Pengusaha Huller Tewas Dibantai
A
A
A
KULONPROGO - Pembunuhan sadis menimpa Parno, 55, warga Kamal, Pendoworejo, Girimulyo, Kulonprogo, Sabtu (5/4) dini hari kemarin. Korban mengalami luka bacok di lambung kiri, paha kiri, dan di punggung belakang.
Hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan kasus ini. Keluarga korban menengarai pembunuhan ini terkait kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh korban dengan salah satu tetangganya. Pembunuhan yang menimpa pemilik huller (penggilingan padi keliling) ini terjadi sekitar pukul 02.00 WIB.
Saat itu pelaku mendatangi rumah korban dan mengetuk kamar yang dipakai korban tidur. Korban yang membuka pintu langsung diserang dengan senjata tajam hingga tersungkur. Istri korban yang mendengar keributan ikut keluar rumah dan mendapati korban sudah tertelungkup di tanah bersimbah darah. “Istri korban sempat melihat pelaku kabur ke arah bawah dengan sarung melingkar di leher pelaku,” ujar Suyono, adik korban.
Mendapati suaminya terkapar, Mujiyeml angsung berteriak dan membuat Suyono dan Narimo, adiknya, ikut terbangun. Bersama dengan anak korban, Sukidi, mereka melarikan korban ke RS PKU Nanggulan. Sampai di rumah sakit, korban sudah dalam kondisi tak bernyawa. Korban mengalami luka sayatan benda tajam di paha sebelah kiri, lambung kiri, dan punggung. Dagu korban juga ada sedikit lecet.
“Dia (korban) orang tertutup, kita tidak tahu pasti penyebabnya,” papar Suyono. Pihak keluarga menduga kematian korban terkait dengan perselingkuhan yang dilakukan oleh korban dengan tetangganya. Korban sempat dilaporkan polisi oleh keluarga pihak perempuan. Namun, kasus ini akhirnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Meski begitu, korban dengan perempuan tetangganya ini tetap menjalankan bisnis bersama.
Keduanya bahkan membeli mobil dan mesin huller yang setiap hari dipakai korban bekerja. Selain itu, korban juga kerap menjadi pemulung dan menggarap lahan. “Mereka itu masih berhubungan meski semuanya masih memiliki keluarga yang sah,” ungkapnya. Salah seorang dokter di RS PKU Nanggulan, Adhika Banu, mengatakan dari luka-luka yang ada ditubuh korban, luka dipunggung yang paling parah. Bekas sayatan benda tajam itu cukup dalam dan mengenai tulang iga dengan panjang mencapai 12 cm.
Jasad korban akhirnya dibawa ke RSUP dr Sardjito untuk diautopsi. “Bisa dipastikan senjata tajam yang dipakai,” ujarnya. K apolres Kulonprogo Yulianto mengatakan kasus ini masih didalami. Mereka telah memeriksa setidaknya lima orang saksi, baik dari keluarga korban maupun dari keluarga tetangganya yang dikabarkan memiliki hubungan perselingkuhan.
“Kita masih dalami kasus ini secara intensif,” ujarnya. Polisi juga terus melakukan pendalaman materi. Termasuk melakukan olah TKP dan penggeledahan di beberapa tempat yang dicurigai. Hasil ini akan dipakai sebagai bahan untuk membongkar kasus ini. Polisi juga menyita beberapa barang bukti milik korban seperti handuk dan pakaian.
“Kita masih dalami dan mengembangkan kemungkinan motif di balik kasus ini,” ujar Kasat Reskrim Polres Kulonprogo AKP Ricky Boy Sialagan.
Kuntadi
Hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan kasus ini. Keluarga korban menengarai pembunuhan ini terkait kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh korban dengan salah satu tetangganya. Pembunuhan yang menimpa pemilik huller (penggilingan padi keliling) ini terjadi sekitar pukul 02.00 WIB.
Saat itu pelaku mendatangi rumah korban dan mengetuk kamar yang dipakai korban tidur. Korban yang membuka pintu langsung diserang dengan senjata tajam hingga tersungkur. Istri korban yang mendengar keributan ikut keluar rumah dan mendapati korban sudah tertelungkup di tanah bersimbah darah. “Istri korban sempat melihat pelaku kabur ke arah bawah dengan sarung melingkar di leher pelaku,” ujar Suyono, adik korban.
Mendapati suaminya terkapar, Mujiyeml angsung berteriak dan membuat Suyono dan Narimo, adiknya, ikut terbangun. Bersama dengan anak korban, Sukidi, mereka melarikan korban ke RS PKU Nanggulan. Sampai di rumah sakit, korban sudah dalam kondisi tak bernyawa. Korban mengalami luka sayatan benda tajam di paha sebelah kiri, lambung kiri, dan punggung. Dagu korban juga ada sedikit lecet.
“Dia (korban) orang tertutup, kita tidak tahu pasti penyebabnya,” papar Suyono. Pihak keluarga menduga kematian korban terkait dengan perselingkuhan yang dilakukan oleh korban dengan tetangganya. Korban sempat dilaporkan polisi oleh keluarga pihak perempuan. Namun, kasus ini akhirnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Meski begitu, korban dengan perempuan tetangganya ini tetap menjalankan bisnis bersama.
Keduanya bahkan membeli mobil dan mesin huller yang setiap hari dipakai korban bekerja. Selain itu, korban juga kerap menjadi pemulung dan menggarap lahan. “Mereka itu masih berhubungan meski semuanya masih memiliki keluarga yang sah,” ungkapnya. Salah seorang dokter di RS PKU Nanggulan, Adhika Banu, mengatakan dari luka-luka yang ada ditubuh korban, luka dipunggung yang paling parah. Bekas sayatan benda tajam itu cukup dalam dan mengenai tulang iga dengan panjang mencapai 12 cm.
Jasad korban akhirnya dibawa ke RSUP dr Sardjito untuk diautopsi. “Bisa dipastikan senjata tajam yang dipakai,” ujarnya. K apolres Kulonprogo Yulianto mengatakan kasus ini masih didalami. Mereka telah memeriksa setidaknya lima orang saksi, baik dari keluarga korban maupun dari keluarga tetangganya yang dikabarkan memiliki hubungan perselingkuhan.
“Kita masih dalami kasus ini secara intensif,” ujarnya. Polisi juga terus melakukan pendalaman materi. Termasuk melakukan olah TKP dan penggeledahan di beberapa tempat yang dicurigai. Hasil ini akan dipakai sebagai bahan untuk membongkar kasus ini. Polisi juga menyita beberapa barang bukti milik korban seperti handuk dan pakaian.
“Kita masih dalami dan mengembangkan kemungkinan motif di balik kasus ini,” ujar Kasat Reskrim Polres Kulonprogo AKP Ricky Boy Sialagan.
Kuntadi
(ars)