Ratusan Siswa SMP Ikuti Lomba Mural
A
A
A
BANTUL - Guna memerangi dan mengurangi aksi vandalisme para siswa yang belakangan semakin marak, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Kasihan menyelenggarakan lomba mural dan melukis di kain sepanjang 100 meter bagi para siswa SMP se-DIY.
Hasil karya mereka akan dipamerkan bersama para perupa terkenal alumni dan siswa SMK N 3 Kasihan yang dulu dikenal dengan nama Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR). Humas SMSR, Suranto, menga takan, SMSR sendiri sangat prihatin dengan maraknya aksi vandalisme di berbagai sudut wilayah ini. Bukannya menambah keindahan, aksi tangan-tangan jahil tersebut justru merusak pemandangan.
Hal tersebut tentu dapat merusak citra Yogyakarta sebagai Kota Pari wisata. Sudah seharusnya berbagai pihak berupaya mengurangi aksi vandalisme tersebut dengan berbagai cara. “Salah satunya mem beri media mereka untuk berekspresi,”ujarnya.
Karena itu, dalam rangka ulang tahun, sekolah pencipta seniman ini berupaya memberikan ruang ekspresi bagi pelajar yang ingin menyalurkan hobi mereka corat-coret. Kali ini sebanyak 104 siswa dari 14 SMP se-DIY turut serta dalam lomba melukis dengan media kain sepanjang 100 meter.
Selain itu, bagi para siswa SMSR juga diperkenankan mela kukan aksi corat-coret di sepanjang dinding yang ada di sekolah tersebut. Namun, bukan sekedar corat-coret, tetapi lukisan-lukisan tersebut tidak boleh lepas dari tema “Back to Nature” atau kembali ke alam. Sebab, saat ini alam sudah semakin rusak dengan berbagai pen - cemaran, sehingga perlu juga dikampanyekan kembali ke alam. “Back to nature memang harus digelorakan,” ucapnya.
Selain untuk memerangi aksi vandalisme jalanan, aksi lukis mural dan kain 100 meter ini juga merupakan bentuk sosialisasi dari SMSR kepada para siswa SMP. SMSR berusaha memperkenalkan berbagai potensi yang dimiliki sekolah. Harapannya, para siswa SMP tersebut tertarik mendaftarkan diri ke SMSR.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Ban tul, Bambang Legowo, meng harapkan agar para lulusan SMSR ini mampu mendukung industri kreatif di Bantul dan DIY. Dukungan industri krea tif tentu akan membuat perkembangan pariwisata di DIY menjadi semakin pesat.
Sokongan industri kreatif berlandaskan nilai-nilai budaya sangat dibutuhkan untuk menjadikan DIY sebagai daerah terkemuka di Tanah Air.
Erfanto linangkung
Hasil karya mereka akan dipamerkan bersama para perupa terkenal alumni dan siswa SMK N 3 Kasihan yang dulu dikenal dengan nama Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR). Humas SMSR, Suranto, menga takan, SMSR sendiri sangat prihatin dengan maraknya aksi vandalisme di berbagai sudut wilayah ini. Bukannya menambah keindahan, aksi tangan-tangan jahil tersebut justru merusak pemandangan.
Hal tersebut tentu dapat merusak citra Yogyakarta sebagai Kota Pari wisata. Sudah seharusnya berbagai pihak berupaya mengurangi aksi vandalisme tersebut dengan berbagai cara. “Salah satunya mem beri media mereka untuk berekspresi,”ujarnya.
Karena itu, dalam rangka ulang tahun, sekolah pencipta seniman ini berupaya memberikan ruang ekspresi bagi pelajar yang ingin menyalurkan hobi mereka corat-coret. Kali ini sebanyak 104 siswa dari 14 SMP se-DIY turut serta dalam lomba melukis dengan media kain sepanjang 100 meter.
Selain itu, bagi para siswa SMSR juga diperkenankan mela kukan aksi corat-coret di sepanjang dinding yang ada di sekolah tersebut. Namun, bukan sekedar corat-coret, tetapi lukisan-lukisan tersebut tidak boleh lepas dari tema “Back to Nature” atau kembali ke alam. Sebab, saat ini alam sudah semakin rusak dengan berbagai pen - cemaran, sehingga perlu juga dikampanyekan kembali ke alam. “Back to nature memang harus digelorakan,” ucapnya.
Selain untuk memerangi aksi vandalisme jalanan, aksi lukis mural dan kain 100 meter ini juga merupakan bentuk sosialisasi dari SMSR kepada para siswa SMP. SMSR berusaha memperkenalkan berbagai potensi yang dimiliki sekolah. Harapannya, para siswa SMP tersebut tertarik mendaftarkan diri ke SMSR.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Ban tul, Bambang Legowo, meng harapkan agar para lulusan SMSR ini mampu mendukung industri kreatif di Bantul dan DIY. Dukungan industri krea tif tentu akan membuat perkembangan pariwisata di DIY menjadi semakin pesat.
Sokongan industri kreatif berlandaskan nilai-nilai budaya sangat dibutuhkan untuk menjadikan DIY sebagai daerah terkemuka di Tanah Air.
Erfanto linangkung
(ftr)