Pasar Baru Ditertibkan
A
A
A
BANDUNG - Sebanyak 21 orang yang diduga preman, pedagang asongan, dan gelandangan diamankan tim gabungan dalam razia di Pasar Baru Bandung kemarin. Razia dilakukan untuk memberi rasa aman bagi pengunjung.
Razia dilakukan tim gabungan yang terdiri dari Polrestabes Ban dung, Satpol PP, TNI, dan Koramil. Operasi tersebut, dilakukan kesekian kalinya diPasar Baru Bandung. Sebelumnya, jajaran Polrestabes Bandung juga telah mengamankan puluhan orang yang diduga preman dan calo Pasar Baru.
Kabag Ops Polrestabes Bandung AKBP Dhafi menuturkan, beberapa hari ini, pihaknya menerima laporan dari para wisatawan, dimana mereka merasa tidak nyaman ketika berbelanja diPasar Baru. “Beberapa waktu lalu ada masyarakat yang mengeluhkan tak nyaman belanja di sini (Pasar Baru) karena ada orang yang tak berkepentingan di pasar, tapi berada di pasar.
Orangorang ini juga terkesan ada yang mengajak, memaksa ke took-toko tertentu (percaloan). Kemudian ada pedagang asongan dan kaki lima yang layaknya tak berada diruas pejalan kaki. Kemudian masalah parkir yang seharusnya tak parkir, tapi ada kendaraan parkir,” katanya. Mereka yang diamankan ter sebut kemudian dikumpulkan dan dipanggil untuk dila kukan pembinaan di tempat.
Diakui dia, polisi tidak hanya bertugas penertiban preman, namun juga pelanggaran lain seperti masalah parkir, pedagang asongan, dan gepeng. “Satpol PP pun sama, jika ada pelanggaran lalu lintas, ya diamankan juga,” jelasnya. Ketika disingung berapa orang yang di amankan dalam penertiban tersebut.
Dahfi menyebutkan ada 21 orang yang diamankan. “21 orang ini ada indikasi premanisme, pedagang aso ngan, gepeng, pelajar juga diamankan,” terangnya. Diakui dia, razia ini akan terus dilakukan sekaligus memberikan contoh kepada para sekuriti diPasar Baru. “Sekalian memberikan pelajaran kepada sekuriti di Pasar Baru seharusnya seperti apa.
Sehingga betul-betul aman, baru kami akan lepas sedikit demi sedikit. Hingga ke depannya para petugasnya ini maksimal,” tuturnya. Sementara itu, Asep Setiawan, 31, mengaku terkejut atas razia tersebut. Dia mengaku tibatiba petugas datang, lalu me nariknya. Dia ikut digiring bersama pemuda lainnya. Pada saat itu, Kartu Tanda Penduduknya (KTP) pun disita petugas.
“Diperiksa juga sudah. Saya bingung tidak tahu apa-apa, tapi dibawa petugas. Pada hal saya cuman jualan di pinggir jalan,” kata Asep. Asep memperlihatkan selembar kertas yang didapatkannya setelah diperiksa dipos depan Pasar Baru. Pada kertas tersebut Asep dinilai bersalah lantaran berjualan di tempat terlarang. Padahal dia sudah berjualan selama lima tahun disamping Pasar Baru.
“Baru kali ini ada razia. Kami cuma jualan cari nafkah. Bukan malak atau memeras. Saya juga jualannya sambil jalan bukan menetap. Kalau memang razia preman seharusnya pedagang tidak kena razia,” katanya. Sedangkan salah seorang pengunjung Suryaman, 50, mengaku terkejut ketika petugas menyisir tempat tersebut. Awalnya dia menyangka penyisiran itu ada penangkapan penjahat.
“Tadinya serem juga, tapi begitu tahu razia preman jadi tenang sewaktu kami berbelanja tadi,” katanya. Kendati begitu, dia mendukung kegiatan yang dilakukan para petugas terutama pada akhir pekan. Hal tersebut dilakukan guna menciptakan ketertiban dan kenyamanan pengunjung ketika berbelanja, pasalnya yang datang ke Pasar Baru ini tak hanya warga lokal. “Sedikit membuat tenang kalau setiap hari ada razia seperti ini. Tapi juga jangan terlalu berlebihan. Yang tidak terin di kasi preman jangan ditindak,” tuturnya.
