Daur Ulang Plastik Jadi BBM
A
A
A
PALEMBANG - Puluhan teknologi tepat guru karya mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dipamerkan dalam eventyang digelar Badan Pemberda yaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Sumsel di lapangan par kir Universitas IBA mulai 31 Maret- 2 April 2015.
Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) misalnya, mahasiswa Fakultas Teknik Kimia Prodi Teknik Energi memperlihatkan mesin Thermal and Catalytic Crack ing Reactor Unit. Mesin ini ber - fung si sebagai alat konversi sampah plas tik menjadi bahan bakar cair. “Untuk 1 kg plastik menghasilkan minyak 700 ml,” terang M Ridho Husaini, mahasiswa semester IV Prodi Teknik Energi di lokasi acara, kemarin.
Sistem kerja mesin ini, papar Ridho, limbah plastik didaur ulang menjadi uap menggunakan reaktor dengan su hu 250 derajat. Selanjutnya, uap lim bah plastik didinginkan menggunakan radiator untuk mengubah jenis menja di cairan minyak. “Jenis cairan harus dikelola lebih lanjut untuk mengetahu isolar, premium atau minyak tanah,” jelasnya. Beda lagi yang dipamerkan Sekolah Ting gi Ilmu Pertanian (STIPER) Sriwigama, kampus ini bekerja sama dengan komunitas hidroponik memamerkan sis tem tanam tanpa menggunakan tanah.
Keunggulannya, proses tanaman bisa memanfaatkan tanah lebih maksimal. “Jika menggunakan tanah hanya mampu menanam 5 jenis tanaman, lewat sistem hidroponik bisa lima kali lipat,” terang Ketua Komunitas Hidroponik Sumsel M Syaryadi SP. Bukan itu saja, sistem hidroponik juga bisa mempercepat masa panen dan bebas dari hama. Bah kan, sayuran hasil dari tanam an diyakini bisa lebih higienis. “Menanam dengan pola hidroponik ini sudah kita sosialisasikan sejak 2012,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPMPD Sumsel Yusnin mengatakan, pa meran teknologi tepat guna (TTG) bertujuan untuk menyebar luaskan informasi teknologi ke pada masyarakat. Dalam pameran tersebut diikuti 13 perguruan tinggi di Sumsel. “Kegiatan ini juga memperkenalkan jenis tek nologi tepat guna dan produksinya secara visual kepada masyarakat,” terangnya.
Dia menjelaskan, program ini juga bisa meningkatkan kerja sa ma dan koordinasi antara peme rintah daerah, dunia usaha, per guruan tinggi dan lainnya. Meski begitu, diharapkan dalam mo men ini ada teknologi dari masyarakat yang bersentuhan langsung dengan ke - khasan Sumsel.
“Kalau ada peserta yang bisa membuat program menenun khas Palembang atau lainnya, karena itulah kami berharap momen ini bisa menjangkau kreasi mahasiswa,” harapnya.
Yulia savitri
Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) misalnya, mahasiswa Fakultas Teknik Kimia Prodi Teknik Energi memperlihatkan mesin Thermal and Catalytic Crack ing Reactor Unit. Mesin ini ber - fung si sebagai alat konversi sampah plas tik menjadi bahan bakar cair. “Untuk 1 kg plastik menghasilkan minyak 700 ml,” terang M Ridho Husaini, mahasiswa semester IV Prodi Teknik Energi di lokasi acara, kemarin.
Sistem kerja mesin ini, papar Ridho, limbah plastik didaur ulang menjadi uap menggunakan reaktor dengan su hu 250 derajat. Selanjutnya, uap lim bah plastik didinginkan menggunakan radiator untuk mengubah jenis menja di cairan minyak. “Jenis cairan harus dikelola lebih lanjut untuk mengetahu isolar, premium atau minyak tanah,” jelasnya. Beda lagi yang dipamerkan Sekolah Ting gi Ilmu Pertanian (STIPER) Sriwigama, kampus ini bekerja sama dengan komunitas hidroponik memamerkan sis tem tanam tanpa menggunakan tanah.
Keunggulannya, proses tanaman bisa memanfaatkan tanah lebih maksimal. “Jika menggunakan tanah hanya mampu menanam 5 jenis tanaman, lewat sistem hidroponik bisa lima kali lipat,” terang Ketua Komunitas Hidroponik Sumsel M Syaryadi SP. Bukan itu saja, sistem hidroponik juga bisa mempercepat masa panen dan bebas dari hama. Bah kan, sayuran hasil dari tanam an diyakini bisa lebih higienis. “Menanam dengan pola hidroponik ini sudah kita sosialisasikan sejak 2012,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPMPD Sumsel Yusnin mengatakan, pa meran teknologi tepat guna (TTG) bertujuan untuk menyebar luaskan informasi teknologi ke pada masyarakat. Dalam pameran tersebut diikuti 13 perguruan tinggi di Sumsel. “Kegiatan ini juga memperkenalkan jenis tek nologi tepat guna dan produksinya secara visual kepada masyarakat,” terangnya.
Dia menjelaskan, program ini juga bisa meningkatkan kerja sa ma dan koordinasi antara peme rintah daerah, dunia usaha, per guruan tinggi dan lainnya. Meski begitu, diharapkan dalam mo men ini ada teknologi dari masyarakat yang bersentuhan langsung dengan ke - khasan Sumsel.
“Kalau ada peserta yang bisa membuat program menenun khas Palembang atau lainnya, karena itulah kami berharap momen ini bisa menjangkau kreasi mahasiswa,” harapnya.
Yulia savitri
(ars)