Hendi Ajak Generasi Muda Bangga dengan Kota ATLAS
A
A
A
SEMARANG - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bersama jajaran pemerintah kota (pemkot) dan muspida ziarah ke makam Sunan Tembayat di Klaten kemarin.
Kegiatan itu dilakukan menjelang hari jadi ke-468 Kota Semarang. Rombongan dari Semarang diterima Pemkab Klaten yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga Joko Wiyono, alim ulama, sesepuh, dan juru kunci makam Sunan Tembayat serta kerabat Sunan Tembayat. Berbeda dengan tahuntahun sebelumnya, ziarah kali ini Pemkot Semarang melibatkan siswa-siswi.
Di antaranya dari SMPN 5, SMAN 6, SMAN 8, dan SMA Kesatrian 1. Generasi muda diharapkan lebih mencintai dan bangga dengan kotanya sendiri sehingga akan berbuat yang terbaik untuk Kota Semarang. Ziarah dimaksudkan untuk mengenalkan para pelajar pada pendiri kotanya, yakni Ki Ageng Pandanaran atau dikenal pula dengan Sunan Tembayat.
Yang memimpin ziarah kali ini KH Mustaqfiri Asror dari Semarang. Menurut Hendrar Prihadi, ziarah merupakan salah satu wujud penghormatan atas jasajasa dan pengorbanan Sunan Tembayat. Ziarah ini tidak sebatas seremonial, melainkan harus diikuti dengan menumbuhkan semangat dan motivasi dalam membangun Kota Semarang.
“Sunan Tembayat adalah bagian sejarah dari Kota Semarang, mudah-mudahan kita bisa meniru suri teladannya,” ungkap Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang. Selama masih ada waktu, dia meminta warga Semarang berperan aktif demi kemajuan Kota Semarang lebih baik.
Tidak hanya pemerintah, tapi juga peran aktif masyarakat dibutuhkan untuk memba ngun Semarang. “Kota Semarang bukan hanya milik Pemerintah, tapi juga milik masyarakat,” ujar Hendi, panggilan akrab Hendrar Prihadi. Nilai-nilai kejuangan dan patriotisme yang dimiliki Sunan Tembayat harus diteladani.
Nilai-nilai tersebut memiliki makna kebersamaan, keguyuban dan semangat saling tolong-menolong untuk sesama. Peringatan hari jadi ke-468 Kota Semarang ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai momentum guna memperkuat kebersamaan, kebanggaan, serta terus berperan dalam membangun dan menjadikan Kota Semarang semakin maju.
Hendi juga mengapresiasi sambutan baik yang diberikan Pemkab Klaten dalam setiap kunjungan ziarah Kota Semarang. Kota Semarang dan Kabupaten Klaten, memiliki hubungan historis yang kuat.
Naufal, salah satu pelajar yang ikut ziarah mengungkapkan, dia dan teman-temannya baru mengetahui kalau salah satu pendiri Kota Semarang ternyata dimakamkan di Klaten. Sunan Tembayat sejauh ini hanya dikenal dalam buku-buku sejarah Kota Semarang.
“Kami berharap kami dapat meneladani sifat rendah hati dan kemuliaan Sunan Tembayat. Seperti kejujurannya, kebersamaannya, dan peduli terhadap sesama,” ucapnya.
M abduh
Kegiatan itu dilakukan menjelang hari jadi ke-468 Kota Semarang. Rombongan dari Semarang diterima Pemkab Klaten yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga Joko Wiyono, alim ulama, sesepuh, dan juru kunci makam Sunan Tembayat serta kerabat Sunan Tembayat. Berbeda dengan tahuntahun sebelumnya, ziarah kali ini Pemkot Semarang melibatkan siswa-siswi.
Di antaranya dari SMPN 5, SMAN 6, SMAN 8, dan SMA Kesatrian 1. Generasi muda diharapkan lebih mencintai dan bangga dengan kotanya sendiri sehingga akan berbuat yang terbaik untuk Kota Semarang. Ziarah dimaksudkan untuk mengenalkan para pelajar pada pendiri kotanya, yakni Ki Ageng Pandanaran atau dikenal pula dengan Sunan Tembayat.
Yang memimpin ziarah kali ini KH Mustaqfiri Asror dari Semarang. Menurut Hendrar Prihadi, ziarah merupakan salah satu wujud penghormatan atas jasajasa dan pengorbanan Sunan Tembayat. Ziarah ini tidak sebatas seremonial, melainkan harus diikuti dengan menumbuhkan semangat dan motivasi dalam membangun Kota Semarang.
“Sunan Tembayat adalah bagian sejarah dari Kota Semarang, mudah-mudahan kita bisa meniru suri teladannya,” ungkap Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang. Selama masih ada waktu, dia meminta warga Semarang berperan aktif demi kemajuan Kota Semarang lebih baik.
Tidak hanya pemerintah, tapi juga peran aktif masyarakat dibutuhkan untuk memba ngun Semarang. “Kota Semarang bukan hanya milik Pemerintah, tapi juga milik masyarakat,” ujar Hendi, panggilan akrab Hendrar Prihadi. Nilai-nilai kejuangan dan patriotisme yang dimiliki Sunan Tembayat harus diteladani.
Nilai-nilai tersebut memiliki makna kebersamaan, keguyuban dan semangat saling tolong-menolong untuk sesama. Peringatan hari jadi ke-468 Kota Semarang ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai momentum guna memperkuat kebersamaan, kebanggaan, serta terus berperan dalam membangun dan menjadikan Kota Semarang semakin maju.
Hendi juga mengapresiasi sambutan baik yang diberikan Pemkab Klaten dalam setiap kunjungan ziarah Kota Semarang. Kota Semarang dan Kabupaten Klaten, memiliki hubungan historis yang kuat.
Naufal, salah satu pelajar yang ikut ziarah mengungkapkan, dia dan teman-temannya baru mengetahui kalau salah satu pendiri Kota Semarang ternyata dimakamkan di Klaten. Sunan Tembayat sejauh ini hanya dikenal dalam buku-buku sejarah Kota Semarang.
“Kami berharap kami dapat meneladani sifat rendah hati dan kemuliaan Sunan Tembayat. Seperti kejujurannya, kebersamaannya, dan peduli terhadap sesama,” ucapnya.
M abduh
(ftr)