Pengerahan Pasukan Tak Efektif Relokasi PKL
A
A
A
MEDAN - Penertiban besar-besaran yang dilakukan tim gabungan Pemko Medan terhadap pedagang kaki lima (PKL) dari kawasan Jalan Sutomo, Senin (20/4), kembali sia-sia.
Kemarin, PKLterlihat kembaliberjualanseperti biasa. Butuh pendekatan lain agar relokasi PKL bisa dilakukan tanpa harus terus- terusan bentrok, tapi hasilnya nihil. Pantauan KORAN SINDO MEDAN sekitar pukul 01.00 WIB Selasa (21/4), aktivitas bongkar muat sayur dan buah masih terlihat di Jalan Bintang, Jalan Bedagai, Jalan Sumba, Jalan Seram, Jalan Sei Kera, Jalan Veteran, dan Jalan RRI.
Sejumlah mobil pikap leluasa melintas di Jalan Sutomo tanpa dihalangi petugas, baik kepolisian, Dinas Perhubungan, maupun Satpol PP. Padahal, sehari sebelumnya lokasi tersebut sudah disterilkan tim gabungan yang dipimpin Kepala Satpol PP Kota Medan, M Sofyan.
Ketua Komisi C DPRD Kota Medan, Salman Alfarisi, menilai, tidak kunjung sterilnya kawasan Sutomo dari PKL dikarenakan konsep atau cara yang digunakan Pemko Medan tidak benar. Dia mengatakan, untuk merelokasi pedagang tidak selamanya bisa mengandalkan kekuatan pasukan atau personel tim gabungan.
Justru, cara itu merugikan banyak pihak, termasuk masyarakat sekitar, karena penertiban selalu berakhir bentrok. “Harusnya pedagang didata dulu, setelah itu melakukan komunikasi intensif sehingga pedagang yang ditertibkan memperoleh solusi. Ini kan terus terjadi penolakan karena tidak ada solusi bagi pedagang.
Padahal, Pemko Medan harus secara tegas mensterilkan jalanjalan tersebut dan harus kosong dari pedagang,” ujar Salman. Salman setuju Pemko Medan sudah saatnya masuk ke era modernisasi pasar. Namun, hal itu harus dikomunikasikan dengan baik kepada pedagang. Keinginan pedagang harusnya terakomodasi dulu sehingga mereka bersedia pindah. Pemko Medan tidak bisa memaksakan diri merelokasi PKL ke Pasar Induk Tuntungan, karena faktanya pedagang tidak memperoleh lapak di sana.
“Saya akan tetap berjualan di sini. Kalau tidak jualan di sini, mau ke mana lagi kami jualan. Sementara di pasar induk itu sudahlah harganya mahal, tempat kami berjualan pun tidak cukup. Di sana yang disediakan paling ada untuk 1.500 pedagang. Sementara pedagang yang berjualan di sini sudah sampai 3.000 pedagang lebih,” ujar pedagang buah di Jalan Sumba, boru Simanjuntak, kemarin.
Pedagang lainnya, Mamak Ella Tarigan, juga terlihat tetap menggelar dagangannya di Jalan Seram. Dia menjual ubi, sayur sawi, dan kacang. “Ini barang daganganku sudah dua hari di gudang kusimpan. Semalam tak bisa dikeluarkan karena ada penertiban. Katanya besok (hari ini) petugas akan kembali datang.
Tapi besok aku tetap jualan. Kalau ditertibkan terpaksalah daganganku kusimpan lagi nanti ke gudang,” ujar Mamak Ella. Mamak Ella bersama pedagang lainnya hari ini berencana mendatangi Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan di Jalan Sunggal, untuk menanti putusan tuntutan yang mereka layangkan.
“Kami akan ke PTUN besok pagi, karena besok ada putusannya,” kata Mamak Ella. Diketahui, kawasan Jalan Sutomo kembali mencekam menyusul terjadinya bentrok lagi antara tim gabungan dengan PKL, saat dilakukan penertiban, Senin (20/4) pagi. Kekuatan tim gabungan yang diturunkan dalam penertiban itu mencapai 800 orang. Meski ada perlawanan dari PKL, penertiban terus berjalan.
Ratusan lapak liar pedagang di sekitar Jalan Martinus Lubis (Jalan Bulan) dan Jalan DR F L Tobing (Jalan Bintang) berhasil dihancurkan. Kepala Satpol PP Kota Medan, M Sofyan, mengaku sudah memprediksi bahwa pedagang akan kembali berjualan kendati kios dan lapak berjualan sudah dibongkar. Tapi pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa selain akan kembali melakukan penertiban.
“Habis ditertibkan pedagang berjualan lagi, itu sudah biasa namanya PKL,” ujar mantan camat Medan Area itu. Dia menegaskan, kawasan seputaran Jalan Sutomo sudah tidak diperkenankan ada aktivitas berjualan. Penataan Jalan Sutomo sudah menjadi komitmen Pemko Medan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Untuk itu, dia memastikan akan ada penertiban susulan dalam waktu dekat. “Pasti akan ada aksi lagi, tunggu saja tanggal mainnya,” ucapnya.
