Jalanan Banjir dan Pohon Bertumbangan

Selasa, 05 Mei 2015 - 10:48 WIB
Jalanan Banjir dan Pohon Bertumbangan
Jalanan Banjir dan Pohon Bertumbangan
A A A
SEMARANG - Hujan lebat yang mengguyur Kota Semarang siang kemarin membuat Jalan Siliwangi, tepatnya di dekat jalan layang (fly over) Kalibanteng tergenang.

Tak hanya itu, hujan disertai angin kencang juga membuat sejumlah pohon peneduh jalan tumbang. Pantauan KORAN SINDO di lapangan, genangan air di Jalan Siliwangi siang kemarin sekitar 30 cm. Kendaraan yang melintas, khususnya roda dua harus ekstra hati-hati agar tidak mogok terkena air. Akibatnya, kendaraan menumpuk mulai Jembatan Jembawan hingga di atas fly over Kalibanteng Semarang.

Menurut keterangan Suratman, 26, warga sekitar, air menggenangi jalan sekitar pukul 14.00 WIB. Air yang menggenangi jalur pantura tersebut berasal dari luapan Sungai Jembawan di dekat jalan itu. “Air dari sungai Jembawaninimeluapsampaikejalan. Karena hujannya sangat deras, genangan cukup tinggi,” katanya.

Genangan memang selalu terjadi di lokasi itu saat hujan turun deras. Sebabselainlokasinya lebih rendah dari kali, Sungai Jembawan sangat kecil sehingga tidak mampu menampung debit air. “Jadi kalau hujan deras pasti air dari sungai ini meluap dan menggenangi jalanan. Namun tidak berlangsung lama, air sudah surut,” ujarnya.

Sementara, pohon roboh terjadi di kawasan Randugarut Tambakaji Mangkang, Jalan Sudirman, Jalan Hasanudin dan di kawasan Pasar Johar. Kejadian terparah terjadi di Jalan Karangayu karena pohon tumbang tersebut menimpa sebuah mobil Honda Jazz bernopol H 9310 MR. Meski tidak ada korban jiwa, tapi mobil tersebut rusak cukup parah. “Memang ada beberapa pohon yang tumbang akibat hujan lebat tadi siang (kemarin). Yang terparah di Karangayu karena menimpa mobil,” kata Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang, Budi Prakosa.

Pohon yang tumbang saat hujan kemarin berjenis angsana. Di Kota Semarang, sekitar 70% pohon peneduh jalan berjenis angsana dan sudah berusia cukup tua. “Padahal sudah kami lakukan antisipasi berupa perempelan dahannya. Namun karena pohon angsana ini memang jenis pohon rapuh sehingga potensi roboh masih sangat tinggi,” tuturnya.

Dinas Kebersihan dan Pertamanan mengaku dilema. Di satu sisi, seharusnya pohon-pohon jenis angsana itu ditebang total dan diganti dengan pohon baru yang lebih kuat, tapi di sisi lain banyak masyarakat protes jika pohon itu ditebang. “Sudah kami coba di Jalan Thamrin dulu, kami tebas habis pohonnya dan diganti dengan pohon baru. Namun masyarakat banyak yang mengeluh karena panas. Kami menghadapi dilema besar terkait masalah ini,” paparnya.

Ke depan pihaknya berencana melakukan diskusi publik bersama para instansi terkait termasuk komunitas dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini. Pihaknya berharap pohon angsana yang sudah berusia tua di seluruh jalanan Kota Semarang dapat ditebang dan diremajakan dengan pohon baru yang lebih kuat.

“Pilihan terbaik adalah itu, meski satu hingga dua tahun masyarakat harus sabar karena harus panas saat di jalanan. Namun ke depan tentu itu akan lebih baik,” katanya.

Andika prabowo
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6363 seconds (0.1#10.140)