Bupati Purwakarta Luncurkan Salam Sunda
A
A
A
PURWAKARTA - Menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meluncurkan Salam Sunda.
Salam Sunda wajib dipakai dan menjadi kebiasaan seluruh pelajar mulai tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA), terutama setiap dimulainya jam pelajaran di dalam kelas.
Salam Sunda diawali dengan mengangkat kedua tangan kemudian ditempelkan di dada. Lalu, dalam posisi itu, siswa bersama-sama mengucapkan "Sampurasun" sambil membungkuk kepada gurunya. Sementara, guru yang diberi salam mengucapkan "Rampes".
"Salam Sunda adalah salah satu produk pendidikan berkarakter yang berbasis silih asih, silih asuh, dan kesantunan," kata Kang Dedi Senin (4/5/2015).
Selain pelajar, Salam Sunda juga diwajibkan bagi seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta. Salam Sunda yang pernah digunakan masyarakat zaman dulu ini menciptakan terapi saling menghormati yang lebih santun antarsesama.
"Saat Salam Sunda dalam posisi membungkuk ini merenung dan berdoa dalam waktu beberapa detik," kata Kang Dedi.
Salam Sunda yang diterapkan ini, tidak jauh berbeda dengan di Negara Jepang. Masyarakat Jepang mengucapkan salam dengan membungkuk terhadap sesamanya. Ini cerminan dari saling hormat menghormati mereka yang lebih beradab dengan lembut.
"Karakter Suku Sunda pun identik dengan sikap lemah lembutnya. Dan ini sekarang kita terapkan di Purwakarta. Bukan kami meniru masyarakat Jepang, tapi salam sepeti ini sudah diadopsi masyarakat Suku Sunda zaman dulu," tutur dia.
Salam Sunda wajib dipakai dan menjadi kebiasaan seluruh pelajar mulai tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA), terutama setiap dimulainya jam pelajaran di dalam kelas.
Salam Sunda diawali dengan mengangkat kedua tangan kemudian ditempelkan di dada. Lalu, dalam posisi itu, siswa bersama-sama mengucapkan "Sampurasun" sambil membungkuk kepada gurunya. Sementara, guru yang diberi salam mengucapkan "Rampes".
"Salam Sunda adalah salah satu produk pendidikan berkarakter yang berbasis silih asih, silih asuh, dan kesantunan," kata Kang Dedi Senin (4/5/2015).
Selain pelajar, Salam Sunda juga diwajibkan bagi seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta. Salam Sunda yang pernah digunakan masyarakat zaman dulu ini menciptakan terapi saling menghormati yang lebih santun antarsesama.
"Saat Salam Sunda dalam posisi membungkuk ini merenung dan berdoa dalam waktu beberapa detik," kata Kang Dedi.
Salam Sunda yang diterapkan ini, tidak jauh berbeda dengan di Negara Jepang. Masyarakat Jepang mengucapkan salam dengan membungkuk terhadap sesamanya. Ini cerminan dari saling hormat menghormati mereka yang lebih beradab dengan lembut.
"Karakter Suku Sunda pun identik dengan sikap lemah lembutnya. Dan ini sekarang kita terapkan di Purwakarta. Bukan kami meniru masyarakat Jepang, tapi salam sepeti ini sudah diadopsi masyarakat Suku Sunda zaman dulu," tutur dia.
(lis)