Sawah Tadah Hujan Masuki Masa Panen

Sabtu, 04 April 2015 - 11:23 WIB
Sawah Tadah Hujan Masuki Masa Panen
Sawah Tadah Hujan Masuki Masa Panen
A A A
MARTAPURA - Petani sawah tadah hujan di kawasan Tebat Sari, Kecamatan Martapura, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur masuk masa panen.

Masa panen petani sawah tadah hujan sedikit tertunda akibat terjadinya pergeseran masa tanam dampak dari musim kemarau yang terjadi menjelang masa tanam. Sumarno, salah seorang petani sawah tadah hujan di Tebat Sari, Martapura, mengatakan, memang saat ini sudah ada sebagian petani yang melakukan masa panen. Sekarang kondisi padi sudah masak sehingga petani tidak menunda lagi untuk melakukan panen. Karena khawatir buah padi akan rusak.

“Setelah padi masak kita langsung melakukan panen. Memang ada sebagian petani yang belum melakukan panen, karena kondisi buah padi belum terlalu masak,” jelasnya. Sementara, untuk bibit padi, petani memilih bibit unggul, di antaranya IR 64 dan Ciherang. Selain itu, ketika padi tumbuh petani rutin melakukan pemupukan sehingga membuat hasil panen semakin meningkat. ”Kita sangat bersyukur hasil panen sekarang lebih baik jika dibandingkantahunlalu,” katanya.

Sementara Rohmat, petani lainnya mengatakan, memang terjadi pergeseran masa panen karena sempat tertundanya masa tanam dampak dari kemarau. Setelah hujan, petani lalu tanam dan sekarang sudah memasuki masa panen.

Hasil panen disimpan terlebih d ahulu sebelum dijual maupun digiling menjadi beras. “Padi ini kita simpan di rumah sebagian, lalu sebagian lagi disisihkan untuk kebutuhan sehari-hari menjelang masa tanam beri kutnya. Kalau masih ada sisanya maka akan kita jual untuk modal musim tanam berikutnya yang tidak lama lagi,” terangnya.

Dia juga mengatakan, sebagian petani biasanya setelah panen langsung menjual gabahnya. Namun ada juga yang tidak menjual dan memutuskan menahannya. Bagi yang menjual padinya, uang yang dikumpulkan dari hasil panen tersebut akan digunakan dan diputar untuk modal usaha sampingan selain bertani dan modal menjelang masa tanam.

”Kalau padi milik saya tidak dijual seluruhnya. Karena saya khawatir kalau nanti musim kemarau panjang lagi sehingga masa tanam tertunda kembali. Jadinya gabah simpanan itu untuk menutupi kebutuhan makan sehari-hari,” imbuhnya.

Dadang dinata
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8516 seconds (0.1#10.140)
pixels