Kota Bandung Akan Punya Menara Jam Raksasa

Minggu, 12 April 2015 - 10:08 WIB
Kota Bandung Akan Punya...
Kota Bandung Akan Punya Menara Jam Raksasa
A A A
BANDUNG - Inggris boleh berbangga dengan Big Ben. Menara jam raksasa yang terletak di Gedung Parlemen, Westminster itu, menjadi ikon kebanggaan Kota London.

Bangunan serupa tak lama lagi segera hadir dipusat Kota Bandung. Rencananya, Pemkot Bandung akan memasang menara jam raksasa di simpang lima. dengan tinggi 11 meter. Menara jam raksasa tersebut akan menjulang tinggi seperti bangunan yang berada dilokasi tersebut. “Gayanya kayak Big Ben di Inggris. Ya Big Bennya Bandung.

Tapi kami engga mengadopsi gaya arsitektur Big Ben, engga. Jadi ada jam kota di situ, sehingga warga masyarakat bisa melihat,” kata Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung Arief Prasetya kepada KORAN SINDO kemarin. Sebelumnya di lokasi tersebut merupakan tempat berdirinya tugu Dasasila Bandung karya seniman Sunaryo.

“Rencananya bikin tiga sisi karena itu juga pemberian atau hibah. Saat ini pemkot sedang diskusi dengan pemberi hibah. Pemberi hibah akan memberi dua tapi tetap kami minta tiga karena segi lima. Kalo dua ada satu sisi yang tidak terlihat. Nah ini masih didiskusikan. Mudah mudahan bisa,” ujar dia. Menurut Arief, menara jam di pilih de ngan pertimbangan untuk mempercantik kawasan Jalan Asia Afrika.

Seperti diketahui kurang dari dua pekan lagi, kawasan Jalan Asia Afrika akan menjadi lokasi tempat berlangsungnya peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 24 April. Bentuk tugu jam juga akan menyesuaikan bangunan-bangunan di lokasi tersebut. “Estetika aja. Kalo kemaren kan ada Tugu Dasasila Bandung. Kini dipindah tuh keCikapundung Timur.

Masa kosong? Ini kami juga pasang jam dinding mengikuti bangunan sekitarnya gaya art deco. Sebab kalau kami pasang kembali patung kan ga cocok karena di situ kan daerahnya sudah tinggi. Kalo kami ganti dengan dasasila tidak akan terlihat. Makanya kami ting gikan sebelas meter,” tutur Arief. Saat ini, proses pembangunan menara jam raksasa tersebut sudah mencapai 60%.

Ditargetkan sudah selesai sebelum 18 April mendatang. Menurut dia, dana untuk mem bangum jam raksasa tersebut berasal dari pihak ketiga. Sementara itu Wali Kota Ban dung Ridwan Kamil mengatakan, dalam menata kawasan Jalan Asia Afrika, banyak terinspirasi kota-kota di Eropa. Wali Kota mengaku ingin menyuguhkan suasana kota-kota di Eropa di jalan yang sebelumnya bernama Postweg itu.

“Saya terinspirasi karena dulu Bandung dikenal sebagai Parijs van Java. Makanya saya kembalikan lagi begitulah suasana Paris. Lampunya jadul, pedestriannya lebar, ada bunga, ada tempat duduk, cuacany aman, bangunannya banyak art de co. Jadi intinya terinspirasi mengembalikan lagi Parijs van Java, referensinya kota-kota eropa,” kata Emil.

Tak hanya di kawasan Jalan Asia-Afrika, diapun berharap ka wasan kota tua di Kota Bandung dapat serupa dengan kawa san Asia Afrika. Emil bahkan menggandeng sejumlah arsitek untuk mendesain suasana tersebut. “Ada tim namanya Forum Kota Bandung. Itu para arrsitek yang cinta sama Bandung,” ungkap Wali Kota.

Untuk mewujudkan suasana Eropa diKota Kembang, tutur Emil, membutuhkan dana yang cukup besar. Untuk pengerjaan trotoar diJalan Asia-Afrika saja membutuhkan dana Rp5 miliar. “Seluruh kawasan ko ta tua akan dijadikan kaya Asia Afrika, mungkin Rp1 triliun. Itu lima tahun ga akan cukup. Minimal 15 tahun bisa membuat Bandung keren. Tapi kan dicicil. Kayak di Eropa, Paris dan kotakota lainnya,” tutur Emil.

Dian rosadi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7509 seconds (0.1#10.140)