Lia anggia nasution
Kemarin, PKLterlihat kembaliberjualanseperti biasa. Butuh pendekatan lain agar relokasi PKL bisa dilakukan tanpa harus terus- terusan bentrok, tapi hasilnya nihil. Pantauan KORAN SINDO MEDAN sekitar pukul 01.00 WIB Selasa (21/4), aktivitas bongkar muat sayur dan buah masih terlihat di Jalan Bintang, Jalan Bedagai, Jalan Sumba, Jalan Seram, Jalan Sei Kera, Jalan Veteran, dan Jalan RRI.
Sejumlah mobil pikap leluasa melintas di Jalan Sutomo tanpa dihalangi petugas, baik kepolisian, Dinas Perhubungan, maupun Satpol PP. Padahal, sehari sebelumnya lokasi tersebut sudah disterilkan tim gabungan yang dipimpin Kepala Satpol PP Kota Medan, M Sofyan.
Ketua Komisi C DPRD Kota Medan, Salman Alfarisi, menilai, tidak kunjung sterilnya kawasan Sutomo dari PKL dikarenakan konsep atau cara yang digunakan Pemko Medan tidak benar. Dia mengatakan, untuk merelokasi pedagang tidak selamanya bisa mengandalkan kekuatan pasukan atau personel tim gabungan.
Justru, cara itu merugikan banyak pihak, termasuk masyarakat sekitar, karena penertiban selalu berakhir bentrok. “Harusnya pedagang didata dulu, setelah itu melakukan komunikasi intensif sehingga pedagang yang ditertibkan memperoleh solusi. Ini kan terus terjadi penolakan karena tidak ada solusi bagi pedagang.
Padahal, Pemko Medan harus secara tegas mensterilkan jalanjalan tersebut dan harus kosong dari pedagang,” ujar Salman. Salman setuju Pemko Medan sudah saatnya masuk ke era modernisasi pasar. Namun, hal itu harus dikomunikasikan dengan baik kepada pedagang. Keinginan pedagang harusnya terakomodasi dulu sehingga mereka bersedia pindah. Pemko Medan tidak bisa memaksakan diri merelokasi PKL ke Pasar Induk Tuntungan, karena faktanya pedagang tidak memperoleh lapak di sana.
“Saya akan tetap berjualan di sini. Kalau tidak jualan di sini, mau ke mana lagi kami jualan. Sementara di pasar induk itu sudahlah harganya mahal, tempat kami berjualan pun tidak cukup. Di sana yang disediakan paling ada untuk 1.500 pedagang. Sementara pedagang yang berjualan di sini sudah sampai 3.000 pedagang lebih,” ujar pedagang buah di Jalan Sumba, boru Simanjuntak, kemarin.
Pedagang lainnya, Mamak Ella Tarigan, juga terlihat tetap menggelar dagangannya di Jalan Seram. Dia menjual ubi, sayur sawi, dan kacang. “Ini barang daganganku sudah dua hari di gudang kusimpan. Semalam tak bisa dikeluarkan karena ada penertiban. Katanya besok (hari ini) petugas akan kembali datang.
Tapi besok aku tetap jualan. Kalau ditertibkan terpaksalah daganganku kusimpan lagi nanti ke gudang,” ujar Mamak Ella. Mamak Ella bersama pedagang lainnya hari ini berencana mendatangi Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan di Jalan Sunggal, untuk menanti putusan tuntutan yang mereka layangkan.
“Kami akan ke PTUN besok pagi, karena besok ada putusannya,” kata Mamak Ella. Diketahui, kawasan Jalan Sutomo kembali mencekam menyusul terjadinya bentrok lagi antara tim gabungan dengan PKL, saat dilakukan penertiban, Senin (20/4) pagi. Kekuatan tim gabungan yang diturunkan dalam penertiban itu mencapai 800 orang. Meski ada perlawanan dari PKL, penertiban terus berjalan.
Ratusan lapak liar pedagang di sekitar Jalan Martinus Lubis (Jalan Bulan) dan Jalan DR F L Tobing (Jalan Bintang) berhasil dihancurkan. Kepala Satpol PP Kota Medan, M Sofyan, mengaku sudah memprediksi bahwa pedagang akan kembali berjualan kendati kios dan lapak berjualan sudah dibongkar. Tapi pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa selain akan kembali melakukan penertiban.
“Habis ditertibkan pedagang berjualan lagi, itu sudah biasa namanya PKL,” ujar mantan camat Medan Area itu. Dia menegaskan, kawasan seputaran Jalan Sutomo sudah tidak diperkenankan ada aktivitas berjualan. Penataan Jalan Sutomo sudah menjadi komitmen Pemko Medan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Untuk itu, dia memastikan akan ada penertiban susulan dalam waktu dekat. “Pasti akan ada aksi lagi, tunggu saja tanggal mainnya,” ucapnya.
Lia anggia nasution
(bbg)