Kursi di Trotoar Bikin Bandung Makin Kece
A
A
A
Beberapa tahun ke belakang, masyarakat sudah begitu akrab dengan pemandangan trotoar yang beralih fungsi menjadi area pedagang kaki lima. Kenyamanan menikmati ruang publik pun semakin terenggut ketika terpal dan tenda-tenda PKL semakin mempersempit ruang gerak.
Tak ada lagi cerita tentang indahnya bercengkrama di taman atau area terbuka. Apa daya, beberapa pusat keramaian memang sudah tak menyisakan kenyamanan. Namun tengok kembali tempat-tempat itu sekarang. Ibarat seorang wanita yang sudah pintar bersolek, kini Kota Bandung sudah menampakkan lagi auranya sebagai kota yang nyaman, kota kreatif, Parisj Van Java.
Setelah sukses mengubah taman alun-alun menjadi wahana destinasi wisata baru, kini giliran Jalan Asia Afrika yang dipercantik. Mendekati peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika, trotoar dan berbagai sudut kota pun sudah dihiasi kursi-kursi besi bergaya klasik. Tak hanya dimanjakan dengan trotoar berbatu granit yang terbilang luas, kini masyarakat bebas dudukduduk santai di kursi mungil tersebut.
Tak hanya bisa leleson (santai) sambil mengobrol ringan, kursi di area trotoar ini pun menjadi incaran para penggila swafoto atau selfie. Banyak juga orang yang duduk di sana sambil iseng memfoto hasil karyanya atau welfie. Tak sedikit pula yang pamer gaya rambutnya atau helfie. Setiap pagi, siang, sore hingga malam hari beberapa titik yang sudah dipasangi kursi selalu ramai orang yang ingin berfoto.
Berbekal telepon pintar dan senjata andalan tongsis alias tongkat narsis, momen sederhana itu cukup ampuh mengusir penatnya rutinitas kerja. “Kebetulan lokasinya dekat kantor, jadi kalau pulang kerja atau lagi istirahat, suka iseng ajafoto-foto eksis di kursi. Pas dilihat hasilnya memang keren juga. Nggak nyangka Bandung bisa sekeceini sekarang,” ujar Faradila, karyawati sebuah bank swasta di kawasan Asia Afrika kepada KORAN SINDO. Kantornya tempat dia bekerja memang ketiban puluang.
Kursi-kursi solid itu dipasang begitu saja oleh pemerintah di depan tempat dia bekerja. Sejak kursi taman bertengger, hampir setiap sore dia dan kawan-kawannya menyambangi tempat tersebut. Sederhana saja, Faradila hanya membunuh waktu sambil menunggu sang suami menjemputnya.
“Ya lumayanlah daripada diemdi kafe harus pesan ini itu mengeluarkan bujet, lebih asyik duduk cantik di kursi sambil nunggu jemputan datang. Nggak hanya itu, saya juga sering memanfaatkan momen Jalan Asia Afrika ditutup untuk berbagai hal. Misalnya pas ada inspeksi presiden kemarin.
Kansepi tuh, jadi saat istirahat bisa welfiewelfie,” katanya. Tak jauh berbeda dari pengalaman Faradila, Windy yang berkantor di Pemkot Bandung juga merasa diuntungkan dengan deretan kursi-kursi yang kini menghiasi area Jalan Merdeka, atau tepatnya di samping kantornya. Leih nikmat karena pohon-pohon besar yang berada di belakangnya pun semakin menambah kenyamanan saat kongkow.
“Buat ngadem sih cocok sekali, apalagi di belakangnya ada pohon-pohon yang menambah sejuk. Sayangnya kalau musim hujan kayak sekarang ya nggakbisa mainmain di situ. Saya sih membayangka, konsep kursi taman itu bisa lebih bagus kalau diberi atap-atap sederhana biar nggak keujanan. Nggak usah terlalu serius, yabisa didesain modern,” ungkap Windy.
Gadis berusia 25 tahun ini juga di sisi lain masih menyayangkan dengan kebiasaan masyarakat yang masih “bandel” buang sampah sembarangan. Selain itu, dia khawatir dengan tangantangan jahil yang kerap merusak keindahan kota. “Kita seharusnya bersyukur, sekarang Bandung bisa tampil lebih tertata dengan perbaikan ruang publik ini.
Tapi kenapa ya masih banyak orang-orang yang hobi nyampah. Kan nggakindah juga ketika di kolong-kolong kursinya bertebaran bungkus mi instan bekas makan cuanki. Terus satu hal lagi, saya sedikit khawatir jumlah kursinya nanti berkurang karena dicuri atau dirusak tangan-tangan tak bertanggung jawab,” paparnya. Dia berharap konsep penataan trotoar ini tak sekadar cantik sesaat saja.
Tak hanya dinas terkait, masyarakat Bandung juga harus turut menjaga aset dan fasilitas kota ini agar kondisinya terus baik ke depannya. Windy pun beranganangan, semua titik trotoar yang kini sudah difasilitasi kursi dan pot bunga ke depan juga bisa dilengkapi wifiuntuk keperluan internet. “WifiBandung Juara memang sudah bisa diakses di beberapa tempat khusus. Nah saya sihmaunya semua area terbuka, termasuk trotoar juga sudah dilengkapi akses internet gratis,” cetusnya.
