Booming Batu Akik Ubah Nasib Hipdullah

Sabtu, 02 Mei 2015 - 10:27 WIB
Booming Batu Akik Ubah Nasib Hipdullah
Booming Batu Akik Ubah Nasib Hipdullah
A A A
Tren perhiasan batu akik di Indonesia belakangan ini tak terbantahkan. Mereka yang meminati pesona hasil alam ini bukan hanya dari kalangan orang tua, muda mudi dan bahkan kalangan anak-anak pun tersihir.

Kini, batu akik yang memiliki keberagaman jenis sangat mudah dijumpai di tempattempat umum. Bukan hanya di tempat khusus yang memperjual-belikan perhiasan, penjualannya pun kini telah melewati aturan ketertiban umum seperti di trotoar jalan. Pemandangan seperti itu tak hanya terjadi di Kota Cimahi dan Bandung, tapi di hampir seluruh kota di Indonesia. Kendati demikian, mewabahnya tren batu akik ini, bagi sebagian orang jadi peluang bisnis yang menjanjikan, bahkan bisa merubah nasib dan jalan hidup seseorang.

Hal itu yang dirasakan Hipdullah, 28, warga pendatang asal Sukabumi yang tinggal di Kelurahan Cigugur, Kecamatan Cimahi Selatan. Setelah mencoba menekuni ber bagai usaha. Hipdullah kemudian beralih menjadi pedagang batu akik, roda nasib pun berubah setelah penghasilan yang didapatnya terbilang lebih dari sekadar lumayan.

Dia mengaku, sebelum terjun menjadi penjual batu akik, awal nya sempat berjualan aksesoris secara berkeliling dari tahun 2005 hingga 2012. Usahanya itu dia lakukan di sekitaran Kota Cikarang dan Kabupaten Ka rawang dengan keuntungan yang didapat rata-rata per harinya hanya sebesar Rp30.000. Namun, sejak tren batu akik melejit, pria lulusan SMP ini merasa tertarik untuk mencoba peluang usaha satu ini. Sebab, di kampungnya sendiri, para perajin batu akik sudah ada sejak lama.

Dia mengatakan, di daerah Sa garanten dan Jampang, Ka - bu paten Sukabumi, perajin batu akik dari dulu memang mudah ditemui. Batu-batu akik asli dari kampungnya mudah didapat dari para penggali batu akik dengan keberagaman jenisnya. Namun, terkadang sebagian batu akik di kampungnya itu merupakan kiriman dari Lampung dan Bengkulu. “Kalau perajin batu akik seperti ini di tempat saya di Sagaranten sudah ada sebelum saya lahir juga,” ujarnya saat ditemui KORAN SINDOdi selasela aktivitas berdagangz di Pasar Cimindi, Jalan Mahar Martanegara, kemarin.

Sudah dua tahun, Hipdullah terjun jadi perajin dan penjual batu akik dengan bermodalkan batu akik berbagai jenis yang dibawa dari kampungnya, dia pun nekat membuka kios sederhana di Kabupaten Karawang. Namun, kenekatannya ini justru membuat roda nasib Hipdullah berputar 180 derajat. Sejak 2013 hingga kini, dia mengaku telah memiliki tiga kios batu akik dan mempekerjakan enam orang karyawan. Keuntungan yang didapatnya pun jauh berbeda dibandingkan saat dirinya masih berjualan aksesori. Keuntungan yang diperolehnya jadi berlipat.

“Yakalau sekarang alhamdulillah saya bisa mempekerjakan saudarasaudara saya sendiri. Dibandingkan dengan dulu jauh lah,” ucapnya. Dengan modal usaha yang terus bertambah, Hipdullah kini mencoba usaha batu akiknya ini di lantai 2 Pasar Cimindi. Dari sekian banyak batu akik yang dijualnya salah satunya ada yang bernilai Rp75 juta. Selain menjual batu akik, di kiosnyapun melayani penyepuhan batu akik yang tiap harinya banyak mendatangkan keuntungan. “Omzet sekarang karena baru buka bisa mencapai satu juta sampai dua juta untuk perharinya,” ujarnya.

Nur azis
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6583 seconds (0.1#10.140)