Dua SMS Terakhir Ipar Ojak Purba
A
A
A
DOLOK SANGGUL - Polres Humbang Hasundutan (Humbahas) menemukan dua pesan singkat dari AM (36), yang diduga membunuh Ojak Purba dan calon istrinya, Ospi Simbolon.
Pesan singkat yang dikirimkan AM pertama sekali kepada istrinya. Dalam pesan singkat itu, AM meminta kepada istrinya untuk menjaga anak-anak. Kemudian pesan singkat kedua dikirimkan kepada ibu dari AM yang berisi permintaan maaf atas semua yang dilakukan. Pesan tersebut dikirimkan beberapa saat sebelum AM bunuh diri.
SMS itu menjadi salah satu acuan kepolisian untuk mengungkap siapa sebenarnya pria yang ditemukan tergantung di salah satu pohon di perladangan warga di Dusun Sijambur, Desa Pardomuan, Kecamatan Ajibata, Toba Samosir (Tobasa) Sumatera Utara (Sumut).
"Dari SMS itu juga pihak kepolisian menghubungi satu per satu nama yang ada di telepon selulernya," terang Kepala Unit I Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Humbahas Aiptu Rocky Sianturi kepada Sindonews di Mapolres Humbahas, Minggu (26/4/2015).
Sianturi memaparkan, diduga kuat setelah mengirimkan pesan tersebut, AM menonaktifkan ponselnya serta membuka baterai. Sebab, dari kantong celana yang digunakan AM, polisi menemukan telepon seluler di kantong sebelah kanan dan baterainya di sebelah kiri.
"Jadi dia mematikan HP-nya, kemudian bunuh diri menggunakan seutas tali yang tergantung di pohon. Kita telah mengamakan tali tersebut dan sejumlah barang bukti lainnya," paparnya.
Dia menjelaskan bahwa sebelumnya kepolisian sudah melacak keberadaan AM menggunakan sistem elektronik GPS. Kemudian, polisi juga sudah melakukan pengejaran ke beberapa titik yang berpindah.
"Namun kita menduga dia panik karena membaca pemberitaan tentang kasus pembunuhan Ojak dan Ospi di sejumlah media. Sehingga dia nekat melakukan bunuh diri."
Sementara itu, keluarga korban yakni istri korban dan para kerabat di Dolok Sanggul disebut-sebut tidak mau menerima jasad AM. Dari informasi yang dihimpun, AM dibawa oleh pihak keluarga dari marganya ke Desa Motung, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Tobasa.
(Baca juga: Polisi Pastikan Pria yang Bunuh Diri Ipar Ojak Purba).
Pesan singkat yang dikirimkan AM pertama sekali kepada istrinya. Dalam pesan singkat itu, AM meminta kepada istrinya untuk menjaga anak-anak. Kemudian pesan singkat kedua dikirimkan kepada ibu dari AM yang berisi permintaan maaf atas semua yang dilakukan. Pesan tersebut dikirimkan beberapa saat sebelum AM bunuh diri.
SMS itu menjadi salah satu acuan kepolisian untuk mengungkap siapa sebenarnya pria yang ditemukan tergantung di salah satu pohon di perladangan warga di Dusun Sijambur, Desa Pardomuan, Kecamatan Ajibata, Toba Samosir (Tobasa) Sumatera Utara (Sumut).
"Dari SMS itu juga pihak kepolisian menghubungi satu per satu nama yang ada di telepon selulernya," terang Kepala Unit I Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Humbahas Aiptu Rocky Sianturi kepada Sindonews di Mapolres Humbahas, Minggu (26/4/2015).
Sianturi memaparkan, diduga kuat setelah mengirimkan pesan tersebut, AM menonaktifkan ponselnya serta membuka baterai. Sebab, dari kantong celana yang digunakan AM, polisi menemukan telepon seluler di kantong sebelah kanan dan baterainya di sebelah kiri.
"Jadi dia mematikan HP-nya, kemudian bunuh diri menggunakan seutas tali yang tergantung di pohon. Kita telah mengamakan tali tersebut dan sejumlah barang bukti lainnya," paparnya.
Dia menjelaskan bahwa sebelumnya kepolisian sudah melacak keberadaan AM menggunakan sistem elektronik GPS. Kemudian, polisi juga sudah melakukan pengejaran ke beberapa titik yang berpindah.
"Namun kita menduga dia panik karena membaca pemberitaan tentang kasus pembunuhan Ojak dan Ospi di sejumlah media. Sehingga dia nekat melakukan bunuh diri."
Sementara itu, keluarga korban yakni istri korban dan para kerabat di Dolok Sanggul disebut-sebut tidak mau menerima jasad AM. Dari informasi yang dihimpun, AM dibawa oleh pihak keluarga dari marganya ke Desa Motung, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Tobasa.
(Baca juga: Polisi Pastikan Pria yang Bunuh Diri Ipar Ojak Purba).
(zik)