Camat Medan Denai Ajak Warga Sulap Daun Menjadi Kompos
A
A
A
MEDAN - Banyaknya daun yang bertebaran di badan jalan atau di halaman rumah pada musim kemarau ini, kerap dikeluhkan warga.
Namun, bagi Kecamatan Medan Denai, dedaunan tersebut sangat berharga. Keberadaan daun itu bisa bermanfaat dengan mengolah sampah organik menjadi kompos. Pengolahan sampah daun menjadi kompos dikelola pihak Kecamatan Medan Denai. Bahkan, seharusnya menjadi percontohan bagi warga untuk terus melakukan kegiatan yang sama.
Tidak jarang ada beberapa warga ingin belajar untuk membuat kompos. Rencananya, pihak kecamatan akan melakukan kampanye tentang kebersihan lingkungan dengan mengolah sampah organik menjadi kompos.
“Selama ini sering kita kampanyekan jangan membuang sampah sembarangan dan bergotong royong. Selain itu, kita juga akan mengampanyekan warga untuk membuat kompos,” kata Camat Medan Denai, Hendra Asmilan, di sela-sela memperlihatkan proses komposing milik Kecamatan Medan Denai yang terletak di belakang kantornya, Selasa (7/4).
Kompos yang dihasilkan bervariasi mencapai 10 kg dengan waktu yang tidak menentu. Pasalnya, ada sampah organik yang cepat diolah menjadi kompos dan ada yang membutuhkan waktu lama, sekitar 14 hari hingga sebulan.
“Sampah yang dibuat kompos berasal dari daun yang ada di sekitar kantor kecamatan. Sebelum dibuat kompos, sampah daun atau organik akan disortir terlebih dulu. Selanjutnya dilakukan melalui tiga tahap untuk pembusukan dan ditambah bahan kimia efective microorganisme 4 atau EM4,” ujarnya.
Melihat fungsi dan mudah pembuatan kompos, dia pun mengajak warga mulai melakukan komposing. Selanjutnya, aktif memilih sampah sesuai dengan tiga kategori, yakni organik, nonorganik, dan B3 (bahan berbahaya dan beracun).
Irwan siregar
Namun, bagi Kecamatan Medan Denai, dedaunan tersebut sangat berharga. Keberadaan daun itu bisa bermanfaat dengan mengolah sampah organik menjadi kompos. Pengolahan sampah daun menjadi kompos dikelola pihak Kecamatan Medan Denai. Bahkan, seharusnya menjadi percontohan bagi warga untuk terus melakukan kegiatan yang sama.
Tidak jarang ada beberapa warga ingin belajar untuk membuat kompos. Rencananya, pihak kecamatan akan melakukan kampanye tentang kebersihan lingkungan dengan mengolah sampah organik menjadi kompos.
“Selama ini sering kita kampanyekan jangan membuang sampah sembarangan dan bergotong royong. Selain itu, kita juga akan mengampanyekan warga untuk membuat kompos,” kata Camat Medan Denai, Hendra Asmilan, di sela-sela memperlihatkan proses komposing milik Kecamatan Medan Denai yang terletak di belakang kantornya, Selasa (7/4).
Kompos yang dihasilkan bervariasi mencapai 10 kg dengan waktu yang tidak menentu. Pasalnya, ada sampah organik yang cepat diolah menjadi kompos dan ada yang membutuhkan waktu lama, sekitar 14 hari hingga sebulan.
“Sampah yang dibuat kompos berasal dari daun yang ada di sekitar kantor kecamatan. Sebelum dibuat kompos, sampah daun atau organik akan disortir terlebih dulu. Selanjutnya dilakukan melalui tiga tahap untuk pembusukan dan ditambah bahan kimia efective microorganisme 4 atau EM4,” ujarnya.
Melihat fungsi dan mudah pembuatan kompos, dia pun mengajak warga mulai melakukan komposing. Selanjutnya, aktif memilih sampah sesuai dengan tiga kategori, yakni organik, nonorganik, dan B3 (bahan berbahaya dan beracun).
Irwan siregar
(ftr)