Jabar memiliki 80% luas sawah berada di wilayah utara, tapi indeks panen hanya 1,8 kali. Se mentara luas sawah di wilayah se latan hanya 20% dari total se-Jabar, tapi memiliki indeks panen 2,8 kali. “Untuk mening kat kan beras padi kita (Jabar), tinggal meningkatkan indeks panen di utara, satu satunya cara yaitu irigasi. Karena itu, irigasi ini jadi jawaban bagi 95.000 hektare lahan sawah di kawasan utara. Tapi ini belum selesai masih ada 90.000 lagi,” tutur Gubernur.
Aher mengungkapkan, pembangunan Waduk Jatigede di Ka bu paten Sumedang telah dirin tis sejak 1970 dengan tu juan bisa mengairi 90.000 ha areal persawahan, mengan ti si pasi bencana banjir di daerah yang rentan seperti Indramayu dan Cirebon. Selain itu, Waduk Jatigede juga bisa dimanfaatkan sebagai menyuplai air baku untuk mi num 3.500 liter perdetik dan menghasilkan listrik 110 MW.
Namun, untuk menghasilkan lis trik secara keseluruhan ma sih ditangani Perusahaan Lis trik Negara (PLN). Kini, proyek Waduk Jatigede memasuki babak akhir realisasi. Program pembangunan waduk ini semula ditarget selesai dalam waktu 10 tahun. Na mun peme rintah memper cepat dalam waktu enam tahun.
Penda naan pembangunan Waduk Jatigede ber asal dari dua sum ber, yaitu pin jaman dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China dengan nilai US$144,067 juta dan sisanya dari Ang garan Pendapatan dan Be lanja Negara (APBN). Nilai total kontrak proyek ini US$239,573 juta de ngan kontraktor dari Indone sia, yaitu PT Wika, Waskita dan PP bersama China Sinohydro Corp.
Fauzan/ Yugi prasetyo/ ant
PLTA berkapasitas 2 x 55 Me gawatt (MW) ini untuk men dukung program pemerintah menam bah kapasitas pembangkit listrik dengan energi ter barukan. Pemerintah men canangkan program menggenjot produksi listrik sebesar 35.000 MW.
“Soal pembebas an lahan su dah tidak ada masalah. Dari total luas lahan PLTA Jatigede 147 hektare (ha), telah berhasil dibe bas kan seluas 137 ha. Sisanya akan dikebut untuk segera dibe baskan. Dana sudah siap, sisanya tinggal pembayaran,” kata Gubernur Jabar Ahmad Heryawan saat acara groundbreaking PLTA Jatigede, di Jatigede, Kabu paten Sumedang, kemarin.
Dia mengemukakan, Pemprov Jabar telah melalui perjuang an panjang agar bisa memberikan uang ganti rugi dan kerohiman layak bagi warga yang terkena dampak pembangunan Waduk Jatigede. Seusai tawar menawar dengan pemerintah pusat, dihasilkan sebuah ke sepa kat an yang menguntungkan bagi masyarakat.
“Jika kelak akan ada kekurang an dari kesepakatan ganti rugi, kami siap menerima komplain dari masyarakat. Masalah ini dipastikan agar segera di selesaikan bersama-sama hingga tuntas. Ini hak masyarakat, ting gal pencairan dan penya lurannya saja,” ujar Gubernur.
Aher menargetkan penun tasan pembangunan dan peng operasian PLTA Jatigede pada 2019 karena permasalahan pem bebasan lahan sudah tun tas. Terkait penggenangan air, pihaknya menar getkan akan dilakukan Juni tahun ini atau selambat-lam batnya bergeser maksimal satu bulan, Juli. Jika pengairan bisa di laksanakan pada Juli, Waduk Jatigede bisa beroperasi secara penuh pada Oktober.
“Saat ini kan dilakukan grundbreaking pembangunan PLTA. Kami berharap, peng gena ngan Waduk Jatigede pun bisa dilakukan pada Juli nanti.” “Proses pembangunan PLTA mem butuhkan waktu cukup lama, 43 bulan. Jatigede punya manfaat yang sangat besar. Selain ketenagalistrikan, kehadiran waduk ini juga diperuntukan untuk air minum dan irigasi,” tutur Aher.
Dalam kesempatan tersebut, dilakukan dialog melalui vdeoconference dengan Presiden Jo kowi dan Menteri Energi Sum ber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said yang sedang berada di Kabupaten Bantul, Yog yakarta. Jokowi mengeluhkan lamanya proses pembangun an PLTA tersebut. “Lama banget, kalau bisa lebih cepat lagi. Nanti saya akan lihat ke Jatigede jika berkunjung ke Jabar,” kata Jokowi.
