Pelabuhan Internasional Harus di Jawa Barat

Selasa, 07 April 2015 - 10:30 WIB
Pelabuhan Internasional Harus di Jawa Barat
Pelabuhan Internasional Harus di Jawa Barat
A A A
BANDUNG - Pemprov Jabar keukeuh proyek pembangunan pelabuhan internasional harus dilaksanakan di Jabar. Untuk itu, pemprov tengah melakukan studi kelayakan lokasi yang tepat antara Kabupaten Subang dan Indramayu.

Langkah ini diambil setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan pelabuhan internasio nal batal dibangun di Cilamaya, Kabupaten Karawang. Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengatakan, pem bangunan pelabuhan di utara Jabar ini sangat penting untuk mendongkrak pertumbuh an ekonomi. “(Pem bangunan pelabuhan) harus cepat,” kata Deddy seusai melakukan inspeksi mendadak di Garut kemarin.

Dia mengemukakan, keberadaan pelabuhan tersebut akan memacu pertumbuhan industri baru. “Ini juga untuk mendorong pertumbuhan Priangan timur di bagian utara. Sudah harus ada pelabuhan, karena arus barang sudah sangat tinggi,” ujar dia. Demiz sapaan akrab Wagub menuturkan, untuk mengatasi belum dibangunnya pelabuhan di daerah timur, kanal Cikarang-Bekasi-laut Pelindo diharapkan telah beroperasi pada 2016 akhir.

“Jadi arus barang pake tongkang gasemua lewat darat. Pada 2017, kanal dari Cikarang diperpanjang ke Cikampek. Sementara pembangunan di Pelabuhan Cirebon, juga ditarget selesai 2017. Mudah-mudahan dalam waktu segera ada pelabuhan samudera yang tidak mengganggu produksi migas kita di pantai utara,” tutur Demiz. “Udah harus ada pelabuhan karena arus barang sangat tinggi.

Ini pasti. Begitu tol jadi, maka engga bisa dicegah terjadi pertumbuhan industri dan arus barang. ““Kalo gada pelabuhan, bisa jadi masalah. Paling Cirebon atau ke Tanjung priok atau Cikarang pake tongkang. Maka ideal di tengah ada pelabuhan,” ungkap Wagub. Satu tongkang masuk kontainer ditambahkan Demiz jika diangkut menggunakan truk bisa 3 kilometer panjangnya.

“Kalau ada 100 tongkang, berarti 300 km mengurangi kemacetan. Jadi kepadatan jalan tol berkurang mobilitas lebih tinggi,” kata Demiz. Pembangunan pelabuhan internasional, tutur dia, akan terjadi pemerataan pemberdaya an ekonomi masyarakat di timur Majalengka-Kuningan. “Kemungkinan kemunculan industri jadi tinggi, makanya kami siapkan infrastruktur untuk memacu industri tanpa mengganggu lahan abadi pertanian,” tutur dia.

Subang atau Indramayu Dinilai Relevan

Gubernur Jabar Ahmad Her yawan mengatakan, Jabar harus punya pelabuhan sendiri agar ekspor Jabar bisa tercatat se cara rinci bukan atas nama daerah lain seperti yang selama terjadi. “Wajar jika Jabar punya pelabuhan sendiri biar ada catatan ekspor sehingga PDRBnya naik,” kata Heryawan kepada wartawan di kantor Bappeda Jabar, kemarin.

Dia menyatakan, rencana pembangunan Pelabuhan Cilamaya merupakan wacana lama, tapi tidak pernah terealisasi. Bah kan wacana tersebut sudah ada sejak dirinya menjabat sebagai Gubernur Jabar pertama kali pada 2008. Menurut Gubernur, ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla berkunjung ke lapangan, disim pulkan bahwa pembangunan pelabuhan Cilamaya batal dilak sana kan.

“Tapi tidak batal total, hanya akan digeser ke sebelah timur,” kata Gubernur. Aher sendiri mengusulkan agar rencana pembangunan pe - labuhan digeser ke wilayah Subang. Pemprov akan ambil ini siatif melakukan kajian lebih dulu agar pembangunan bisa segera dilakukan. “Harus ada peng gantinya, kira-kira di Subang. Masih relevan,” tutur Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar Deddy Taufik mengatakan, pihaknya mendesak pemerintah pusat segera me lakukan kajian terkait pembangunan pelabuhan pengganti Cilamaya. “Pelabuhan penting, harus segera dilakukan stu di di mana titik-titiknya. Yang penting ke arah timur, bisa Subang atau Indramayu,” kata Deddy.

Dia menilai, koordinasi berbagai pihak harus terus dilakukan agar segera dikaji pem bangunan pelabuhan pengganti Cilamaya ini. “Kita jangan melempem, harus desak terus, koor dinasi secepatnya. Studi akan dilakukan kementerian di beberapa titik tadi (Subang dan Indramayu). Kita harus dukung biar cost produksi berkurang. Karena kalau lewat darat mahal,” ungkap dia.

Yugi prasetyo
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6224 seconds (0.1#10.140)