Pertamina Field Rantau Berdayakan Masyarakat

Minggu, 19 April 2015 - 09:12 WIB
Pertamina Field Rantau Berdayakan Masyarakat
Pertamina Field Rantau Berdayakan Masyarakat
A A A
MEDAN - Pertamina Field Rantau, Aceh Tamiang. perusahaan yang berada di bawah naungan PT Pertamina ini, menggunakan program corporate social responsibility (CSR) memberdayakan masyarakat sekitar agar kesejahteraannya meningkat.

Untuk itu, Program CSR yang digulirkan diwujudkan dengan mendirikan Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP) di atas lahan seluas lebih kurang 1 hektare. Rantau Legal & Relation Ast by safeweb">Manager PT Pertamina EP Jufri menjelaskan, Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP) Rantau Field ini merupakan wadah pembelajaran dan inkubator wirausaha bagi masyarakat melalui berbagai disiplinilmu.

Dengan konsep ramah lingkungan, berkelanjutan, dan inovatif, diharapkan lahir socioecopreuner di masyarakat yang bergerak di bidang bisnis pengelolaan sumber daya alam. “Tidak hanya di bidang pertanian saja, di PPMP ini kita juga banyak memberikan ilmu budi daya lainnya, seperti perikanan.

Sejak didirikan, kita sudah beberapa kali memberikan workshop kepada masyarakat di sini seperti, budidaya jamur tiram, tanaman hidroponik, holtikultura, budi daya ikan lele, dan kerajinan tangan,” kata EP Jufri kepada KORAN SINDO MEDAN , Sabtu (18/4). Jufri mengatakan, meskipun baru didirikan Desember 2013, antusias masyarakat di sekitar, khususnya masyarakat Desa Sukaramai, Kabupaten Aceh Tamiang, sangat tinggi mengikuti pelatihan yang diberikan Pertamina melalui PPMP.

Bahkan,dari pelatihan yang diberikan, sudah ada masyarakat yang membentuk kelompok usaha sendiri, seperti jamur tiram dan ikan lele. Sementara itu, Idris warga Kampung Sukaramai-I, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang mengaku, kehadiran PPMP ini sangat dirasakan. Kehidupan dirinya yang sehari- harinya hanya seorang petani dapat menambah wawasan dalam bertani melalui budi daya jamur tiram organik.

Sekarang dia mereka sudah memulai berwirausaha jamur tiram organik di lahan seluas 400 meter dengan modal sekitar Rp15 juta. Pemasaran produknya relatif lancar. Bahkan kelompok mereka telah berhasil membuat produk turunannya seperti baso jamur, peyek jamur, dan lainnya.

“Meskipun belum mendapat keuntungan dari usaha yang baru ini, kami yakin ke depannya bisa menambah penghasilan. Saat ini, kami masih bisa memproduksi empat bulan sekali,” kata Idris, yang juga Ketua Kelompok Budidaya Jamur Tiram Serumpun ini.

Eko agustyo fb
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5740 seconds (0.1#10.140)