Jalan Asia Afrika Jadi Car Free Night

Senin, 27 April 2015 - 09:52 WIB
Jalan Asia Afrika Jadi Car Free Night
Jalan Asia Afrika Jadi Car Free Night
A A A
BANDUNG - Pemkot Bandung berencana menjadikan Jalan Asia Afrika sebagai kawasan car free night (CFN). Langkah itu dilakukan mwlihat tingginya antusiame warga mengunjungi kawasan tersebut.

Seperti ditahui, Pemkot Bandung telah melakukan sejumlah perbaik an infrastruktur di sekitar Jalan Asia Afrika, dengan konsep gaya art deco. Trotoar jalan diganti menggunakan granit dan beton berpola. Tak hanya itu, di sepanjang Jalan Asia Afrika dihiasi dengan penerangan jalan umum (PJU) bergaya klasik seperti di Eropa.

Begitu pula dengan ratusan bangku bergaya klasik. Belum lagi pot bunga berukuran jumbo juga menambah estetika indahnya kota. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengungkapkan, usulan menjadikan Jalan Asia Afrika sebagai kawasan bebas kendaraan berawal dari ide Kapolda Jabar Irjem Pol M Iriawan. Ide itu muncul mengingat kawasan tersebut selalu dipenuhi oleh warga yang ingin berfoto.

“Jadi gini, Pak Kapolda malah yang mengusulkan, soalnya ini keren. Nanti polisi yang membantu mengamankan. Saya senang saja, tapi warganya mau gak jaga kebersihan,” ujar Emil kepada wartawan di Pendopo Wali Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, kemarin. Dia mengatakan, akan menyetujui usulan tersebut sebagai kawasan bebas kendaraan dengan catatan masyarakat sudah memiliki kesadaran menjaga kebersihan. Namun jika hal tersebut belum dapat dipenuhi, dia tak akan meneruskan usulan tersebut.

“Kalau gakada komitmen dari warga (terkait kebersihan) ini idenya gakakan saya lan jut kan. Jadi saya akan ngetes dulu satu dua kali, nanti saya akan lihat ini warga Bandung atau sistemnya akan berhasil apa enggak. Kalau tidak ada kecintaaan itu, ah males,” katanya. Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, apabila ren cana tersebut terealisasi, area bebas kendaraan di kawasan Asia Afrika lebih baik diterap kan pada malam hari (car free night) ketimbang pada pagi hari.

“Usulannya ke malam, karena malam lampunya sudah nyala, kanlebih romantis. Boleh bawa pacar tapi jangan bawa pacar orang lain,” ujar Emil berseloroh. Dia mengatakan, saat ini masih mengkaji usulan ter sebut. Kajian tersebut dikaukan untuk mengetahui waktu yang paling tepat untuk direa lisa si kannya. “Lagi dibahas dulu kalau di - gelarnya malam Minggu, per tim - bangannya berarti gabung sama turis turis dan traficting gi. Kalau malam Senin (hari Ming gu) turis sudah pada pulang, trafic rendah nanti dipikirkan dulu. Kemung - kinan kalau jadi diterapkan bulan depan,” katanya.

Kerusakan

Sementara itu, terkait kerusakan beberapa infra - struktur di kawasan Asia Afrika, Emil mengaku sudah memprediksi hal itu. “Dari awal sudah saya perkirakan, saya sudah tahu. Saya sudah siap mental, ada 10% itu akan rusak, saya sudah tau. Saya gak kaget, saya langsung tugaskan kepada Dinas Pertamanan, saya ingin taman turun lagi,” katanya. Emil menambahkan, selain perawatan yang dilakukan pem kot, pihaknya mengaku baru menerima bantuan dari masyarakat terkait perawatan sejumlah fasilitas di kawasan Asia Afrika.

“Jadi ada empat grup pengajian ibu-ibu muda, dia mau menjadi tim perawatan braga Asia Afrika, alun-alun pakai dana mereka. Jadi setiap hari Senin, grup pengajian manabayar tu - kang kebun, karena mereka bi - lang sudah bagus jangan jadi jelek lagi. Makanya hikmah dari KAA lahir lagi rasa kecintaan terhadap Kota Bandung, kebersamaan dan itu mahal,” ungkapnya. Di media sosial Twitter, beberapa ulah warga yang merusak infrastruktur di kawasan Asia Afrika ramai diperbincangkan.

Beberapanya sempat meng-apload foto tiga remaja yang dengan enaknya berdiri di atas pot bunga pada helaran karnaval Sabtu pekan kemarin. Akun @basithpatria misalnya menuliskan “Tuh kang @ridwankamil, kelakuan warga yang ngerusak tanaman di Asia Afrika,” ujar dia.

Dian rosadi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7097 seconds (0.1#10.140)