IRT Mulai Habis Kesabaran
A
A
A
PEMATANGSIANTAR - Masyarakat Kota Pematangsiantar, terutama ibu rumah tangga (IRT), sudah mulai habis kesabarannya menghadapi sulit dan mahalnya mendapatkan elpiji bersubsidi ukuran 3 kg.
Mereka pun mendesak PT Pertamina dan pemerintah daerah setempat segera menggelar operasi pasar (OP) di tiap kelurahan. Sejumlah IRT yang ditemui KORAN SINDO MEDAN mengaku bingung menghadapi situasi ini. Mereka sangat resah dengan semakin sulitnya membeli elpiji bersubsidi itu sejak dua pekan belakangan ini.
Sumarni, 43,warga Jalan Nagur, mengatakan, terpaksa membeli epliji hingga ke Jalan Sibolga dengan harga Rp30.000. Padahal, harga yang paling mahal di tingkat pengecer hanya Rp25.000. “ Luar biasa sulitnya membeli epliji 3 kg sekarang ini. Sudah harganya mahal, di tingkat pengecer hampir setiap hari kosong.
Kami terpaksa membelinya dari tempat lain yang jaraknya jauh dari rumah, itu pun dengan harga mahal,” ujar Sumarni. Keluhan yang sama disampaikan Nuriati Sinaga, 37. Warga Jalan Meranti ini mengaku terpaksa membeli elpiji keJalan Melanthon Siregar yang berjarak sekitar 15 kilometer dari tempat tinggalnya.
“Untuk membeli elpiji 3 kg terpaksa keluar ongkos naik angkutan umum Rp16.000 pulang pergi. Belum lagi harganya mahal,” ujarnya Total biaya yang dikeluarkan, kata Nuriati, hampir Rp50.000 hanya untuk membeli satu tabung eliji 3 kg. “Entah bagaimana nasib masyarakat kecil ini nantinya,” kata Nuriati.
Pemko Pematangsiantar, melalui Kepala Bagian Humas Jalatua Hasugian kepada KORAN SINDO MEDAN , menyebut, kelangkaan elpiji sudah terjadi sejak beberapa bulan belakangan. Ini disebabkan tidak sebandingnya kebutuhan yang diusulkan kepada pemerintah dengan realisasinya.
Pemko Pematangsiantar, menurut Jalatua, mengusulkan pasokan gas setiap tahunnya sebanyak 3,7 juta tabung per tahun, namun yang direalisasikan hanya 1,7 juta tabung. “Selain itu, mungkin ada indikasi lain seperti yang disampaikan masyarakat dijualnya kebutuhan gas untuk Pematangsiantar ke luar daerah,” ujar Jalatua.
Jalatua menambahkan, saat ini jumlah penerima elpiji subsidi di Kota Pematangsiantar 59.000 kepala keluarga (KK) dengan jumlah agen sebanyak enam agen serta 115 pangkalan. Dia juga sangat menyayangkan adanya kabar elpiji 3 kg untuk kuota Pematangsiantar yang dipasarkan di luar daerah.
Ricky hutapea
Mereka pun mendesak PT Pertamina dan pemerintah daerah setempat segera menggelar operasi pasar (OP) di tiap kelurahan. Sejumlah IRT yang ditemui KORAN SINDO MEDAN mengaku bingung menghadapi situasi ini. Mereka sangat resah dengan semakin sulitnya membeli elpiji bersubsidi itu sejak dua pekan belakangan ini.
Sumarni, 43,warga Jalan Nagur, mengatakan, terpaksa membeli epliji hingga ke Jalan Sibolga dengan harga Rp30.000. Padahal, harga yang paling mahal di tingkat pengecer hanya Rp25.000. “ Luar biasa sulitnya membeli epliji 3 kg sekarang ini. Sudah harganya mahal, di tingkat pengecer hampir setiap hari kosong.
Kami terpaksa membelinya dari tempat lain yang jaraknya jauh dari rumah, itu pun dengan harga mahal,” ujar Sumarni. Keluhan yang sama disampaikan Nuriati Sinaga, 37. Warga Jalan Meranti ini mengaku terpaksa membeli elpiji keJalan Melanthon Siregar yang berjarak sekitar 15 kilometer dari tempat tinggalnya.
“Untuk membeli elpiji 3 kg terpaksa keluar ongkos naik angkutan umum Rp16.000 pulang pergi. Belum lagi harganya mahal,” ujarnya Total biaya yang dikeluarkan, kata Nuriati, hampir Rp50.000 hanya untuk membeli satu tabung eliji 3 kg. “Entah bagaimana nasib masyarakat kecil ini nantinya,” kata Nuriati.
Pemko Pematangsiantar, melalui Kepala Bagian Humas Jalatua Hasugian kepada KORAN SINDO MEDAN , menyebut, kelangkaan elpiji sudah terjadi sejak beberapa bulan belakangan. Ini disebabkan tidak sebandingnya kebutuhan yang diusulkan kepada pemerintah dengan realisasinya.
Pemko Pematangsiantar, menurut Jalatua, mengusulkan pasokan gas setiap tahunnya sebanyak 3,7 juta tabung per tahun, namun yang direalisasikan hanya 1,7 juta tabung. “Selain itu, mungkin ada indikasi lain seperti yang disampaikan masyarakat dijualnya kebutuhan gas untuk Pematangsiantar ke luar daerah,” ujar Jalatua.
Jalatua menambahkan, saat ini jumlah penerima elpiji subsidi di Kota Pematangsiantar 59.000 kepala keluarga (KK) dengan jumlah agen sebanyak enam agen serta 115 pangkalan. Dia juga sangat menyayangkan adanya kabar elpiji 3 kg untuk kuota Pematangsiantar yang dipasarkan di luar daerah.
Ricky hutapea
(bbg)