23 Siswa Ikut UN di Sekolah Lain
A
A
A
BANTUL - Sebanyak 23 siswa SMA Ali Maksum harus mengikuti ujian nasional (UN) yang digelar 13–15 April mendatang di sekolah lain yang jaraknya sekitar tiga kilometer dari sekolah mereka.
Sebab, sekolah mereka belum mendapatkan izin menyelenggarakan UN sendiri meskipun sebenarnya jumlahnya sudah memadai. Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal (Dikmenof) Bantul Suherman mengungkapkan, SMA Ali Maksum sebenarnya sudah bisa menyelenggarakan UN sendiri jika dilihat dari jumlah siswa.
Akan tetapi mereka belum boleh melaksanakannya karena belum mendapatkan akreditasi dari pihak Dikmenof. “Syaratnya selain jumlah siswa, juga akreditasi,” ujarnya, kemarin. Sebanyak 23 siswa tersebut rencananya akan bergabung dengan SMA 1 Sewon untuk pelaksanaan UN. terkait dengan persiapan jelang digelarnya UN untuk tingkat SMA dan SMK mulai 13–15 April 2015 mendatang, ia mengaku pihaknya sudah siap.
Setidaknya dari hasil empat tahap tryout yang digelar pihak Pemkab Bantul, mendapatkan 30 orang siswa SMA jurusan IPA dan 30 siswa jurusan IPS yang kemudian disaringnya untuk memiliki tugas meraih nilai UN tertinggi. Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum Dikmenof Bantul menyatakan, empat sekolah akan melaksanakan UN online. Empat sekolah itu adalah SMKN 3 Kasihan, SMKN 1 Sewon, SMKN 2 Sewon, dan SMKN 1 Bantul. Empat sekolahituterpilihkarenamemiliki fasilitas komputer untuk masing- masing peserta ujian.
Nama Baik Sekolah Dipertaruhkan
Meskipun tidak menentukan kelulusan siswa secara keseluruhan, namun pihak sekolah masih ada yang menekan siswa peserta didik mereka. Siswa harus tetap bisa mencapai nilai tertinggi demi prestise atau harga diri sekolah mereka. Siswa dibebani menjaga prestasi sekolah sehingga guru tetap menekan keseriusan siswa. Seperti yang terjadi di SMAN 1 Jetis.
Menjelang dilaksanakan UN kali ini, mereka menggelar aksi doa bersama antara siswa dengan orang tua masing- masing. Tujuannya, mereka ingin agar tingkat kelulusan seperti yang diharapkan serta nilai ujiannya lebih tinggi dibanding dengan tahun sebelumnya. Harapan yang tinggi sekolah sematkan pada siswa bukan demi kelulusan semata, tetapi karena harga diri sekolah dipertaruhkan.
Humas SMAN 1 Jetis, Walfarianto mengatakan, SMAN 1 Jetis merupakan salah satu sekolah yang berprestasi di Bantul. Nilai UN selama bertahuntahun tidak pernah lepas dari urutan lima besar se-Kabupaten Bantul. Sementara itu tiga siswa Sleman dipastikan akan mengikuti ujian nasional (UN) tingkat SLTA sederajat di lembaga pemasyarakatan (LP).
Yaitu LP Cebongan, LP Wirogunan, dan LP Anak Wonosari, Gunungkidul. Ketiganya saat ini sedang dalam proses hukum, sehingga untuk kepentingan persidangan di pengadilan mereka dititipkan di LP tersebut.
Erfanto linangkung/ priyo setyawan
Sebab, sekolah mereka belum mendapatkan izin menyelenggarakan UN sendiri meskipun sebenarnya jumlahnya sudah memadai. Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal (Dikmenof) Bantul Suherman mengungkapkan, SMA Ali Maksum sebenarnya sudah bisa menyelenggarakan UN sendiri jika dilihat dari jumlah siswa.
Akan tetapi mereka belum boleh melaksanakannya karena belum mendapatkan akreditasi dari pihak Dikmenof. “Syaratnya selain jumlah siswa, juga akreditasi,” ujarnya, kemarin. Sebanyak 23 siswa tersebut rencananya akan bergabung dengan SMA 1 Sewon untuk pelaksanaan UN. terkait dengan persiapan jelang digelarnya UN untuk tingkat SMA dan SMK mulai 13–15 April 2015 mendatang, ia mengaku pihaknya sudah siap.
Setidaknya dari hasil empat tahap tryout yang digelar pihak Pemkab Bantul, mendapatkan 30 orang siswa SMA jurusan IPA dan 30 siswa jurusan IPS yang kemudian disaringnya untuk memiliki tugas meraih nilai UN tertinggi. Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum Dikmenof Bantul menyatakan, empat sekolah akan melaksanakan UN online. Empat sekolah itu adalah SMKN 3 Kasihan, SMKN 1 Sewon, SMKN 2 Sewon, dan SMKN 1 Bantul. Empat sekolahituterpilihkarenamemiliki fasilitas komputer untuk masing- masing peserta ujian.
Nama Baik Sekolah Dipertaruhkan
Meskipun tidak menentukan kelulusan siswa secara keseluruhan, namun pihak sekolah masih ada yang menekan siswa peserta didik mereka. Siswa harus tetap bisa mencapai nilai tertinggi demi prestise atau harga diri sekolah mereka. Siswa dibebani menjaga prestasi sekolah sehingga guru tetap menekan keseriusan siswa. Seperti yang terjadi di SMAN 1 Jetis.
Menjelang dilaksanakan UN kali ini, mereka menggelar aksi doa bersama antara siswa dengan orang tua masing- masing. Tujuannya, mereka ingin agar tingkat kelulusan seperti yang diharapkan serta nilai ujiannya lebih tinggi dibanding dengan tahun sebelumnya. Harapan yang tinggi sekolah sematkan pada siswa bukan demi kelulusan semata, tetapi karena harga diri sekolah dipertaruhkan.
Humas SMAN 1 Jetis, Walfarianto mengatakan, SMAN 1 Jetis merupakan salah satu sekolah yang berprestasi di Bantul. Nilai UN selama bertahuntahun tidak pernah lepas dari urutan lima besar se-Kabupaten Bantul. Sementara itu tiga siswa Sleman dipastikan akan mengikuti ujian nasional (UN) tingkat SLTA sederajat di lembaga pemasyarakatan (LP).
Yaitu LP Cebongan, LP Wirogunan, dan LP Anak Wonosari, Gunungkidul. Ketiganya saat ini sedang dalam proses hukum, sehingga untuk kepentingan persidangan di pengadilan mereka dititipkan di LP tersebut.
Erfanto linangkung/ priyo setyawan
(bbg)