Bupati Purwakarta Akan Bangun Laboratorium Batu Akik
A
A
A
PURWAKARTA - Dalam waktu dekat, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi akan mendirikan laboratorium batu akik di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Keberadaan laboratorium ini untuk menguji batu akik agar memiliki standardisasi dan bernilai tinggi.
"Ini serius (akan membuat laboratorium). Anggarannya akan diposkan pada APBD Perubahan 2015 ini. Bila perlu, di Indonesia ini ada lembaga Otoritas Jasa Akik," ujar Kang Dedi, Minggu (3/5/2015).
Menurutnya, standardisasi batu akik sangat penting agar batu akik memiliki nilai ekonomi tinggi dan bisa sejajar dengan batu mulia lainnya.
"Untuk itu pemerintah harus segera membuat regulasi, sehingga batu akik menjadi bahan investasi yang paten, seperti logam mulia emas dan berlian," ujar kepala daerah berpenampilan nyentrik ini.
Dedi menambahkan, setelah laboratorium batu akik tersebut didirikan, masyarakat atau penggemar batu akik dapat melakukan uji lab untuk mengukur kualitas batu, tahun, dan unsur apa saja yang terkandung di dalamnya.
"Jadi, harga batu tidak dinilai hanya berdasarkan subjektivitas semata, tapi berstandar. Batu yang kualitasnya teruji lab, maka nilainya akan tinggi," ujar Kang Dedi, sapaan akrabnya.
Apalagi, lanjut dia, belakangan ini Purwakarta memiliki batu akik khas wilayahnya yakni batu akik Cikao asal Sungai Cikao, batu Ciherang asal Sungai Ciherang, batu Maniis asal Kecamatan Maniis, serta batu Cikeris asal Desa Cikeris.
"Batu akik asal Purwakarta juga nanti harus memiliki standardisasi," pungkasnya.
"Ini serius (akan membuat laboratorium). Anggarannya akan diposkan pada APBD Perubahan 2015 ini. Bila perlu, di Indonesia ini ada lembaga Otoritas Jasa Akik," ujar Kang Dedi, Minggu (3/5/2015).
Menurutnya, standardisasi batu akik sangat penting agar batu akik memiliki nilai ekonomi tinggi dan bisa sejajar dengan batu mulia lainnya.
"Untuk itu pemerintah harus segera membuat regulasi, sehingga batu akik menjadi bahan investasi yang paten, seperti logam mulia emas dan berlian," ujar kepala daerah berpenampilan nyentrik ini.
Dedi menambahkan, setelah laboratorium batu akik tersebut didirikan, masyarakat atau penggemar batu akik dapat melakukan uji lab untuk mengukur kualitas batu, tahun, dan unsur apa saja yang terkandung di dalamnya.
"Jadi, harga batu tidak dinilai hanya berdasarkan subjektivitas semata, tapi berstandar. Batu yang kualitasnya teruji lab, maka nilainya akan tinggi," ujar Kang Dedi, sapaan akrabnya.
Apalagi, lanjut dia, belakangan ini Purwakarta memiliki batu akik khas wilayahnya yakni batu akik Cikao asal Sungai Cikao, batu Ciherang asal Sungai Ciherang, batu Maniis asal Kecamatan Maniis, serta batu Cikeris asal Desa Cikeris.
"Batu akik asal Purwakarta juga nanti harus memiliki standardisasi," pungkasnya.
(zik)