Mahasiswa STAIN Watampone Bentrok dengan Satpam Kampus
A
A
A
WATAMPONE - Demonstrasi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, diwarnai kericuhan. Mahasiswa dan satpam kampus bentrok.
Puluhan mahasiswa STAIN Watampone Kabupaten Bone menggelar aksi demo di halaman Kampus STAIN di Jalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Macanang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (21/4/2015). Mereka menuntut agar uang pembayaran kuliah kerja nyata diturunkan karena dianggap terlalu mahal.
Kericuhan tersebut dipicu saat mahasiswa yang hendak menemui Ketua STAIN Watampone Prof Haddise dilarang dan dihalau oleh satpam kampus.
Mahasiswa pun marah dan langsung menerobos satpam yang berjaga di tangga. Akibatnya, aksi saling dorong dan saling pukul tidak dapat dihindarkan.
Beruntung, pihak kampus langsung melerai sehingga bentrokan tidak berlangsung lama. Mahasiswa diminta turun ke halaman kampus sambil menunggu ketua STAIN Watampone.
Saat menemui mahasiswa, Ketua STAIN Watampone Prof Haddise mengaku tidak dapat berbuat banyak karena uang pembayaran sebesar Rp500 ribu tersebut merupakan keputusan dari pusat.
Namun, mahasiswa tetap ngotot karena pembayaran tersebut dianggap mahal. Tahun sebelumnya uang pembayaran negara bukan pajak hanya Rp300 ribu, sudah termasuk jas almamater dan perlengkapan lainnya. Sementara, untuk pembayaran sekarang bertambah menjadi Rp500 ribu tanpa ada jas dan perlengkapan lainnya.
Salah seorang mahasiswa, Irwan menuntut pada pihak kampus agar uang kuliah kerja nyata diturunkan. Menurutnya, biaya sekarang terlalu mahal dan sangat membebani mahasiswa.
"Apalagi tahun sebelumnya hanya Rp300 ribu dengan atribut, sementara sekarang naik menjadi Rp500 ribu namun tidak ada atribut."
Puluhan mahasiswa STAIN Watampone Kabupaten Bone menggelar aksi demo di halaman Kampus STAIN di Jalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Macanang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (21/4/2015). Mereka menuntut agar uang pembayaran kuliah kerja nyata diturunkan karena dianggap terlalu mahal.
Kericuhan tersebut dipicu saat mahasiswa yang hendak menemui Ketua STAIN Watampone Prof Haddise dilarang dan dihalau oleh satpam kampus.
Mahasiswa pun marah dan langsung menerobos satpam yang berjaga di tangga. Akibatnya, aksi saling dorong dan saling pukul tidak dapat dihindarkan.
Beruntung, pihak kampus langsung melerai sehingga bentrokan tidak berlangsung lama. Mahasiswa diminta turun ke halaman kampus sambil menunggu ketua STAIN Watampone.
Saat menemui mahasiswa, Ketua STAIN Watampone Prof Haddise mengaku tidak dapat berbuat banyak karena uang pembayaran sebesar Rp500 ribu tersebut merupakan keputusan dari pusat.
Namun, mahasiswa tetap ngotot karena pembayaran tersebut dianggap mahal. Tahun sebelumnya uang pembayaran negara bukan pajak hanya Rp300 ribu, sudah termasuk jas almamater dan perlengkapan lainnya. Sementara, untuk pembayaran sekarang bertambah menjadi Rp500 ribu tanpa ada jas dan perlengkapan lainnya.
Salah seorang mahasiswa, Irwan menuntut pada pihak kampus agar uang kuliah kerja nyata diturunkan. Menurutnya, biaya sekarang terlalu mahal dan sangat membebani mahasiswa.
"Apalagi tahun sebelumnya hanya Rp300 ribu dengan atribut, sementara sekarang naik menjadi Rp500 ribu namun tidak ada atribut."
(zik)