Dini budiman
Tak ada lagi cerita tentang indahnya bercengkrama di taman atau area terbuka. Apa daya, beberapa pusat keramaian memang sudah tak menyisakan kenyamanan. Namun tengok kembali tempat-tempat itu sekarang. Ibarat seorang wanita yang sudah pintar bersolek, kini Kota Bandung sudah menampakkan lagi auranya sebagai kota yang nyaman, kota kreatif, Parisj Van Java.
Setelah sukses mengubah taman alun-alun menjadi wahana destinasi wisata baru, kini giliran Jalan Asia Afrika yang dipercantik. Mendekati peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika, trotoar dan berbagai sudut kota pun sudah dihiasi kursi-kursi besi bergaya klasik. Tak hanya dimanjakan dengan trotoar berbatu granit yang terbilang luas, kini masyarakat bebas dudukduduk santai di kursi mungil tersebut.
Tak hanya bisa leleson (santai) sambil mengobrol ringan, kursi di area trotoar ini pun menjadi incaran para penggila swafoto atau selfie. Banyak juga orang yang duduk di sana sambil iseng memfoto hasil karyanya atau welfie. Tak sedikit pula yang pamer gaya rambutnya atau helfie. Setiap pagi, siang, sore hingga malam hari beberapa titik yang sudah dipasangi kursi selalu ramai orang yang ingin berfoto.
Berbekal telepon pintar dan senjata andalan tongsis alias tongkat narsis, momen sederhana itu cukup ampuh mengusir penatnya rutinitas kerja. “Kebetulan lokasinya dekat kantor, jadi kalau pulang kerja atau lagi istirahat, suka iseng ajafoto-foto eksis di kursi. Pas dilihat hasilnya memang keren juga. Nggak nyangka Bandung bisa sekeceini sekarang,” ujar Faradila, karyawati sebuah bank swasta di kawasan Asia Afrika kepada KORAN SINDO. Kantornya tempat dia bekerja memang ketiban puluang.
Kursi-kursi solid itu dipasang begitu saja oleh pemerintah di depan tempat dia bekerja. Sejak kursi taman bertengger, hampir setiap sore dia dan kawan-kawannya menyambangi tempat tersebut. Sederhana saja, Faradila hanya membunuh waktu sambil menunggu sang suami menjemputnya.
“Ya lumayanlah daripada diemdi kafe harus pesan ini itu mengeluarkan bujet, lebih asyik duduk cantik di kursi sambil nunggu jemputan datang. Nggak hanya itu, saya juga sering memanfaatkan momen Jalan Asia Afrika ditutup untuk berbagai hal. Misalnya pas ada inspeksi presiden kemarin.
Kansepi tuh, jadi saat istirahat bisa welfiewelfie,” katanya. Tak jauh berbeda dari pengalaman Faradila, Windy yang berkantor di Pemkot Bandung juga merasa diuntungkan dengan deretan kursi-kursi yang kini menghiasi area Jalan Merdeka, atau tepatnya di samping kantornya. Leih nikmat karena pohon-pohon besar yang berada di belakangnya pun semakin menambah kenyamanan saat kongkow.
“Buat ngadem sih cocok sekali, apalagi di belakangnya ada pohon-pohon yang menambah sejuk. Sayangnya kalau musim hujan kayak sekarang ya nggakbisa mainmain di situ. Saya sih membayangka, konsep kursi taman itu bisa lebih bagus kalau diberi atap-atap sederhana biar nggak keujanan. Nggak usah terlalu serius, yabisa didesain modern,” ungkap Windy.
Gadis berusia 25 tahun ini juga di sisi lain masih menyayangkan dengan kebiasaan masyarakat yang masih “bandel” buang sampah sembarangan. Selain itu, dia khawatir dengan tangantangan jahil yang kerap merusak keindahan kota. “Kita seharusnya bersyukur, sekarang Bandung bisa tampil lebih tertata dengan perbaikan ruang publik ini.
Tapi kenapa ya masih banyak orang-orang yang hobi nyampah. Kan nggakindah juga ketika di kolong-kolong kursinya bertebaran bungkus mi instan bekas makan cuanki. Terus satu hal lagi, saya sedikit khawatir jumlah kursinya nanti berkurang karena dicuri atau dirusak tangan-tangan tak bertanggung jawab,” paparnya. Dia berharap konsep penataan trotoar ini tak sekadar cantik sesaat saja.
Tak hanya dinas terkait, masyarakat Bandung juga harus turut menjaga aset dan fasilitas kota ini agar kondisinya terus baik ke depannya. Windy pun beranganangan, semua titik trotoar yang kini sudah difasilitasi kursi dan pot bunga ke depan juga bisa dilengkapi wifiuntuk keperluan internet. “WifiBandung Juara memang sudah bisa diakses di beberapa tempat khusus. Nah saya sihmaunya semua area terbuka, termasuk trotoar juga sudah dilengkapi akses internet gratis,” cetusnya.
Dini budiman
(bbg)