Kembalikan Kejayaan Sungai Bengawan Solo
A
A
A
SOLO - Pemkot Solo menggelar lomba kreasi getek bertajuk Bengawan Solo Gethek Festival 2015, kemarin. Acara tersebut digelar untuk mempromosikan kembali sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut di tingkat nasional dan internasional.
Sebanyak 23 getek yang berasal dari berbagai instansi dan kelompok masyarakat menyusuri sungai mulai dari Kampung Ngepung Kecamatan Pasar Kliwon hingga Pucangsawit, Kecamatan Jebres sepanjang 4,2 kilometer. Seluruh getek peserta tampil dengan aneka kreasi seperti replika binatang dan Pangeran Diponegoro.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, acara tersebut digelar untuk mempromosikan kembali potensi yang ada di Bengawan Solo. Mulai dari potensi air, potensi budaya, potensi masyarakat, hingga potensi wisata di sepanjang aliran sungai tersebut. Menurutnya, sungai tersebut pernah mengalami masa kejayaan sebelum Indonesia merdeka.
Pada masa itu, Sungai Bengawan Solo menjadi jalur transportasi penting yang menghubungkan Kota Solo dengan wilayah-wilayah lain yang ada di Pulau Jawa. Bahkan, transportasi sungai bisa menjangkau hingga wilayah- wilayah pesisir yang ada di utara Pulau Jawa. Apalagi sungai itu bermuara langsung di Laut Jawa, tepatnya di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.
Selain transportasi, Bengawan Solo juga merupakan jalur strategis dalam bidang perekonomian. Saat jalan raya belum mendominasi, distribusi barang masih menggunakan sungai tersebut. Dengan sejarah yang panjang itu, Wali Kota ingin membangkitkan kembali kejayaan Sungai Bengawan Solo.
Salah satunya dengan acara lomba kreasi getek tradisional. Getek dipilih karena alat transportasi itu sangat murah dan sempat menjadi alat transportasi populer selain perahu. “Dahulu itu moda angkutan sungai sangat sederhana, mereka menggunakan getek yang bahan bakunya berasal dari bambu yang dikaitkan dengan tali,” ucapnya.
Sementara, Kepala Disbupar Kota Solo, Eny Tyazni Suzana mengatakan, festival tersebut diikuti sekitar 23 getek dari berbagai instansi dan kelompok masyarakat. Selain itu, sehari sebelumnya juga digelar lomba perahu kano yang diikuti puluhan peserta dari seluruh Indonesia.
Arief setiadi
Sebanyak 23 getek yang berasal dari berbagai instansi dan kelompok masyarakat menyusuri sungai mulai dari Kampung Ngepung Kecamatan Pasar Kliwon hingga Pucangsawit, Kecamatan Jebres sepanjang 4,2 kilometer. Seluruh getek peserta tampil dengan aneka kreasi seperti replika binatang dan Pangeran Diponegoro.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, acara tersebut digelar untuk mempromosikan kembali potensi yang ada di Bengawan Solo. Mulai dari potensi air, potensi budaya, potensi masyarakat, hingga potensi wisata di sepanjang aliran sungai tersebut. Menurutnya, sungai tersebut pernah mengalami masa kejayaan sebelum Indonesia merdeka.
Pada masa itu, Sungai Bengawan Solo menjadi jalur transportasi penting yang menghubungkan Kota Solo dengan wilayah-wilayah lain yang ada di Pulau Jawa. Bahkan, transportasi sungai bisa menjangkau hingga wilayah- wilayah pesisir yang ada di utara Pulau Jawa. Apalagi sungai itu bermuara langsung di Laut Jawa, tepatnya di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.
Selain transportasi, Bengawan Solo juga merupakan jalur strategis dalam bidang perekonomian. Saat jalan raya belum mendominasi, distribusi barang masih menggunakan sungai tersebut. Dengan sejarah yang panjang itu, Wali Kota ingin membangkitkan kembali kejayaan Sungai Bengawan Solo.
Salah satunya dengan acara lomba kreasi getek tradisional. Getek dipilih karena alat transportasi itu sangat murah dan sempat menjadi alat transportasi populer selain perahu. “Dahulu itu moda angkutan sungai sangat sederhana, mereka menggunakan getek yang bahan bakunya berasal dari bambu yang dikaitkan dengan tali,” ucapnya.
Sementara, Kepala Disbupar Kota Solo, Eny Tyazni Suzana mengatakan, festival tersebut diikuti sekitar 23 getek dari berbagai instansi dan kelompok masyarakat. Selain itu, sehari sebelumnya juga digelar lomba perahu kano yang diikuti puluhan peserta dari seluruh Indonesia.
Arief setiadi
(ftr)