Ayah Dori Tidak Yakin Anaknya Bunuh Diri
A
A
A
DEPOK - Orang tua Akseyna Ahad Dori mahasiswa program studi Biologi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Indonesia (UI) meyakini sang buah hati tewas bukan karena bu nuh diri.
Surat wasiat yang ditulis Dori pun diduga kuat bukan tulisan tangan mahasiswa asal Yogyakarta tersebut. Ayah Dori, Kolonel TNI AU Sus Mardoto mengungkapkan, Dori bukan sosok yang mudah depresi. “Almarhum anak yang patuh terhadap orang tua, kritis, anak rumahan dan enggak suka keluyuran. Sangat jauh dari depresi,” ungkap Mardoto usai diperiksa Unit Reskrim Polresta Depok, Jumat (17/ 4/ 2015).
Mardoto juga yakin bila surat wasiat yang ditemukan di kamar indekos Dori bukanlah tulisan tangan sang buah hati. “Ker tas itu akan saya komunikasikan ke penyidik. Saya tidak yakin, itu bukan tulisannya,” katanya. Mardoto berharap kasus kematian anaknya ini dapat segera terungkap. “Tentunya ingin cepat terungkap. Saya belum tahu kapan akan dipanggil lagi oleh penyidik untuk pmeriksaan lanjutan,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, mahasiswa UI digegerkan dengan temuan mayat yang mengambang di Danau Kenanga UI samping gedung Balairung pada Kamis 26 Maret 2015 lalu. Mayat ditemukan sekira pukul 10.30 WIB dengan kondisi sudah membengkak.
Menurut Koordinator Satpam UI Namin, pertama kali mayat tersebut ditemukan oleh petugas kebersihan kampus. “Petugas kebersihan kemudian melapor ke satpam UI dan kami terus ke polisi,” kata Namin kepada wartawan.
sindonews
Surat wasiat yang ditulis Dori pun diduga kuat bukan tulisan tangan mahasiswa asal Yogyakarta tersebut. Ayah Dori, Kolonel TNI AU Sus Mardoto mengungkapkan, Dori bukan sosok yang mudah depresi. “Almarhum anak yang patuh terhadap orang tua, kritis, anak rumahan dan enggak suka keluyuran. Sangat jauh dari depresi,” ungkap Mardoto usai diperiksa Unit Reskrim Polresta Depok, Jumat (17/ 4/ 2015).
Mardoto juga yakin bila surat wasiat yang ditemukan di kamar indekos Dori bukanlah tulisan tangan sang buah hati. “Ker tas itu akan saya komunikasikan ke penyidik. Saya tidak yakin, itu bukan tulisannya,” katanya. Mardoto berharap kasus kematian anaknya ini dapat segera terungkap. “Tentunya ingin cepat terungkap. Saya belum tahu kapan akan dipanggil lagi oleh penyidik untuk pmeriksaan lanjutan,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, mahasiswa UI digegerkan dengan temuan mayat yang mengambang di Danau Kenanga UI samping gedung Balairung pada Kamis 26 Maret 2015 lalu. Mayat ditemukan sekira pukul 10.30 WIB dengan kondisi sudah membengkak.
Menurut Koordinator Satpam UI Namin, pertama kali mayat tersebut ditemukan oleh petugas kebersihan kampus. “Petugas kebersihan kemudian melapor ke satpam UI dan kami terus ke polisi,” kata Namin kepada wartawan.
sindonews
(ftr)