Infrastruktur Hambat Program Less Cash Society

Kamis, 23 April 2015 - 09:21 WIB
Infrastruktur Hambat...
Infrastruktur Hambat Program Less Cash Society
A A A
PALEMBANG - Kantor Per wakil an Bank Indonesia (BI) Wilayah VII Palembang menyampaikan, persoalan infrastruktur di kabupaten/kota masih menjadi hamba tan dalam implementasi pro gram less cash society.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, BI Palembang akan terus beru paya secara ber tahap untuk me ngedukasi dan menyosialisasikan guna tercapainya pe nerapan pro gram Layanan Ke uangan Digi tal (LKD). “Memang kami akui di lapangan masih banyak dit e mu kan kabupaten/kota yang belum memiliki infrastruktur yang andal. Perbaikan infrastruktur untuk menunjang LKD pastinya dilakukan secara bertahap, mulai dari jaringan komunikasi, listrik,sumber daya manusia (SDM) hingga mesin pe nunjang penggunaan uang e-money,” kata Kepala Kantor Per wakilan BI Wilayah VII Pa lembang Hamid Ponco Wi bowo, kemarin.

Menurut dia, demi terwujudnya program less cash society ini per lu mendapatkan per-hatian se rius dari semua perbankan yang beroperasi di wilayah Sumsel. Dia mengaku pe nerapan emoney ini bukan berarti secara langsung meng hilangkan transaksi uang tunai, melain kan dilakukan bertahap seiring dengan upaya pembenahan infras truktur yang ada, baik yang dilakukan pemerintah, swasta maupun perbankan.

”Kami menjadi pilot project implementasi dari uang elektronik atau e-moneydi Sumate ra. Se - bagai tahap awal, kami melaunching penggunaan e-money di k operasi dan kantin dalam lingkungan Kantor Perwakilan BI Palembang. Maksimum nilai uang dalam e-money Rp1 juta,” terangnya. Ke depan, pihaknya akan terus melakukan edukasi dan sosialisasi atas penerapan program LKD. Bahkan, tidak me nu tup kemungkinan akan men ja lin kerja sama atau MoU dengan pemerintah provinsi untuk mem perluas penerapan less cash society.

“Pengenalan less cash society ada baiknya dilakukan di dalam lingkungan keluarga. Kami senantiasa mengedukasi masyarakat untuk menerapkan program less cash society. Pro gram ini merupakan sebuah ga ya hidup di mana uang tu nai digantikan oleh keberadaan uang elektronik dalam tiap tran saksi. Cukup satu kartu saja nasabah dapat memanfaat kannya tanpa harus membawa uang tunai,” jelasnya.

Sementara itu, CEO Bank Mandiri Wilayah Sumatera II Kuki Kadarisman me nambah kan, pihaknya menyambut positif adanya Gerakan Na sio - nal Non Tunai (GNNT) yang diprakarsai Kantor Perwakilan BI Wilayah VII Palembang. Dia menilai kendala dalam penggunaan e-money lantaran ku rangnya edukasi dan sosialisa si serta ketersediaan in frastruktur yang dapat menjangkau hingga seluruh masyarakat sam pai ke daerah.

“Khusus di Bank Mandiri Wilayah Sumatera II tercatat sudah 85% nasabah telah meng gu nakan nontunai dibanding transaksi tunai. Transaksi nontunai bisa melalui jaringan e-channel seperti e-money, SMS banking, internet banking, ATM, EDC, dan lainnya. Sedangkan 15% masih menggunakan transaksi tunai,” ujarnya.

Dia mengklaim peralihan penerapan transaksi non tunai sebenarnya sudah berlangsung sejak 2005 lalu dan penerapan emoney ini diharapkan pula d apat menjadi contoh bagi perbankan lain sekaligus mengajak masyarakat untuk membiasakan diri menggunakan uang elektronik.

Saat ini di area Sumatera II tercatat ada 1.016 buah ja ringan e-channel, 16.755 unit mesin EDC, SMS banking dengan kuantitas pengguna sekitar 750.000 user.

”Sebagai upaya mendorong peningkatan transaksi less cash society, kami berikan poin, diskon 25% di merchant kerja sama Bank Mandiri dan lain nya. Kedepan kami pun akan memperbanyak kerja sama dengan merchant dan per ban kan mesin EDC untuk memberikan kemudahan bagi nasabah,” katanya.

Darfian jaya suprana
(ars)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1335 seconds (0.1#10.24)