Warga Korban Sinabung Enggan Tempati Rumah Relokasi
A
A
A
MEDAN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Lingkungah Hidup dan Kehutanan dijadwalkan menyerahkan 50 rumah relokasi pengungsi Gunung Sinabung yang sudah dibangun pemerintah di Siosar, Kabupaten Karo, Selasa (5/5/2015). Tapi, Pemerintah Kabupaten Karo memastikan warganya belum akan tinggal di rumah relokasi itu.
"Kami minta maaf dulu, Pak. 50 rumah yang akan diserahkan besok itu belum akan ditempati warga kami. Karena fasilitas umum belum ada. Kemudian lahan pertanian untuk warga juga belum ada," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Karo Saberina Ginting dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Sinabung #SaveTanahKaro.
Rapat itu dihadiri Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, BNPB, Pemkab Karo, dan pimpinan Keluarga Besar Karo (KBK) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Arya Sinulingga di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Senin (4/5/2015).
Dia menyebutkan, dampak erupsi Sinabung sudah semakin parah. Saat ini, kata dia, apa pun yang ditanam warga langsung mati jika kena debu vulkanik.
"Situasi makin rumit, karena tingkat emosional masyarakat sudah tinggi. Sedikit saja salah bicara, warga bisa marah," ucapnya.
Dia menyebutkan, warga dari 16 desa yang berjumlah sekitar 1.683 kepala keluarga, meski tak lagi menjadi pengungsi tapi masih memerlukan bantuan.
"Ada sekitar 50 kepala keluarga yang masih tinggal di ladang. Kemudian warga 16 desa itu juga hidup dalam kondisi memprihatinkan. Bantuan dari kami sudah tak ada lagi karena keterbatasan anggaran," ungkapnya.
Dia menambahkan, ada usulan pembebasan kawasan hutan 400 ha untuk lahan pertanian bagi 370 kepala keluarga. Meski sudah keluar perizinannya, tapi lahan belum siap digunakan.
"Kami harapkan juga segera dikeluarkan perizinan lahan pertanian untuk 1.683 kepala keluarga," bebernya.
Direktur Perbaikan BNPB Y Dalimunthe menyebutkan, bantuan pemerintah lewat BNPB sudah banyak disalurkan ke Sinabung, yakni sekitar Rp100 miliar.
"Termasuk besok serah terima rumah pengungsi itu. Harus kami akui juga keterbatasan anggaran tak terhindarkan, karena BNPB juga menyalurkan bantuan bencana untuk daerah lain, termasuk ke Nepal," pungkasnya.
"Kami minta maaf dulu, Pak. 50 rumah yang akan diserahkan besok itu belum akan ditempati warga kami. Karena fasilitas umum belum ada. Kemudian lahan pertanian untuk warga juga belum ada," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Karo Saberina Ginting dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Sinabung #SaveTanahKaro.
Rapat itu dihadiri Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, BNPB, Pemkab Karo, dan pimpinan Keluarga Besar Karo (KBK) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Arya Sinulingga di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Senin (4/5/2015).
Dia menyebutkan, dampak erupsi Sinabung sudah semakin parah. Saat ini, kata dia, apa pun yang ditanam warga langsung mati jika kena debu vulkanik.
"Situasi makin rumit, karena tingkat emosional masyarakat sudah tinggi. Sedikit saja salah bicara, warga bisa marah," ucapnya.
Dia menyebutkan, warga dari 16 desa yang berjumlah sekitar 1.683 kepala keluarga, meski tak lagi menjadi pengungsi tapi masih memerlukan bantuan.
"Ada sekitar 50 kepala keluarga yang masih tinggal di ladang. Kemudian warga 16 desa itu juga hidup dalam kondisi memprihatinkan. Bantuan dari kami sudah tak ada lagi karena keterbatasan anggaran," ungkapnya.
Dia menambahkan, ada usulan pembebasan kawasan hutan 400 ha untuk lahan pertanian bagi 370 kepala keluarga. Meski sudah keluar perizinannya, tapi lahan belum siap digunakan.
"Kami harapkan juga segera dikeluarkan perizinan lahan pertanian untuk 1.683 kepala keluarga," bebernya.
Direktur Perbaikan BNPB Y Dalimunthe menyebutkan, bantuan pemerintah lewat BNPB sudah banyak disalurkan ke Sinabung, yakni sekitar Rp100 miliar.
"Termasuk besok serah terima rumah pengungsi itu. Harus kami akui juga keterbatasan anggaran tak terhindarkan, karena BNPB juga menyalurkan bantuan bencana untuk daerah lain, termasuk ke Nepal," pungkasnya.
(zik)