Penderita HIV/AIDS di Subang dari Gelandangan hingga PNS

Kamis, 16 April 2015 - 16:29 WIB
Penderita HIV/AIDS di Subang dari Gelandangan hingga PNS
Penderita HIV/AIDS di Subang dari Gelandangan hingga PNS
A A A
SUBANG - Tingginya jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Subang, yang mencapai 938 kasus, mendapat sorotan dari kalangan DPRD Subang.

"Kami prihatin, tiap berganti tahun, jumlah kasus HIV/AIDS terus bertambah, infonya sampai 938 kasus. Ini gawat dan butuh penanganan komprehensif yang serius dari semua pihak," kata Sekretaris Komisi IV DPRD Subang, Nurul Mu'min.

Tingginya penyebaran HIV/AIDS yang menembus 938 kasus, membuat Subang menduduki peringkat keempat dalam daftar kabupaten terbanyak kasus HIV/AIDS di Jawa Barat.

Untuk menekan terus membengkaknya kasus HIV/AIDS, diperlukan upaya keras dan langkah pencegahan yang progresif, melibatkan semua komponen masyarakat, pemuka agama, aparat hukum dan pemerintah.

Namun, peran Pemkab sebagai pemegang kebijakan tetap menjadi acuan bagi penanganan HIV/AIDS ini.

"Kuncinya, tetap ada di Pemkab selaku pemegang kebijakan. Pemkab harusnya mendorong semua pihak agar mengambil peran dalam menekan penyebaran penyakit seksual menular ini," tuturnya.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Subang hingga tahun 2014, jumlah penderita HIV/AIDS mencapai 893 kasus

"Enam diantaranya ibu hamil. Ada juga delapan orang PNS Pemkab dan empat siswa SMA yang diketahui mengidap penyakit ini. Mereka semuanya dalam pengawasan kami," ujar Kepala Dinas Kesehatan Subang Budi Subiantoro.

Terutama yang delapan PNS lanjut Budi, hingga kini mereka masih aktif bekerja di lingkungan Pemkab, jadi harus diawasi.

Menurutnya, setiap tahun, jumlah kasus HIV/AIDS menunjukkan trend meningkat. Tahun 2012 misalnya, penderita HIV/AIDS di Subang sebanyak 101 orang, lalu naik di 2013 menjadi 116 orang."Jumlah itu lantas melonjak di 2014 menjadi 893 orang," katanya.

Para penderita terdiri dari, pekerja seks komersial (PSK) sebanyak 313 orang, ibu rumah tangga (IRT) 162 orang, wiraswasta 107 orang, buruh 76 orang, warga biasa 65 orang, waria 36 orang, anak-anak 33 orang.

Kemudian pengangguran dan gelandangan 19 orang, petani 19 orang, sopir 14 orang, TKI 14 orang, PNS delapan orang, pelajar empat orang, nelayan empat orang," Serta mahasiswa empat orang, dan TNI dua orang," pungkasnya.

Untuk menekan penyebaran penyakit ini, pihaknya gencar melakukan sosialisasi perilaku seks aman, pencegahan narkoba, dan pemberian obat vaksin secara gratis.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6852 seconds (0.1#10.140)