Jalan Alternatif KH Thohir Rusak Parah
A
A
A
SEMARANG - Jalan KH Thohir yang merupakan jalan alternatif, penghubung antara wilayah Kecamatan Pedurungan dan Kecamatan Genuk, kondisinya memprihatinkan.
Jalan di daerah pinggiran Kota Semarang tersebut rusak parah dan belum tersentuh perbaikan. Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang Suharsono mengkritik Pemkot Semarang atas rusaknya jalan tersebut. Menurutnya, infrastruktur jalan di daerah pinggiran seharusnya tetap mendapat prioritas perbaikan oleh pemkot. Kerusakan jalan tersebut bukti pemkot saat ini kurang memperhatikan infrastruktur di daerah pinggiran. “Padahal mestinya infrastruktur jalan di pinggir kota tetap mendapat porsi prioritas untuk dilakukan pembangunan,” katanya. Jalan alternatif tersebut dinilai bisa untuk memecah keramaian dan kemacetan di sepanjang Jalan Majapahit.
Namun, kerusakan Jalan KH Thohir justru dibiarkan selama bertahun-tahun tidak tersentuh perbaikan. Di wilayah Kecamatan Pedurungan juga banyak pelajar yang memanfaatkan Jalan KH Thohir untuk berangkat ke sekolah di wilayah Genuk. Begitu pula sebaliknya, pelajardari Genukyang bersekolah dan sekolahannya berada di wilayah Pedurungan.
“Kami sangat berharap agar kerusakan Jalan KH Thohir ini segera mendapat perhatian pemkot. Jalan ini merupakan jalan alternatif, terutama bagi warga yang ingin menghindari Jalan Majapahit yang sering terjadi kemacetan,” ucapnya. Kepala Dinas Bina Marga Kota Semarang Iswar Aminudin menegaskan pembangunan infrastruktur jalan tetap menjadi prioritas pemkot sebagaimana telah dilaksana pada 2014.
Tahun lalu banyak jalanjalan di daerah pinggiran yang dibangun dan kondisinya kini sudah lebih bagus. Pembangunan jalan di wilayah pinggiran belum bisa sepenuhnya dilakukan. Alasannya, perbaikan jalan di pinggiran berdasarkan prioritas. “Tapi bisa kami pastikan, jalan-jalan di pinggiran yang saat ini belum tersentuh akan segera kami perbaiki,” ucapnya.
M abduh
Jalan di daerah pinggiran Kota Semarang tersebut rusak parah dan belum tersentuh perbaikan. Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang Suharsono mengkritik Pemkot Semarang atas rusaknya jalan tersebut. Menurutnya, infrastruktur jalan di daerah pinggiran seharusnya tetap mendapat prioritas perbaikan oleh pemkot. Kerusakan jalan tersebut bukti pemkot saat ini kurang memperhatikan infrastruktur di daerah pinggiran. “Padahal mestinya infrastruktur jalan di pinggir kota tetap mendapat porsi prioritas untuk dilakukan pembangunan,” katanya. Jalan alternatif tersebut dinilai bisa untuk memecah keramaian dan kemacetan di sepanjang Jalan Majapahit.
Namun, kerusakan Jalan KH Thohir justru dibiarkan selama bertahun-tahun tidak tersentuh perbaikan. Di wilayah Kecamatan Pedurungan juga banyak pelajar yang memanfaatkan Jalan KH Thohir untuk berangkat ke sekolah di wilayah Genuk. Begitu pula sebaliknya, pelajardari Genukyang bersekolah dan sekolahannya berada di wilayah Pedurungan.
“Kami sangat berharap agar kerusakan Jalan KH Thohir ini segera mendapat perhatian pemkot. Jalan ini merupakan jalan alternatif, terutama bagi warga yang ingin menghindari Jalan Majapahit yang sering terjadi kemacetan,” ucapnya. Kepala Dinas Bina Marga Kota Semarang Iswar Aminudin menegaskan pembangunan infrastruktur jalan tetap menjadi prioritas pemkot sebagaimana telah dilaksana pada 2014.
Tahun lalu banyak jalanjalan di daerah pinggiran yang dibangun dan kondisinya kini sudah lebih bagus. Pembangunan jalan di wilayah pinggiran belum bisa sepenuhnya dilakukan. Alasannya, perbaikan jalan di pinggiran berdasarkan prioritas. “Tapi bisa kami pastikan, jalan-jalan di pinggiran yang saat ini belum tersentuh akan segera kami perbaiki,” ucapnya.
M abduh
(ftr)