Pelaksanaan Jumat Agung Berjalan Hikmah

Sabtu, 04 April 2015 - 11:56 WIB
Pelaksanaan Jumat Agung Berjalan Hikmah
Pelaksanaan Jumat Agung Berjalan Hikmah
A A A
TARUTUNG - Pelaksanaan Jumat Agung di sejumlah gereja di Sumut berjalan dengan hikmah. Pelaksanaan ibadah yang merupakan hari mengenang kematian Yesus Kristus di kayu salib juga disertai dengan pelaksanaan perjamuan kudus.

Di beberapa daerah, seperti Tapanuli Utara (Taput) dan Humbang Hasundutan (Humbahas), pelaksanaan Jumat Agung disertai proses jalan salib yang dilakukan mengelilingi permukiman warga. Di Taput, pelaksanaan prosesi jalan salib dilaksanakan warga di Kecamatan Siborongborong.

Pelaksanaan ibadah tersebut menarik perhatian masyarakat karena mendramakan seluruh perjalanan Yesus hingga menuju kematian di kayu salib. Acara yang diikuti langsung Bupati Taput Nikson Nababan, itu merupakan acara yang dipersiapkan warga untuk merenungkan kembali setiap perjalanan Yesus Kristus hingga menuju penyaliban.

Acara tersebut juga dirangkai dengan konser yang menampilkan Jojo Idol Junior. “Kami menganggap teater jalan salib ini menjadi bagian dari ibadah, karena merupakan ruang bagi jemaat untuk merenungkan kembali penderitaan Yesus hingga akhirnya berujung kematian,” ujar Humas Pemkab Taput, Donna Situmeang.

Di Humbahas, prosesi jalan salib digelar mengelilingi Kota Doloksanggul. Sejumlah warga secara spontan mengikuti perjalanan memikul salib hingga bukit Goolgata yang diperankan para pemuda Gereja HKBP Pargodungan. Peragaan jalan salib tersebut diharapkan dapat memaknai simbol penderitaan untuk keselamatan umat manusia.

Secara umum pelaksanaan Jumat Agung berlangsung dengan hikmah di seluruh gereja, baik Protestan maupun Katolik yang ada di Taput dan Humbahas. Tahapan-tahapan ibadah Jumat Agung bagi umat Protestan umumnya dilakukan dengan ibadah bersama dan menjelang siang dilakukan perjamuan kudus.

Sekitar pukul 15.00 WIB, baru dilakukan ibadah refleksi Paskah. Di Kota Medan, pelaksanaan Jumat Agung juga relatif aman dan lancar. Di Gereja Katedral Medan misalnya, ibadah Jumat Agung dihadiri ribuan umat Katolik. Pastor Silvester Asan Marlin dalam khotbah mengatakan, awal pelaksanaan Paskah dimulai dari perayaan Paskah orang Yahudi yang mendapat penetapan baru dari Tuhan Yesus.

Penetapan ini dilaksanakan pada saat Tuhan Yesus bersama para Rasul-Nya melaksanakan perayaan Paskah bersama sebagai bangsa Yahudi sekaligus perjamuan pada malam terakhir sebelum disalib. “Melalui penetapan ini, Tuhan Yesus membaharui makna dan arti dari Paskah yang mewariskan ajaran nan agung dan mulia, yakni cinta kasih lewat teladan dan contoh yang diberikan- Nya selaku Guru dan Tuhan. Perayaan Paskah ini hanya untuk mengenang bagaimana Yesus wafat di kayu salib untuk menebus dosa manusia,” katanya.

Menuju perayaan Paskah atau yang disebut prapaskah, umat Katolik diajak mempersiapkan diri (puasa) selama 40 hari. Menurut Pastor Silvester Asan Marlin, untuk tahun ini perayaan Jumat Agung di Gereja Katolik Indonesia mengangkat tema “Pola Hidup Sehat dan Berkecukupan”.

Pola hidup sehat dan berkecukupan ini tidak hanya menyangkut kebutuhan hidup jasmaniah saja, tetapi juga kebutuhan hidup rohaniah. Karena itu, dia berharap umat Kristiani bisa melaksanakan pola hidup yang baik selama berada di dunia tanpa melupakan tujuan hidup sejati, yakni hidup di akhirat.

“Inilah makna dari renungan Jumat Agung bagi umat Kristiani untuk senantiasa mengingat serta merenungkan kesengsaraan dan penderitaan Tuhan Yesus Kristus,” kata dia.

Baringin lumban gaol/ Frans marbun
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5625 seconds (0.1#10.140)