Diguyur Hujan Deras, Jalur Lingkar Selatan Terendam Banjir
A
A
A
SALATIGA - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Salatiga, Rabu (29/4) malam mengakibatkan ruas jalan lingkar selatan (JLS) di daerah Pulutan, Sidorejo terendam banjir.
Tak hanya itu, talut jalan rusak dan sebuah tiang listrik tumbang. Akibat peristiwa itu, arus lalu lintas di jalan tersebut macet total dalam beberapa jam. Hujan deras juga mengakibatkan talut sungai di Gendongan dan tebing di daerah Setro, Tingkir longsor hingga menutup akses jalan penghubung Tingkir-Pabelan, Kabupaten Semarang. Ketinggian banjir yang menggenangi ruas jalan lingkar selatan mencapai perut orang dewasa.
Banjir terjadi lantaran sungai di daerah Pulutan tidak mampu menampung banyak debit air hujan dan meluber ke JLS. Akibatnya, jalan tidak bisa dilewati kendaraan bermotor. Meski demikian, para pengendara kendaraan bermotor tidak bisa melaju kencang dan berhati-hati saat melintasi jalan yang tergenang banjir karena di medan jalan terdapat banyak batu dan tanah yang hanyut ke jalan tersebut. Jalan tersebut baru bisa dilewati dengan aman setelah warga sekitar bergotong- royong membersihkan jalan.
“Pembersihan jalan memakan waktu sekitar empat jam. Gotong-royong mulai jam 06.00 dan baru selesai jam 10.00. Sementara perbaikan tiang listrik dilakukan oleh petugas PLN,” kata Lurah Pulutan Ahmad Haris kemarin. Curah hujan Rabu (29/4) malam hingga dini haru kemarin sangat tinggi. Sungai yang melintasi JLS pun tidak mampu menampung debit air hujan sehingga meluber ke badan jalan.
“Ketinggian air yang menggenangi JLS mencapai 1 meter lebih. Imbasnya, jalan tidak dapat dilewati motor dan mobil,” ucapnya. Fathonah, 50, warga setempat menuturkan, panjang jalan JLS yang tertutup pasir dan batu mencapai sekitar 1 kilometer. Jalan baru bisa dilewati kendaraan bermotor setelah warga membersihkan medan jalan tersebut.
“Ini banjir pertama kali di JLS. Banjir terjadi karena air sungai meluap. Untungnya tidak ada korban jiwa,” katanya. Selain menyebabkan talut sungai longsor, hujan deras disertai angin kencang yang terjadi Rabu malam juga mengakibatkan atap sejumlah warga rusak. “Atap sejumlah rumah itu rusak karena diterjang angin kencang,” ujarGuncoyo, 49, wargaRT 1/RW 08 Gendongan Tingkir.
Waspadai Jalur Penggaron
BPBD Kabupaten Semarang meminta warga Kaligawe, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang dan pengguna jalan untuk selalu mewaspadai potensi longsor bukit di kawasan hutan wisata Penggaron. Tingkat kemiringan dan banyaknya pohon kecil di tebing membuat tanah di perbukitan tersebut rawan longsor.
“Kalau di musim penghujan seperti ini, dengan tingkat kemiringan tebing sekitar 80 derajat dan banyaknya tumbuhan kecil, membuat beban tanah makin berat dan mudah longsor,” papar Kepala BPBD Kabupaten Semarang Arief Budianto.
Longsor bukit di Penggaron terjadi Senin (28/4) siang saat hujan deras. Material longsor menutup jalan alternatif penghubung Ungaran- Semarang yang ada di bawahnya dan merusak sebuah rumah warga. Material longsor sudah dibersihkan dan jalan bisa dilalui kendaraan bermotor.
Angga rosa/ agus joko
Tak hanya itu, talut jalan rusak dan sebuah tiang listrik tumbang. Akibat peristiwa itu, arus lalu lintas di jalan tersebut macet total dalam beberapa jam. Hujan deras juga mengakibatkan talut sungai di Gendongan dan tebing di daerah Setro, Tingkir longsor hingga menutup akses jalan penghubung Tingkir-Pabelan, Kabupaten Semarang. Ketinggian banjir yang menggenangi ruas jalan lingkar selatan mencapai perut orang dewasa.
Banjir terjadi lantaran sungai di daerah Pulutan tidak mampu menampung banyak debit air hujan dan meluber ke JLS. Akibatnya, jalan tidak bisa dilewati kendaraan bermotor. Meski demikian, para pengendara kendaraan bermotor tidak bisa melaju kencang dan berhati-hati saat melintasi jalan yang tergenang banjir karena di medan jalan terdapat banyak batu dan tanah yang hanyut ke jalan tersebut. Jalan tersebut baru bisa dilewati dengan aman setelah warga sekitar bergotong- royong membersihkan jalan.
“Pembersihan jalan memakan waktu sekitar empat jam. Gotong-royong mulai jam 06.00 dan baru selesai jam 10.00. Sementara perbaikan tiang listrik dilakukan oleh petugas PLN,” kata Lurah Pulutan Ahmad Haris kemarin. Curah hujan Rabu (29/4) malam hingga dini haru kemarin sangat tinggi. Sungai yang melintasi JLS pun tidak mampu menampung debit air hujan sehingga meluber ke badan jalan.
“Ketinggian air yang menggenangi JLS mencapai 1 meter lebih. Imbasnya, jalan tidak dapat dilewati motor dan mobil,” ucapnya. Fathonah, 50, warga setempat menuturkan, panjang jalan JLS yang tertutup pasir dan batu mencapai sekitar 1 kilometer. Jalan baru bisa dilewati kendaraan bermotor setelah warga membersihkan medan jalan tersebut.
“Ini banjir pertama kali di JLS. Banjir terjadi karena air sungai meluap. Untungnya tidak ada korban jiwa,” katanya. Selain menyebabkan talut sungai longsor, hujan deras disertai angin kencang yang terjadi Rabu malam juga mengakibatkan atap sejumlah warga rusak. “Atap sejumlah rumah itu rusak karena diterjang angin kencang,” ujarGuncoyo, 49, wargaRT 1/RW 08 Gendongan Tingkir.
Waspadai Jalur Penggaron
BPBD Kabupaten Semarang meminta warga Kaligawe, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang dan pengguna jalan untuk selalu mewaspadai potensi longsor bukit di kawasan hutan wisata Penggaron. Tingkat kemiringan dan banyaknya pohon kecil di tebing membuat tanah di perbukitan tersebut rawan longsor.
“Kalau di musim penghujan seperti ini, dengan tingkat kemiringan tebing sekitar 80 derajat dan banyaknya tumbuhan kecil, membuat beban tanah makin berat dan mudah longsor,” papar Kepala BPBD Kabupaten Semarang Arief Budianto.
Longsor bukit di Penggaron terjadi Senin (28/4) siang saat hujan deras. Material longsor menutup jalan alternatif penghubung Ungaran- Semarang yang ada di bawahnya dan merusak sebuah rumah warga. Material longsor sudah dibersihkan dan jalan bisa dilalui kendaraan bermotor.
Angga rosa/ agus joko
(ftr)