Agie permadi
Razia dilakukan tim gabungan yang terdiri dari Polrestabes Ban dung, Satpol PP, TNI, dan Koramil. Operasi tersebut, dilakukan kesekian kalinya diPasar Baru Bandung. Sebelumnya, jajaran Polrestabes Bandung juga telah mengamankan puluhan orang yang diduga preman dan calo Pasar Baru.
Kabag Ops Polrestabes Bandung AKBP Dhafi menuturkan, beberapa hari ini, pihaknya menerima laporan dari para wisatawan, dimana mereka merasa tidak nyaman ketika berbelanja diPasar Baru. “Beberapa waktu lalu ada masyarakat yang mengeluhkan tak nyaman belanja di sini (Pasar Baru) karena ada orang yang tak berkepentingan di pasar, tapi berada di pasar.
Orangorang ini juga terkesan ada yang mengajak, memaksa ke took-toko tertentu (percaloan). Kemudian ada pedagang asongan dan kaki lima yang layaknya tak berada diruas pejalan kaki. Kemudian masalah parkir yang seharusnya tak parkir, tapi ada kendaraan parkir,” katanya. Mereka yang diamankan ter sebut kemudian dikumpulkan dan dipanggil untuk dila kukan pembinaan di tempat.
Diakui dia, polisi tidak hanya bertugas penertiban preman, namun juga pelanggaran lain seperti masalah parkir, pedagang asongan, dan gepeng. “Satpol PP pun sama, jika ada pelanggaran lalu lintas, ya diamankan juga,” jelasnya. Ketika disingung berapa orang yang di amankan dalam penertiban tersebut.
Dahfi menyebutkan ada 21 orang yang diamankan. “21 orang ini ada indikasi premanisme, pedagang aso ngan, gepeng, pelajar juga diamankan,” terangnya. Diakui dia, razia ini akan terus dilakukan sekaligus memberikan contoh kepada para sekuriti diPasar Baru. “Sekalian memberikan pelajaran kepada sekuriti di Pasar Baru seharusnya seperti apa.
Sehingga betul-betul aman, baru kami akan lepas sedikit demi sedikit. Hingga ke depannya para petugasnya ini maksimal,” tuturnya. Sementara itu, Asep Setiawan, 31, mengaku terkejut atas razia tersebut. Dia mengaku tibatiba petugas datang, lalu me nariknya. Dia ikut digiring bersama pemuda lainnya. Pada saat itu, Kartu Tanda Penduduknya (KTP) pun disita petugas.
“Diperiksa juga sudah. Saya bingung tidak tahu apa-apa, tapi dibawa petugas. Pada hal saya cuman jualan di pinggir jalan,” kata Asep. Asep memperlihatkan selembar kertas yang didapatkannya setelah diperiksa dipos depan Pasar Baru. Pada kertas tersebut Asep dinilai bersalah lantaran berjualan di tempat terlarang. Padahal dia sudah berjualan selama lima tahun disamping Pasar Baru.
“Baru kali ini ada razia. Kami cuma jualan cari nafkah. Bukan malak atau memeras. Saya juga jualannya sambil jalan bukan menetap. Kalau memang razia preman seharusnya pedagang tidak kena razia,” katanya. Sedangkan salah seorang pengunjung Suryaman, 50, mengaku terkejut ketika petugas menyisir tempat tersebut. Awalnya dia menyangka penyisiran itu ada penangkapan penjahat.
“Tadinya serem juga, tapi begitu tahu razia preman jadi tenang sewaktu kami berbelanja tadi,” katanya. Kendati begitu, dia mendukung kegiatan yang dilakukan para petugas terutama pada akhir pekan. Hal tersebut dilakukan guna menciptakan ketertiban dan kenyamanan pengunjung ketika berbelanja, pasalnya yang datang ke Pasar Baru ini tak hanya warga lokal. “Sedikit membuat tenang kalau setiap hari ada razia seperti ini. Tapi juga jangan terlalu berlebihan. Yang tidak terin di kasi preman jangan ditindak,” tuturnya.
Agie permadi
(bbg)