Empat Pilar Kebangsaan Bentengi Warga dari Paham Radikal
A
A
A
BANDUNG - Pengamalan empat pilar kebangsaan secara total di nilai mampu menangkal masuknya paham radikal seperti ISIS, yang berpotensi memecah-belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Anggota DPR dari Partai Hanura Mohamad Arief S Suditomo mengungkapkan, dengan pemahaman disertai penga malan empat pilar ke bang saan, kecil kemungkinan masyarakat Indonesia khususnya Jawa Barat terpengaruh oleh ajaranajaran yang bisa memecah belah NKRI. “Kita tahu Jawa Barat pernah memiliki masa kelam yang bu ruk dengan DI/TII. Dengan ada nya empat pilar ini (Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika) setidaknya akan membentengi masyarakat nya agar tidak terjerumus dengan pahampaham menyesatkan se perti itu,” papar Arief.
Generasi muda, lanjut Arief merupakan bagian yang rentan disusupi bahkan dipengaruhi paham-paham radikal. Untuk itu, setidaknya dengan pengenalan dan pengamalan em pat pilar hal-hal itu bisa dihindari. Sudah saatnya, dikatakan Arief, generasi muda Indonesia ini mengerti pentingnya empat pilar. “Ini sebuah nilai yang sangat tinggi dan harus benarbenar diamalkan oleh para generasi muda,” tekan Arief.
Sementara itu, sosialisasi em pat pilar yang dilakukan di DPD Partai Hanura Jalan PHH Mustofa itu diisi beberapa pembicara, di antaranya Wakil Ketua DPD Hanura Provinsi Jabar Yoseph Dahlan Ibrahim dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Ahmad Yani Agus Subagyo. Menurut Agus, belum ba nyak masyarakat terutama ge ne rasi muda mengenai empay pilar itu. Untuk itu, dia me nyambut baik dengan ba nyaknya sosialisasi oleh para wakil rakyat yang turun lang sung ke masyarakat.
“Kami akui belum banyak yang mengetahui pentingnya empat pilar. Ini ha rus menjadi para digma di ma sya rakat ber bangsa dan ber negara, harus men jadi dasar da lam prilaku dan bersikap,” papar Agus. Dia menekankan salahsatu kunci dari empat pilar itu antara lain adanya sikap saling menghargai atas perbedaan, menghargai perbedaan antarsuku, toleransi serta perekaat bangsa yang harus dipertahankan sejak dulu hingga sekarang.
“Implemen tasi sehari-hari, harus ber teng gang rasa dengan masyarakat, bila ada ajakan diluar Pancasila harus ditolak dengan halus,” paparnya. Dikatakan Agus, memang pemahaman kepada masyarakat saat ini masih minim dan harus dilakukan dengan kerja ke ras. “Semua pihak harus bekerja sama dalam menyosialisasikan empat pilar ini. Hingga sampai ting katan terkecil di kota/ kabupaten pun harus melakukannya,” tekan Agus.
Sementara itu, Yoseph mengakui belum maksimalnya sosialisasi empat pilar harus diimbangi semua pihak. “Semua pihak harus turun dalam mensosialisasikannya. Mung kin anggota DPR RI harus turun langsung dalam menyosialisasi kannya. Ini tugas MPR RI, DPR, dan DPD bahkan hingga ting katan RT serta RW pun perlu,” bebernya.
Yugi prasetyo
Anggota DPR dari Partai Hanura Mohamad Arief S Suditomo mengungkapkan, dengan pemahaman disertai penga malan empat pilar ke bang saan, kecil kemungkinan masyarakat Indonesia khususnya Jawa Barat terpengaruh oleh ajaranajaran yang bisa memecah belah NKRI. “Kita tahu Jawa Barat pernah memiliki masa kelam yang bu ruk dengan DI/TII. Dengan ada nya empat pilar ini (Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika) setidaknya akan membentengi masyarakat nya agar tidak terjerumus dengan pahampaham menyesatkan se perti itu,” papar Arief.
Generasi muda, lanjut Arief merupakan bagian yang rentan disusupi bahkan dipengaruhi paham-paham radikal. Untuk itu, setidaknya dengan pengenalan dan pengamalan em pat pilar hal-hal itu bisa dihindari. Sudah saatnya, dikatakan Arief, generasi muda Indonesia ini mengerti pentingnya empat pilar. “Ini sebuah nilai yang sangat tinggi dan harus benarbenar diamalkan oleh para generasi muda,” tekan Arief.
Sementara itu, sosialisasi em pat pilar yang dilakukan di DPD Partai Hanura Jalan PHH Mustofa itu diisi beberapa pembicara, di antaranya Wakil Ketua DPD Hanura Provinsi Jabar Yoseph Dahlan Ibrahim dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Ahmad Yani Agus Subagyo. Menurut Agus, belum ba nyak masyarakat terutama ge ne rasi muda mengenai empay pilar itu. Untuk itu, dia me nyambut baik dengan ba nyaknya sosialisasi oleh para wakil rakyat yang turun lang sung ke masyarakat.
“Kami akui belum banyak yang mengetahui pentingnya empat pilar. Ini ha rus menjadi para digma di ma sya rakat ber bangsa dan ber negara, harus men jadi dasar da lam prilaku dan bersikap,” papar Agus. Dia menekankan salahsatu kunci dari empat pilar itu antara lain adanya sikap saling menghargai atas perbedaan, menghargai perbedaan antarsuku, toleransi serta perekaat bangsa yang harus dipertahankan sejak dulu hingga sekarang.
“Implemen tasi sehari-hari, harus ber teng gang rasa dengan masyarakat, bila ada ajakan diluar Pancasila harus ditolak dengan halus,” paparnya. Dikatakan Agus, memang pemahaman kepada masyarakat saat ini masih minim dan harus dilakukan dengan kerja ke ras. “Semua pihak harus bekerja sama dalam menyosialisasikan empat pilar ini. Hingga sampai ting katan terkecil di kota/ kabupaten pun harus melakukannya,” tekan Agus.
Sementara itu, Yoseph mengakui belum maksimalnya sosialisasi empat pilar harus diimbangi semua pihak. “Semua pihak harus turun dalam mensosialisasikannya. Mung kin anggota DPR RI harus turun langsung dalam menyosialisasi kannya. Ini tugas MPR RI, DPR, dan DPD bahkan hingga ting katan RT serta RW pun perlu,” bebernya.
Yugi prasetyo
(ars)