Banjir Kepung Kabupaten Bandung

Senin, 06 April 2015 - 09:50 WIB
Banjir Kepung Kabupaten Bandung
Banjir Kepung Kabupaten Bandung
A A A
BANDUNG - Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wi layah Kabupaten Bandung pada Sabtu (4/4) membuat aliran Sungai Citarum kembali me luap.

Luapan air dari Sungai Ci tarum ini mengakibatkan tiga kecamatan tergenang air. Ketinggian air di tiga kecamatan yakni Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang sempat mencapai 40 cm hingga 1,5 meter. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat sekitar 6.000 rumah yang berada dilokasi tersebut terendam air.

Berdasarkan pantauan KORANSINDO, air yang me luap tersebut mengakibatkan sejumlah ruas jalar di Kabupaten Bandung ini terputus. Beberapa ruas jalan seperti Jalan Raya Dayeuhkolot-Banjaran; Ja lan Anggadireja yang menghubungkan Dayeuhkolot dan Ba - le endah; dan ruas Jalan Andir Rancamanyar tidak bisa di lalui. Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, ketinggian air mulai naik sejak Sabtu (4/4) malam.

Hujan deras yang terjadi lebih dari dua jam itu kembali mengakibatkan ribuan rumah warga di daerah kawasan langganan banjir itu terendam air dari luapan Sungai Citarum. “Data yang kami miliki 113 KK di Kelurahan Baleendah, 12 KK di Kampung Cijagra (Bojong soang), dan 20 KK di Da yeuh kolot mengungsi,” ujar Marlan. Dia mengungkapkan, meski air mulai surat pada Minggu (5/4) siang, namun pihaknya tetap meminta agar warga waspada, mengingat potensi hujan de ras masih cukup tinggi.

Dia menyebutkan, BPBD Ka bupaten Bandung telah mengeluarkan bantuan logistik bagi para korban banjir dengan stok yang masih dalam kondisi aman serta mencukupi. “Assesment baru selesai dilakukan. Warga juga sudah kami imbau untuk bersiap dievakuasi men cegah hal-hal yang tidak di ingin kan karena dikhawatirkan di lokasi tersebut akan kembali diguyur hujan,”ungkapnya.

Marlan menyebutkan, selain banjir akibat curah hujan de ngan intensitas tinggi yang terjadi Sabtu (4/4) lalu, membuat tanggul yang berada di Kampung Dayeuhluhur, Desa Pangauban, jebol. Jebolnya tanggul ini mengakibatkan tanah longsor. Dua rumah milik Sardimin, 35, yang dihuni 4 jiwa; dan Aman 70, yang dihuni dua jiwa rusak be rat. Pihaknya juga telah mela ku kan langkah evakuasi terhadap para korban.

”Beberapa jam se telah tanggul jebol kami diban tu warga berhasil member sih kan sisa material. Untungnya tidak ada korban jiwa,” tutur nya. Sementara itu, evakuasi warga Baleendah yang ru mah - nya tergenang air setinggi 1,5 meter terus dilakukan. Rahma, 38, bersama suami dan kedua anaknya terpaksa mengungsi karena rumahnya terendam air dengan ketinggian 1,5 meter. Dirinya tidak menyangka bila banjir yang kerap datang dan kembali surut itu kini mulai membesar usai hujan deras yang melanda lebih dari dua jam pada Sabtu lalu.

“Saya kira banjir besar enggak akan datang lagi. Terakhir banjir besar kan Desember tahun lalu. Kemarin-ke marin memang ada banjir tapi masih kecil tapi sekarang malah makin besar,” ujarnya. Rahma bersama warga lainnya berharap bantuan logistik bisa segera diberikan. Terutama pakaian dan popok anak. Dia yang tinggal bersama mertua nya tersebut juga berharap agar realisasi pembelian lahan di Cieunteung bisa terwujud.

Sementara itu, hujan deras yang masih mengguyur kawasan Kota Bandung, mengaki batkan banjir cileuncang. Banjir ini menyebabkan se jum lah ruas jalan terjadi kemacetan. Wakasat lantas Polrestabes Bandung, Kompol Santiadjie me ngatakan, tiga titik ke ma cetan akibat banjir cileuncang terjadi di putaran Laswi, depan Polsek Lengkong, dan seputar an Bandung Trade Centre (BTC). “Tiga titik itu yang selalu kami antisipasi karena selalu terjadi macet jika ada banjir cileuncang,” kata dia. Selain mengakibatkan kemacetan, lanjut Adjie, banjir cileun cang juga kadang membuat sejumlah lampu lalu lintas mati.

Sehingga polisi Satuan Lalu lintas tak jarang harus mengatur arus lalu lintas di sejumlah persimpangan di Kota Bandung. Menurut Adjie, banjir cileuncang ini diduga akibat bu ruk nya saluran drainase yang ter sumbat sampah, sehingga debit aliran air yang tinggi tak lancar dan tersumbat. Aki bat nya air pun luber keluar dan meng genangi jalan. Terpisah, Badan Metereo logi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi Ka - bu paten Majalengka mem prediksi wilayah Kabupaten/Kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayuma ja kuning) tengah memasuki per gan - tian musim (pancaroba) dari musim hujan ke musim ke marau.

“Dari lima wilayah itu, Ka bu - paten Indramayu lebih awal memasuki musim kemarau dibanding ke empat wilayah lainnya,” ujar Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi Kabupaten Maja lengka, Ah mad Faa Iziyn, kemarin.

Dila nashear/ agie permadie/ ade nurjanah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3579 seconds (0.1#10.140)