Dia mengaku sangat fokus mengembangkan energi baru dan terbarukan seperti angin, geothermal, hydropower, tumbuh an nabati, dan bio massa. Hal ini dilakukan demi mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil (minyak bumi). Selama 70 tahun Indonesia merdeka, ujar Presiden, total produksi listrik yang dihasilkan baru mencapai 50.000 MW. Melihat kondisi itu, banyak yang menyangsikan saat dirinya mem buat program 35.000 MW dalam lima tahun.
“Banyak keluhan dari ma sya rakat soal defisit listrik. Pem bangunan hotel dan ka was an industri kerap tersendat ka rena menung gu pasokan listrik. Ini bukan proyek ambisius, ini teren cana secara detail. Di-backup lewat regulasi supaya lebih sederhana. Saya pantau dan awasi, kita selesaikan di la pang an,” ujar Presiden.
Sementara itu, Menteri ESDM Sudirman Said menga takan, pihaknya melakukan program pembangunan ketenaga listrikan secara besar-besaran dengan target 35.000 MW di 2019. Hal ini dilakukan karena ke depan, kebutuhan listrik akan terus meningkat. “Jika ti dak bergegas maka akan terjadi ancaman krisis listrik,” kata Sudirman.
Dia menargetkan 18.000 MW diproduksi oleh PLN, sedang kan sisanya oleh swasta me lalui skema independentpo- werproducer. Kementerian ESDM ikut mendukung melalui regulasi Permen Nomor 1/2015 tentang kemudahan perizinan, sedangkan Permen Nomor 2/ - 2015 tentang pemberian in tensif bagi swasta. Terdapat pula Permen Nomor 3/2015 tentang prosedur pembelian listrik oleh PLN. Permen ini merupakan terobosan yang ditunggu-tunggu investor listrik. Tapi PLN diminta untuk menerapkan syarat ketat dalam memilih investor .
Irigasi untuk 95.000 Ha Sawah
Pembangunan Waduk Jatigede, kata Gubernur Jabar Ahmad Heryawan sangat berman faat bagi masyarakat sekitar. Baik dari sisi pasokan listrik yang lebih optimal maupun pengairan atau irigasi. “Man faatnya terhadap masyarakat sangat banyak, itu bisa mengairi 95.000 hektare sawah. Artinya, ini akan meningkatkan indeks panen di Jawa Barat,” kata Aher.
Saat ini, indeks panen padi di wilayah utara Jabar hanya mencapai 1,8 kali. Padahal, produksi padi bisa meningkat lebih dari 30%. Menurut Gubernur, Jabar memiliki 80% luas sawah berada di wilayah utara, tapi indeks panen hanya 1,8 kali. Se mentara luas sawah di wilayah se latan hanya 20% dari total se-Jabar, tapi memiliki indeks panen 2,8 kali. “Untuk mening kat kan beras padi kita (Jabar), tinggal meningkatkan indeks panen di utara, satu satunya cara yaitu irigasi. Karena itu, irigasi ini jadi jawaban bagi 95.000 hektare lahan sawah di kawasan utara. Tapi ini belum selesai masih ada 90.000 lagi,” tutur Gubernur.
Aher mengungkapkan, pembangunan Waduk Jatigede di Ka bu paten Sumedang telah dirin tis sejak 1970 dengan tu juan bisa mengairi 90.000 ha areal persawahan, mengan ti si pasi bencana banjir di daerah yang rentan seperti Indramayu dan Cirebon. Selain itu, Waduk Jatigede juga bisa dimanfaatkan sebagai menyuplai air baku untuk mi num 3.500 liter perdetik dan menghasilkan listrik 110 MW.
Namun, untuk menghasilkan lis trik secara keseluruhan ma sih ditangani Perusahaan Lis trik Negara (PLN). Kini, proyek Waduk Jatigede memasuki babak akhir realisasi. Program pembangunan waduk ini semula ditarget selesai dalam waktu 10 tahun. Na mun peme rintah memper cepat dalam waktu enam tahun.
Penda naan pembangunan Waduk Jatigede ber asal dari dua sum ber, yaitu pin jaman dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China dengan nilai US$144,067 juta dan sisanya dari Ang garan Pendapatan dan Be lanja Negara (APBN). Nilai total kontrak proyek ini US$239,573 juta de ngan kontraktor dari Indone sia, yaitu PT Wika, Waskita dan PP bersama China Sinohydro Corp.
Fauzan/ Yugi prasetyo/ ant
(ftr)