Titik Rawan Longsor Dipantau

Sabtu, 04 April 2015 - 11:11 WIB
Titik Rawan Longsor Dipantau
Titik Rawan Longsor Dipantau
A A A
BANDUNG - Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung terus memantau sejumlah titik rawan longsor, terutama di permukiman yang lokasinya dekat dengan aliran sungai.

“Kami pantau beberapa titik, seperti di Sungai Cironggeng dan Citepus. Karena ada beberapa kewasan yang cukup rawan kirmirnya ambrol,” ujar Kepala DBMP Kota Bandung Iskandar Zulkarnain, saat ditemui di Cihampelas kemarin. Hal itu dilakukan menyusul longsor yang mengakibatkan tiga rumah ambruk, di Jalan Cihampelas, Gang Swadaya 3, RT 8/2, Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong, pada Kamis (2/4).

Longsor terjadi akibat kirmir Sungai Cipaganti yang mengalir di kawasan tersebut tidak mampu menahan derasnya aliran air. Beruntung tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut. Pantauan KORAN SINDO, puluhan warga dibantu petugas dari DBMP tampak sibuk membereskan puing-puing rumah yang ambruk akibat ambrolnya kirmir Sungai Cipaganti. Dua rumah terlihat rusak parah, sementara satu rumah lagi tidak terlalu parah.

Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung dalam beberapa hari terakhir membuat volume air di sejumlah sungai Kota Bandung meningkat. Kemarin, aliran air Sungai Cipaganti masih terlihat sangat deras. Para pekerja tampak berhati-hati saat sedang melakukan perbaikan. Akses jalan yang sempit juga menyulitkan alat berat untuk masuk, sehingga proses perbaikan harus dilakukan secara manual.

“Sebenarnya kalau dilapangan tidak terlalu seperti ini, alat-alat berat mudah masuk akan cepat penanganan nya,” ujar Iskandar. Meski begitu, dia tetap akan berupaya memerbaiki kirmir di kawasan tersebut dalam waktu cepat. Selain itu pihaknya juga akan mencoba mengalihkan sebagian air yang masuk ke Sungai Cipaganti, agar arusnya tidak terlalu deras. “Kami lagi memikirkan bagaimana caranya membelokan sebagian air yang masuk ke sungai ini di bagian hulu. Agar arus air yang kesini tidak terlalu besar. Karena kami tidak bisa kerja kalau alirannya (besar) seperti ini,” katanya.

Ditanya terkait bangunan-bangunan yang berada di ban taran sungai, dia menjawab, secara aturan seharusnya tidak boleh. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan dinas terkait, untuk membahas masalah ini. “Ia harusnya tidak boleh. Kami akan koordinasi dengan di nas-dinas yang berkaitan dengan perizinan. Apakah bangunan-bangunan di sini ber izin atau tidak,” ujarnya.

Kendati begitu, pihaknya akan tetap melakukan perbaikan di lokasi tersebut, agar tidak membahayakan warga lainnya. “Tapi sementara itu kan, ini kami anggap bencana. Tetap kami harus tangani dululah supaya tidak ada korban,” pungkasnya.

Sementara itu, Lurah Cipaganti Rahmat Wahyu menuturkan, ambrolnya kirmir dikawasan tersebut bukanlah yang pertama. Pada Maret 2014 lalu juga pernah terjadi hal serupa namun tidak terlalu parah. “Sekarang jauh lebih parah,” ujarnya.

Dia juga mengaku terus mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat terjadi hujan, karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kejadian sperti ini. “Saya terus mengimbau masyarakat melalui para RW untuk terus waspada,” pungkasnya.

Mochamad solehudin
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9557 seconds (0.1#10.140)